Kebiasaan elit parpol membagi bagi kursi kekuasaan telah meninabobokan mereka selama ini. Keyakinan mereka akan digandeng oleh Capres yang elektabilitasnya tinggi juga telah membuat mereka terlalu percaya diri bahwa keputusan mereka sangat penting.
Tetapi menjadi lain ceritanya ketika Jokowi secara tegas mengatakan tidak ada bagi-bagi kursi menteri, yang ada mari bekerjasama satukan visi misi untuk memajukan Indonesia agar menjadi lebih baik dan dapat berdikari, berbudaya serta berdaulat secara ekonomi. Para elit parpol sangat yakin Jokowi akan membutuhkan mereka dengan cara bagi-bagi kursi diawal koalisi.
Jokowi adalah Jokowi, itulah yang membedakannya dengan elit parpol dan pemimpin yang lain. Baginya yang utama adalah rakyat, mengajak rakyat bersama-sama itu jauh lebih penting dibandingkan bernegosiasi dengan para elit parpol dalam bagi-bagi kekuasaan.
Safari Silaturahmi Jokowi di week end kemarin telah menyadarkan para elit parpol bahwa Jokowi memang nekat dan tidak peduli dengan keangkuhan elitis mereka. Safari ke sejumlah tokoh Islam di Yogyakarta, Jatim, Jateng bersama beberapa petinggi partai PDIP, Nasdem, PKB, membangunkan mereka dari mimpi, bahwa benar Jokowi tidak mau bernegosiasi tentang kursi-kursi menteri itu.
Dalam waktu dekat, ARB akan bertemu kembali dengan PRabowo untuk negosiasi tentang kemungkinan mereka bersatu untuk membangkitkan kekuatan Orde Baru. Dua orang yang sangat percaya diri, bahwa banyak parpol yang mau berkoalisi dengan mereka. Golkar dengan berbagai sayap organisasinya mulai kasak kusuk, galau, dan ketakutan ketinggalan kereta, jika ARB tidak segera mendapatkan pasangan Capres, terakhir malah ada isu penggulingannya akibat dianggap gagal mengangkat suara partai.
Golkar yang sebelumnya identik dengan kursi kekuasaan, sepertinya tersadar akan langkah-langkah yang diambil oleh Jokowi. Ada pertanyaan dalam diri mereka, apakah mereka siap menjadi partai oposisi (Di luar kekuasaan), atau bertarung habis-habisan bersama musuh dalam selimut Prabowo (Prabowo-ARB).
Gerindra juga tetap menjaga komunikasi yang intens dengan PAN, sebab Gerindra paham betul siapa Golkar sebenarnya, sampai last minute, omongan Golkar tidak akan pernah bisa dijadikan jaminan. PAN setali tiga uang dengan Golkar, tetap memberikan HArapan Palsu kepada Gerindra. Sebenarnya PAN menunggu keputusan yang diambil oleh SBY, siapa pemenang konvensi partai Demokrat.
Semua parpol merasa linglung saat ini kecuali PDIP, Nasdem, PKB yang sudah jelas arah dan tujuan mereka bersama Jokowi. Ketiga Parpol ini tinggal bekerja dan berkeliling untuk mensosialisasikan program-program Jokowi, tidak ada hambatan psikologis lagi untuk bekerja.
Jokowi selalu membuat perbedaan, ia ada untuk berbeda dari pemimpin yang lain. Instingnya sangat bagus, sebab ia berbicara dengan hati yang tulus. Tuduhan bahwa apa yang dilakukan selalu pencitraan, jelas-jelas kerjaan orang yang sedang galau, takut, kuatir akan masa depan mereka.
Para elit parpol sedang linglung, tekanan berada di pundak mereka sekarang. Terutama Prabowo dan ARB yang sangat berambisi untuk menjadi Presiden, hari-hari belakangan ini akan menjadi hari-hari yang melelahkan bagi mereka, bahkan menurut saya, minggu-minggu ini adalah minggu dimana Prabowo akan mengalami tekanan yang paling berat dalam hidupnya, sebab nafsu kekuasaannya sangat tinggi, Dia berkata, "kalau tidak sekarang atau tidak akan pernah sama sekali". Prabowo akan melakukan segala hal agar dia bisa mencalonkan diri.
Yang kita takutkan minggu-minggu ini adalah tawaran-tawaran yang menggiurkan dibawah meja, agar mendapatkan dukungan pencapresan bagi calon tertentu.
Kita tentu prihatin akan cara elit parpol yang masih berprilaku bagi-bagi kursi kekuasaan, tetapi rakyat semakin cerdas. Dan kita akan melihat ke arah mana, kegalauan mereka di bawa, apakah asal koalisi atau memberikan yang terbaik untuk rakyat.
Kita dapat mengawasi jalan pikiran mereka dengan tetap mengedukasi kepada rakyat, mana yang memikirkan rakyat atau hanya keinginan elit semata.
Salam kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H