Mohon tunggu...
Thomson Cyrus
Thomson Cyrus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta, blogger, vlogger

Untuk Kerjasama, Bisa hub Kontak Email : thomsoncyrus74@gmail.com DM IG : @thomsoncyrus74

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Fahri Hamzah Kembali Benturkan Jokowi dengan SBY

7 Januari 2015   16:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:38 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Illustrasi gambar Jokowi SBY (itoday.co.id)

Mengutip pemberitaan Kompas.com kemarin, 06 Januari 2015 yang mengatakan ;

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai, pemerintahan Joko Widodo kurang menghargai hasil kerja pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Padahal, SBY menyiapkan kebutuhan pemerintahan Jokowi.

‎"Itu yang dilakukan Pak SBY sampai beliau mengantarkan Pak Jokowi ke Istana. Iktikad ini harusnya dilihat sebagai kebaikan dari satu pemerintahan yang memberikan warisan yang baik," tutur Fahri di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (5/1/2015), seperti dikutip Tribunnews.com.

Ia menganggap, SBY meninggalkan "warisan" ekonomi dan politik yang stabil, termasuk APBN dari awalnya Rp 340 triliun menjadi Rp 2.039 triliun dengan ruang fiskal hampir Rp 250 triliun. Dengan dana Rp 250 triliun, kata Fahri, pemerintahan Jokowi dapat membangun berbagai macam infrastruktur.‎

Tetapi saya malah tidak melihat alasan Fahri Hamzah dari sisi mana Jokowi tidak menghargai SBY, Fahri Hamzah tidak ada mengungkapkan disitu, di dalam hal apa Jokowi tidak menghargai SBY. Selengkapnya dapat dibaca :

http://nasional.kompas.com/read/2015/01/06/10524021/Fahri.Hamzah.Jokowi.Harusnya.Mengucapkan.Terima.Kasih.kepada.SBY?utm_campaign=popread&utm_medium=bp&utm_source=news

Tanpa menebarkan kebencian kepada Fahri Hamzah, mari kita sedikit membuka fakta jika kita hubungkan dengan pernyataan Fahri Hamzah diantaranya :

Pertama, Fahri Hamzah mengatakan SBY telah mengantarkan Jokowi ke Istana dengan menggelar karpet merah. Fahri Hamzah lupa, Jokowi bukanlah tipe pemimpin yang senang dengan penyambutan yang seperti itu. Bahkan sejak dia menjadi Presiden, Jokowi telah menghimbau kepada setiap kepala daerah, pejabat daerah, jika Jokowi kunjungan jangan ada penyambutan yang berlebihan. Justru Jokowi tidak nyaman dengan segala rupa penyambutan yang dilakukan oleh SBY terhadap dirinya. Oleh karena Jokowi menghargai SBY lah, Jokowi bersedia menerima penyambutan yang dilakukan SBY.

Jadi Fahri Hamzah tidak pernah memahami Jokowi sebab dia selalu menebar kebencian yang mendalam. Tetapi Fahri Hamzah harus sadar, pernyataannya ini tidak akan berhasil membenturkan Jokowi dan SBY.

Kedua, Jika berbicara ruang fiskal yang begitu besar di tahun 2015, dia katakan sekitar Rp 250 Triliun, tetapi Menteri Keuangan mengatakan ada sekitar Rp 230 triliun (sekali lagi data Fahri Hamzah tidak valid karena banyak tidur di DPR) dikatakan itu adalah jasa SBY.

Fahri Hamzah lupa, bahkan tidak tahu sama sekali asal muasal adanya ruang fiskal Rp 230 triliun itu (saya tidak gunakan 250 triliun, sebab lebih terpercaya data Menteri Keuangan). Adanya ruang fiskal yang begitu besar adalah berasal dari berbagai penghematan yang diadakan oleh Jokowi JK seperti pemotongan biaya perjalanan dan rapat, dan berbagai kebijakan yang dilakukan oleh Jokowi lewat perubahan RAPBN 2015 yang akan diajukan ke DPR. Tentu saja berasal dari kenaikan harga BBM yang kemarin diputuskan oleh Jokowi JK dengan sangat berani.

Fahri Hamzah lupa, jika mengacu pada RAPBN yang diajukan oleh SBY, ruang fiskal tidak ada sebesar Rp 250 triliunnya Fahri Hamzah.

Jokowi justru menghargai SBY dengan tidak mempermalukan SBY kepada rakyat, sebab jika Jokowi ingin mempermalukan SBY, itu pasti banyak jalan, sebab ada begitu banyak kekurangan di pemerintahan SBY. Kita bisa lihat betapa geramnya Menteri Susi akibat bobroknya SBY menangani sektor perikanan dan kelautan. Kita bisa saksikan betapa banyak para oknum aparat maupun PNS yang bermain di segala bidang, seperti yang baru terjadi dalam permainan ijin Air Asia. Hampir semua sektor kita bermasalah, akibat peninggalan 10 tahun SBY yang amburadol.

Jokowi justru ingin mencuci piring kotor peninggalan SBY. Sejak Jokowi Presiden, di depan kita terang benderang semua permasalahan. Seharusnya sudah lama kita, harus lebih baik dari kondisi saat ini, jika SBY bekerja dengan baik. Tetapi karena SBY hidup dengan gaya pencitraannya, kita menjadi korbannya, ekonomi kita harusnya bisa melesat, tetapi ditangan SBY, autopilot.

Ah...Fahri Hamzah, anda coba membenturkan Jokowi dan SBY dengan memainkan perasaan SBY yang melow...Pasti gagal!

Salam kompasiana deh...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun