Mohon tunggu...
Thomson Cyrus
Thomson Cyrus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta, blogger, vlogger

Untuk Kerjasama, Bisa hub Kontak Email : thomsoncyrus74@gmail.com DM IG : @thomsoncyrus74

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ternyata Akbar Tanjunglah di Balik Semua Ini

6 Oktober 2014   20:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:10 19247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akbar Tanjung Jusuf Kalla saling mengalahkan di internal Golkar bersama faksi masing-masing, sumber photo : rimanews.com

Tidak biasanya partai Golkar tidak tertarik bergabung dengan partai Pemerintah, apalagi Wakil Presiden terpilih adalah mantan Ketum Golkar dan masih tercatat sebagai anggota Golkar hingga kini. Naluri ke karya an partai Golkar, bisa-bisanya memosisikan diri mereka diluar pemerintah.

Runut punya runut, selidik punya selidik, saya flashback ke belakang. Mengapa partai Golkar benar-benar iklas di luar pemerintahan? Sebab saya yakin setiap partai politik ingin berada di lingkaran pemerintah yang sedang berkuasa, terlebih partai golkar, belum pernah ada sejarahnya berada di luar pemerintahan, meskipun bergabungnya saat saat terakhir dengan rejim yang memenangkan pilpres.

Saya tidak yakin koalisi Indonesia Hebat tidak merangkul mereka, apalagi wapres terpilih adalah bagian dari partai Golkar, jika demikian halnya? Mengapa koalisi Indonesia Hebat tidak berhasil merangkul partai Golkar? Di samping kepentingan-kepentingan dari berbagai pihak maka saya melihat peran besar Akbar Tanjung dalam kondisi ini, mengapa?

Pertama, Akbar Tanjung adalah mantan Ketum Partai Golkar, dimana pada saat dia ingin dipilih kembali, dia dikalahkan oleh Jusuf Kalla yang pada saat itu terpilih menjadi wapres mendampingi SBY pada periode 2004-2009. Ternyata Akbar Tanjung belum dapat melupakan kekalahan itu, sebab dia berkeyakinan punya kontribusi yang besar untuk mempertahankan partai Golkar saat itu dari berbagai hujatan dan goncangan, tetapi dengan mudah di rebut oleh Jusuf Kalla dari genggamannya. Itulah kekalahan pertama Akbar Tanjung dari Jusuf Kalla. Saat Jusuf Kalla Ketum Golkar, Akbar Tanjung sempat menepi selama 5 tahun, hingga dia diangkat menjadi Ketua Dewan Penasehat di masa kepemimpinan Aburizal Bakrie yang mengalahkan Surya Paloh yang orang dekat Jusuf Kalla.

Di saat Jokowi mencari pendamping untuk dijadikan Cawapres Jokowi, Akbar Tanjung sangat bernafsu ingin mendampingi Jokowi, itu terlihat dari berbagai langkah2 Akbar Tanjung mengundang Jokowi saat itu ke rumah Akbar Tanjung, dengan mengatakan bahwa Istri Akbar Tanjung, ibu nina Tanjung adalah satu almamater dengan Jokowi dari UGM. Akbar Tanjung sempat berharap besar akan dipinang oleh Jokowi, sebab tidak sedikit juga dukungan untuk memasangkan mereka, apalagi Akbar Tanjung dapat mewakili wilayah di luar pulau Jawa. Tetapi apa lacur, Jokowi menjatuhkan pilihannya kepada Jusuf Kalla setelah membaca tulisan kompasianer Thomson berikut ini  haha... : http://politik.kompasiana.com/2014/04/10/satu-putaran-menang-jokowi-jusuf-kalla-pasangan-sempurna-dengan-koalisi-pdip-pkb-nasdem-648059.html dan : http://politik.kompasiana.com/2014/04/12/pilihan-terbaik-jokowi-jk-mampu-menata-indonesia-hebat-648439.html

Saat itulah, amarah Akbar Tanjung memuncak kepada dirinya sendiri dan kepada Jusuf Kalla. Akbar tanjung marah kepada dirinya sendiri sebab dia tidak pernah bisa mengalahkan Jusuf Kalla dalam memperebutkan posisi terhormat. Dan sejak itulah, energi dan kekuatan Akbar Tanjung untuk mengalahkan Jusuf Kalla amat besar. Itu juga penyebabnya makanya selama kampannye pilpres yang lalu, Akbar Tanjung habis-habisan berkampanye untuk Prabowo Hatta, dengan satu tujuan untuk menjegal Jusuf Kalla ke tahta terhormat.

Tapi apa dinyana, ternyata takdir masih mengatakan Jusuf Kalla bersama Jokowi lah pemenangnya, lagi-lagi Akbar Tanjung pecundang. Dan Akbar Tanjung pulalah yang menyarankan Prabowo untuk tidak menerima kekalahan begitu saja, hingga saat ini Prabowo belum pernah menyampaikan ucapan selamat kepada Jokowi JK. Kita masih ingat ketika itu, Hatta Rajasa sudah menerima kekalahan, tetapi atas saran Akbar Tanjung, ARB dan Idrum Marham menjadi buyar.

Rupanya, sakit hatinya Akbar Tanjung kepada Jusuf Kalla tidak berhenti sampai disitu. Akbar Tanjung dengan berbagai macam pengalaman organisasinya secepat kilat mendoktrin koalisi Merah Putih agar tidak mau tertarik dan bergabung dengan koalisi Indonesia Hebat. Dan secepat kilat pula, UU MD3 dirubah, setelah mendapatkan komitmen dari partai pengusung koalisi Merah Putih. Dengan Slogan " Koalisi Merah Putih sebagai Koalisi Penyeimbang".

Langkah-langkah Akbar Tanjung dan Koalisi Merah Putih ini tidak lebih dari hanya ingin menunjukkan pada publik bahwa mereka lebih berpengaruh, mereka lebih berkuasa, mereka hanya ingin menunjukkan pada rakyat Indonesia bahwa mereka belum habis.

Kedua, Saya berpikiran Akbar Tanjunglah grand design di balik ingin mengembalikan pilkada lewat DPRD, sebab diyakini banyak pihak, Akbar Tanjung sangat berpengaruh di daerah. Dengan demikian, Akbar Tanjung dapat memainkan perannya di daerah untuk merebut kekuasaan di daerah, sehingga Akbar Tanjung lebih berpengaruh dibanding Jusuf Kalla.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun