Mohon tunggu...
Thomson Cyrus
Thomson Cyrus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta, blogger, vlogger

Untuk Kerjasama, Bisa hub Kontak Email : thomsoncyrus74@gmail.com DM IG : @thomsoncyrus74

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Awas! Ada Strategi Ceraikan Jokowi dari Megawati dan Surya Paloh!

17 Januari 2015   21:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:56 1424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_364842" align="aligncenter" width="300" caption="Illustrasi Jokowi diantara Megawati dan Surya Paloh. sumber poskotanews.com"][/caption]

Saya sudah lama mengamati strategi ini, dan selalu ampuh.

Sewaktu pilpres ada slogan, Jokowi Yes, PDIP No! Slogan ini sukses memecah suara yang masuk ke PDIP  pada saat pilpres 2014. Dari survey terakhir sebelum pemilu, para pengamat sudah yakin PDIP dapat mendulang suara sekitar 25-30%, tetapi kampanye, "Jokowi yes, PDIP No!" sukses memecah suara, dengan konsep, Jokowi tidak diserang, tetapi PDIP yang dibabat habis, hasilnya sekalipun PDIP menang, tetap saja jauh dari harapan, hanya 18,9% suara.

Slogan ini terutama dipakai oleh kader-kader PKS, Gerindra dan Demokrat. Operasi ini, tidak disadari oleh kader PDIP, mereka asyik dengan popularitas Jokowi. Tidak ada usaha untuk melawan perang, "Jokowi Yes, PDIP No!"

Strategi yang dipakai itu hampir menyulitkan Jokowi menempuh puncak tertinggi pemerintahan sebagai seorang Presiden.

Akibat kuatnya nama baik Jokowi di mata masyarakat, maka lawan politik selalu bekerja keras untuk melihat kelemahan terbesar dari seorang Jokowi. Para lawan politik tidak punya amunisi lagi jika hanya menyerang Jokowi. Para lawan selalu mengincar orang-orang dekat Jokowi.

Slogan "Jokowi Yes, PDIP No!" sukses, orang lalu memusatkan perhatian kepada Megawati dan Surya Paloh. Pemilihan Jaksa Agung dan Kapolri, kebetulan atau tidak, terencana atau tidak, seakan pas, menjadi jatah Surya Paloh, dengan menyodorkan M Prasetyo, kader partai Nasdem. Kapolri terpilih Budi Gunawan, yang diyakini banyak orang adalah orang dekatnya Megawati.

Ketika Jokowi mengangkat M Prasetyo menjadi Jaksa Agung, semua mata tertuju kepada Surya Paloh. Ketika Jokowi mengajukan calon tunggal Kapolri Budi Gunawan sebagai calon Kapolri, semua mata tertuju kepada Megawati, kebetulan Komjen Budi Gunawan disaat yang bersamaan menjadi tersangka oleh KPK dalam kasus gratifikasi.

Segera setelah itu, maka semua lawan politik Jokowi berdendang, ada mangsa, langsung dilahap, KMP sukseskan Budi Gunawan lewat komisi 3 dan lewat paripurna DPR dan menyetujui BG untuk segera dilantik menjadi Kapolri yang baru menggantikan Jenderal Sutarman yang dianggap kurang gebrakan.

Semua heboh, relawan heboh, para politik bermain intrik, maka ada begitu banyak kampanye. Strategi yang sama seperti Jokowi Yes, PDIP No. Sekali ini, ada begitu banyak kampanye agar Jokowi jangan pernah lagi mendengar nasihat Megawati dan Surya Paloh, Jokowi menjaga jarak dengan Megawati dan Surya Paloh.

Hey, hati-hati, terutama pendukung dan relawan Jokowi, politik itu liar, anda tidak boleh lengah sedikit pun. Jangan tegang jika ada masalah besar, tetap tenang. Sebab iblis datang dan bekerja dengan baik, jika kita panik.

Hey, awas, hati-hati, santai sedikit, jangan ikut permainan mereka. Mengapa kita tidak perlu menggubris, agar Jokowi segera meninggalkan bahkan bila perlu menceraikan Megawati dan Surya Paloh?

Pertama, Megawati adalah PDIP. PDIP dan Megawati adalah rumah Jokowi. Seseorang yang sedang berperang, rumah adalah tempat berteduh, tempat menenangkan diri untuk mengambil keputusan yang bijaksana. Anda boleh berpikir, PDIP dan Megawati adalah benalu dalam pemerintahan Jokowi. Anda mungkin boleh berpikir, Megawati dan PDIP adalah kelemahan Jokowi. Tapi pernahkah anda berpikir, sejelek apa pun rumah kita, kita tetap memiliki dan mencintainya. Demikian juga Jokowi, sejelek apa pun PDIP dan Megawati di mata publik, Jokowi memiliki dan mencintai PDIP dan Megawati.

