Mohon tunggu...
Thomson Cyrus
Thomson Cyrus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta, blogger, vlogger

Untuk Kerjasama, Bisa hub Kontak Email : thomsoncyrus74@gmail.com DM IG : @thomsoncyrus74

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berbahaya! Kredit Motor Macet, Tim Mata Elang Beraksi

7 Maret 2014   00:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:10 1438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13940999871620291704

Para kompasianer yang berbahagia, saya kembali membagi ilmu lapangan istilah Jokowi kepada teman-teman semua. Jika teman-teman memperhatikan fenomena kredit motor yang begitu gampang dengan DP yang murah, akibatnya adalah bahwa tingkat kredit macet akan semakin tinggi.

Kredit macet, leasing gak boleh tinggal diam. Leasing akan menarik motor itu, tanpa ada ampun dengan bantuan debt collector. Nah kebanyakan yang kredit macet adalah orang yang tempat tinggalnya berpindah-pindah karena mengontrak rumah atau rumah kontrakan.

Dalam proses kredit biasanya ada data keluarga yang dapat dihubungi jika terjadi hal yang tidak diinginkan, jika ini juga susah dihubungi maka satu-satunya cara untuk mendapatkan motor itu adalah menemukan motor di jalan. Artinya leasing harus mengambil ditengah jalan jika sedang melintas.

Nah, fenomena ini yang mengganggu pikiran saya belakangan ini, setiap saya melintas di daerah bekasi, bogor, depok, tangerang, ada tempat-tempat tertentu, terutama yang banyak dilalui motor, yaitu adanya se gerombolan laki-laki yang duduk dan selalu memelototin setiap motor yang lewat. Awalnya saya tidak terlalu tertarik melihat pekerjaan mereka, tetapi lama kelamaan, kok ada dimana-mana. akhirnya saya mampir di warung kopi dekat tempat mereka memelototin setiap motor yang lewat.

Ketika saya mulai minum kopi dan tidak berapa lama, saya kaget, tiba-tiba ada 8 orang berdiri, lalu menghidupkan motor dan mereka berboncengan mengejar salah satu motor yang lewat, dan tidak terlalu jauh dari pandangan saya, motor itu mereka pepet lalu di suruh minggir, dari jauh terlihat ada perdebatan dan sesudah itu mereka membawa motor yang mereka kejar itu.

Bagi mereka yang duduk di warung kopi, ternyata kejadian itu sudah biasa bahkan mereka tertawa melihat aksi itu, cara-cara mereka mirip dengan film-film action di dalam memburu penjahat.

Ternyata mereka ini adalah bagian dari debt collector, tim seperti ini khusus disebut dengan istilah mata elang. Mengapa mata elang? karena mata mereka tajam melihat plat nomor setiap kendaraan yang lewat. Mereka hanya memegang buku tebal berisi daftar kendaraan bermotor yang kredit macet. Atau ponsel, ipad, smartphone yang telah ada data kendaraan motor yang kreditnya macet.

sumber photo : kaskus.co.id

Menurut pengamatan saya, cara-cara menagih utang dengan cara seperti ini sangat berbahaya, mengapa?


  1. Apakah mereka-mereka ini (mata elang) di latih mengendarai motor dengan baik dan benar? Karena kalau tidak? Pengendara lain yang tidak menjadi target bisa korban kecelakaan lalu lintas oleh karena kaget, takut, dsb nya.
  2. Secara psikologi, saya yakin tim mata elang ini adalah orang yang labil, dengan gaya hidup pemabuk, penjudi, dll, karena dibutuhkan keberanian untuk pekerjaan seperti ini, sehingga cara-cara yang digunakannya juga pasti dengan cara-cara premanisme. Hal ini bertentangan dengan Hak Asasi Manusia.
  3. Cara-cara seperti ini juga mendegradasi moral masyarakat, karena cara-cara seperti ini mempermalukan. Leasing harus bertanggung jawab dengan konsep penagihan seperti ini, carilah cara-cara menagih yang lebih elegan, karena leasing biasanya sudah perusahaan yang besar. Sehingga cara dan sistem kerjanya juga harus profesional.


Himbauan kepada aparat penegak hukum agar memperhatikan keselamatan masyarakat dijalanan. Aparat penegak hukum tidak boleh membiarkan cara-cara seperti ini. Lindungilah warga anda, karena mereka butuh perlindungan dan keamanan. Jika dia bersalah, ada hukum perdata atau jika pidana, silakan ajukan ke pengadilan.

Bank Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan harus memberikan pengawasan kepada lembaga keuangan yang seperti ini, jangan korbankan masyarakat hanya untuk pertimbangan ekonomi semata.

Saya yakin, para kompasianer juga pernah memperhatikan yang seperti ini di sudut-sudut jalan, terutama dekat lampu merah.

Mari kita perangi cara-cara kasar seperti ini demi Indonesia yang lebih baik

Selamat sore semuanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun