Sumber foto : c31marius.deviantart.com
Masih segar diingatan saya, ketika demo besar-besaran menggulingkan Soeharto tahun 1998, di Medan, terjadi kerusuhan besar, pembakaran gedung, motor, mobil dan penjarahan terjadi di mana-mana. Suasana mencekam, kami adalah salah satu demonstran di garda terdepan. Kerusuhan pertama terjadi adalah ketika demo besar-besaran di depan kampus kami (USU), saat itu motor polisi di bakar tepat di pertigaan mau masuk USU, saat itu sangat jelas diingatan betapa mencekamnya suasana. Seketika kabar kerusuhan di simpang USU terkabar ke segala penjuru kota Medan, dari sanalah dimulai perlawanan besar-besaran, semua elemen mahasiswa dan aktivis bersatu padu untuk menumbangkan rezim soeharto.
Sungguh! suasana saat itu benar-benar menguras tenaga dan pikiran, ketakutan selalu menghantui setiap langkah kami ketika itu. Kasak kusuk berita penangkapan para demonstran di berbagai daerah lain, segera terkabar ke posko perlawanan kami di kampus, kami merapatkan barisan, lalu tidak lama terjadilah kerusuhan besar dimana-mana. Kami para aktivis (demonstran) yang berada di garda terdepan mengambil langkah untuk sementara menjaga jarak dari keramaian.
Segera setelah terjadi penculikan aktivis di berbagai daerah, dan kerusuhan yang memakan korban trisakti di Jakarta, kami tiarap. Tidak datang ke kampus beberapa hari, sebelum Soeharto turun. Ketika itu, saya masih ingat, saya tidak pulang 3 hari ke rumah, karena ada yang mengikuti saya, mulai dari kampus sampai ke rumah, untungnya saya bisa menghilangkan jejak, saya naik motor, melalui gang-gang sempit di sekitar Mandala, untuk kemudian saya mengasingkan diri bersama teman di rumahnya.
Kabar penculikan aktivis di daerah Jawa, sungguh membuat kami ketakutan, setiap gerakan yang mencurigakan kami antisipasi dengan sangat hati-hati. Beruntung bagi kami, tidak berapa lama setelah peristiwa itu, Soeharto mengundurkan diri, dan isu penculikan berubah menjadi sebuah ketenangan.
Dan jika tidak, mungkin saya bersama teman yang lain juga bisa hilang jejaknya sampai sekarang.
Saudaraku! masih banyak hingga kini, korban penculikan yang belum diketahui kabar beritanya. Kita juga tidak tahu siapa otak penculikannya itu, meskipun Tim Mawar telah dihukum antara 12-22 bulan. Saya tidak mau menuduh siapa pun, mungkin kita akan menuduh seseorang. Bagi saya, inisiatornya, siapapun itu, pasti akan menerima karma nya.
Saudaraku, masih ada korban penculikan sekitar 12 orang aktivis 1998 yang masih lenyap sekitar 16 tahun, kita tidak tahu di mana sekarang. Yang pasti mereka tidak kita ketahui keberadaannya. Wiji Thukul, sang penyair dan penulis itu adalah salah satu contoh, yang belum kita tahu kabar beritanya. Wiji Thukul diperkirakan diculik sekitar Mei 1998.
Saudaraku, saya hanya ingin mengatakan kepada saudaraku semua, bahwa :
Penculikan itu adalah perbuatan biadab dan tercela. Ia biadab sebab penculikan menimbulkan ketakutan, mungkin tubuh kita akan rontok, dihujam sepatu yang dibeli dari uang kita sendiri. Gigi kita bisa berserakan, akibat hantaman benda tumpul, anda tidak akan langsung mati dibunuh, jika anda diculik, anda akan disiksa, kulit anda akan lebam, akibat ganasnya tangan-tangan yang terlatih untuk memukul musuh, padahal tangan-tangan terlatih itu juga dibayar dari keringat anda, di saat anda bekerja keras.
Penculikan akan mendatangkan rasa ngeri di dalam diri anda, sebab anda akan diperlakukan melebihi binatang jalang, sampai anda mengaku bahwa anda salah. Mungkin mulut dan wajah anda juga akan mendapatkan hujan kencing, sebab mereka penculik itu adalah orang-orang berhati binatang jalang. Tak ada harapan bagi anda, jika sudah menjadi korban penculikan, maut sangat dekat, kematian sangat dekat.