Dan dalam cintalah ada kekuatan, oleh sebab itu, seperti apa pun PDIP dan Megawati saat ini, merekalah kekuatan Jokowi. Anda punya pasti alasan, yang berjuang relawan kok!,...nanti dulu, di bagian terakhir saya bahas.

Kesolidan Megawati dan PDIP adalah pertahanan yang paling baik bagi Jokowi. Politik sangat dinamis, jika Jokowi tidak bersama-sama dengan Megawati dan PDIP maka akarnya akan cepat goyah. Inilah yang coba diincar lawan politik, membuat dan meletakkan dasar, seakan-akan Jokowi tidak perlu PDIP dan Megawati, seakan-akan Jokowi tidak membutuhkan Megawati dan PDIP.

Hati-hati, lawan politik paham benar kekuatan Jokowi adalah solidnya PDIP di bawah naungan Megawati, maka tugas lawan politik untuk melemahkan kekuatan ini.

Kedua, Anda tidak terima Surya Paloh, banyak ambil andil dalam pemerintahan Jokowi JK. Surya Paloh bersama Nasdem beserta kerajaan Media Surya Paloh adalah kekuatan Jokowi. Anda masih ingat ketika kampanye Pilpres. Jokowi hanya didukung Metro TV melawan TVOne, Antv, RCTI, MNC TV. Anda terpikir gak? Seandainya Metro TV tidak pro-Jokowi. Itulah yang dialami oleh partai Demokrat bersama SBY. Hanya dalam beberapa tahun, karena SBY tidak memiliki media yang pro ke dia, Demokrat babak belur.

Anda meminta Jokowi meninggalkan Surya Paloh, nanti dulu, kecuali Surya Paloh korupsi lewat kader-kadernya, kita hajar bersama-sama. Surya Paloh penting bagi Jokowi, di udara, Metro TV adalah pertahanan sekaligus penyerang terbaik bagi tim Jokowi.

Apa pun yang jelek anda lihat dari keberadaan Surya Paloh di sisi Jokowi, pahamilah satu hal. Setiap kekuasaan ada tetap kepentingan, yang penting kita lihat dan kontrol, awasi keberadaannya.

Jika mereka-mereka telah berhasil untuk menceraikan Jokowi dari Megawati dan Surya Paloh, maka Jokowi tidak akan efektif atau bahkan berhasil mereka turunkan di tengah jalan. Lah ada rakyat di belakang Jokowi!... ini yang point berikutnya mau saya katakan.

Ketiga, Orang beranggapan relawanlah, rakyatlah pendukung terbesar Jokowi, benar. Tidak ada yang mengingkari itu. Tapi sadarkah kita, sebagai pendukung, adakah loyalitas dalam diri kita? Mengapa TNI ataupun Polri bisa kita lihat solid? Sebab anggotanya loyal kepada atasannya.

Lantas, dapatkah loyalitas yang seperti itu kita dapatkan dari relawan, belum tentu, sebab para relawan juga punya kepentingan masing-masing. Kita susah mendapatkan loyalitas itu, padahal loyalitas sangat penting bagi perjuangan Jokowi.

Dapat kita buktikan pas kegaduhan mengenai Kapolri baru, ada begitu banyak nada-nada ancaman, untuk meninggalkan Jokowi, tanpa memahami proses yang sedang dilakukan oleh Jokowi. Relawan, anda memang berperan ketika Jokowi terpilih, tapi ingat, perjuangan bukan pake pamrih, jangan menang sendiri. Jangan gampang-gampang ngambek, ngancam. Kalau pendukung setia, dibutuhkan loyalitas tinggi. Jangan anda bertopengkan relawan, tapi anda sendiri bukan pejuang? Anda sebentar-sebentar ngedumel, bersungut-sungut.

Pekerjaan bersungut-sungut adalah pekerjaan orang pesimis, jika anda dukung Jokowi, maka anda harus pahami karakternya seorang Jokowi. Jokowi adalah pejuang, Jokowi adalah seorang yang optimis.

Sekali lagi saya bukan menggurui, tapi rapatkan barisan, setiap saat ada potensi untuk dipecah belah.

Salam sukses untuk anda!

Link terkait :

http://sosok.kompasiana.com/2015/01/16/tahukah-anda-jeritan-hati-seorang-jokowi-saat-ini-702320.html

http://politik.kompasiana.com/2015/01/14/komjen-budi-gunawan-adalah-korban-permainan-politik-tingkat-tinggi-701981.html

http://hukum.kompasiana.com/2015/01/13/jokowi-tidak-mau-bertemu-kpk-untuk-melecut-kpk-agar-bertindak-701882.html

http://politik.kompasiana.com/2015/01/15/pdip-tidak-pernah-belajar-dari-masa-lalu-702242.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun