[caption id="attachment_392607" align="aligncenter" width="624" caption="Presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo (kiri) dan Jusuf Kalla (kanan) menghadiri makan malam di kediaman Surya Paloh, Senin (27/7/2014) malam. Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan putrinya Puan Maharani serta mantan Kepala Badan Intelijen Indonesia Hendropriyono ikut dalam makan malam itu. (KOMPAS.com/FABIAN JANUARIUS KUWADO)"][/caption]
Judul yang saya tuliskan ini, lama saya renungkan, sebab saya tak ingin terjebak!
Saya akan mulai dari arti kata percaya, dalam kamus bahasa indonesia, percaya itu artinya 1) mengakui atau yakin bahwa sesuatu itu memang benar atau nyata, 2) menganggap atau yakin bahwa sesuatu itu benar-benar ada, 3) menganggap atau yakin bahwa seseorang itu jujur (tidak jahat dsb.), 4) yakin benar atau memastikan akan kemampuan atau kelebihan seseorang atau sesuatu (bahwa akan dapat memenuhi harapannya, dsb).
Mengapa perlu saya mulai dari arti kata percaya? Sebab dalam bekerja, Anda harus punya kepercayaan kepada tim yang Anda miliki. Sangat banyak buku yang menulis betapa pentingnya tim yang baik, tim yang unggul, tim yang hebat, tim yang solid untuk mencapai satu tujuan yang kemudian dijabarkan dalam visi dan misi seseorang. Adalah sangat berbahaya jika Anda tidak dapat mempercayai anggota dari tim Anda.
Seorang pemimpin yang baik, tahu akan kebutuhan yang dia percayakan kepada anggota timnya untuk mencapai goal yang dia inginkan. Anda tak dapat mencapai sasaran yang akan Anda tuju, jika ada pengkhianat di dalam tim Anda, itu pasti. Kepolisian, sering mengadakan razia, tetapi tidak ada hasilnya, sebab sudah terlebih dahulu ada kebocoran informasi (lewat pengkhianat dalam tim) kepada objek yang mau dirazia. Seorang pimpinan, tidak berhasil sidak, sebab sudah terlebih dahulu ada kebocoran, banyak contoh kasus yang dapat kita ambil.
Apalagi dalam mengelola sebuah negara yang besar, majemuk dan sedang berkembang nilai demokrasinya? Seorang Presiden haruslah tahu, dia bekerja dengan siapa dan apakah dapat dipercaya, sebab ini berhubungan dengan mengelola sebuah negara yang besar, ada begitu banyak rahasia negara, ada begitu banyak konflik dan tekanan, kalau seorang presiden memelihara dalam timnya seseorang yang tidak dapat dipercaya? Apa yang dapat Anda bayangkan? Pasti tujuan, sasaran, visi misi seorang presiden tidak akan tercapai.
Presiden Mengangkat orang orang dekatnya di Ring satu Istana.
Setiap kali Presiden mengangkat seseorang menjadi pejabat untuk membantunya di pemerintahan, maka ada begitu banyak hujatan, kecurigaan, gosip, salah sangka, tuduhan, dan macam-macam. Kritikan boleh saja, apalagi ini Indonesia negara demokrasi.
Pertanyaan besarnya adalah, salahkah Presiden jika dia mengangkat orang-orang dekatnya di Ring satu Presiden, seperti Presiden mengangkat Andi W (Seskab), Pratikno (Mensekneg), Luhut Panjaitan (Kepala Staf Presiden), Jaksa Agung (Nasdem), Budi Gunawan (Dekat dengan PDIP), dll.
Menurut saya, terkait kalimat saya di atas, Presiden harus melakukan itu (mengangkat orang-orang dekatnya) yang mampu dan dapat dipercaya Presiden. Adalah sangat aneh jika kita mengangkat pembantu Presiden dari orang orang yang tidak dikenal oleh Presiden atau bahkan dari lawan politiknya. Anda tak bisa bayangkan, jika seorang presiden bekerja dengan orang-orang yang tidak sejalan dengan presiden.
Yang aneh bagi saya adalah jika seorang presiden mengangkat seorang Fadly Zon atau Fahri Hamzah menjadi pembantu presiden. Anda tak bisa bayangkan, seorang Ichsanuddin Noorsy atau Siti Zuhro, pengamat setia TV One menjadi tim dari Kabinet Kerja, yang ada pembantu Presiden akan melapor kepada Prabowo dan Ical.
Maka, ada baiknya jika Anda yang nyinyir dengan keberadaan orang-orang dekat Jokowi berada di ring satu Presiden untuk berkaca, jangan-jangan Anda tidak mengerti manajemen? Jangan-jangan Anda tidak pernah memimpin tim kecil sekalipun.
Yang kita bingung, seorang SBY sekalipun, kaget dan terhenyak mendengar orang-orangnya SBY dibersihkan oleh Jokowi. Pertanyaannya sekarang, masa Jokowi pelihara orang-orang SBY yang kebanyakan tidur selama ini? 10 tahun SBY memerintah, buta akan apa yang dibuka oleh Menteri Susi tentang betapa besarnya ikan-ikan kita dijarah oleh para pencuri dari negara lain!
10 tahun memerintah, SBY membiarkan rakyat terlena membakar ribuan triliun uang dalam lima tahun terakhir, padahal semestinya, dapat membangun sekolah yang baik di daerah-daerah, dapat membangun pertanian, dapat membangun jalan-jalan yang baik, pelabuhan yang baik, listrik yang terpenuhi. Bagaimana mungkin Anda suruh Jokowi memelihara orang-orang yang melakukan hal itu, ya dibersihkan, disapu habis bila perlu.
Memalukan, jika seorang SBY sekalipun, secara halus meminta kepada Jokowi untuk jangan bersih-bersih. Jokowi harus dibantu orang-orang yang mau bekerja, kerja, kerja. Jika Jokowi menemukan orang yang tidak bekerja ya diganti, tidak peduli itu orang SBY, orang Mega, orang Surya Paloh, atau orang-orangan sekalipun.
Yang aneh adalah orang-orang yang bersuara keras, agar jangan mengganti ini dan itu, sebab orang-orang yang mau diganti adalah beking para mafia, mafia apa saja, hampir semua bidang di segi kehidupan kita berbangsa dan bernegara ini disusupi mafia semua. Tidak ada yang tersisa dari tangan-tangan jahat para mafia.
Jokowi sangat penting dikelilingi orang-orang dekat untuk membentuk tim yang solid, tetapi kita harus punya catatan bahwa orang-orang dekat Jokowi itu haruslah orang mampu, berintegritas dan berdedikasi tinggi terhadap bangsa dan negara ini.
Kita memberi catatan khusus, kasus BG, jika ada kesalahan perekrutan, Jokowi siap evaluasi dengan tidak melantik, tetapi Anda tidak boleh membombardir Jokowi dengan begitu banyak fitnah dan tuduhan yang macam-macam. Jokowi tetaplah manusia biasa, dia mungkin saja banyak kesalahan, tetapi Jokowi adalah pemimpin yang mau menerima masukan, tidak suka memaksakan, tetapi dia adalah pemimpin yang cepat, tetapi juga tegas.
Anda tidak boleh menjauhkan Jokowi dari orang-orang yang dapat dia percayai, biarkan Jokowi membentuk timnya sesuai dengan kebutuhannya.
[caption id="attachment_365631" align="aligncenter" width="300" caption="100 hari Jokowi JK, gambar dari tubasmedia.com"]
100 hari pemerintahan Jokowi JK sudah banyak membuka mata kita tentang bagaimana kita di masa yang akan datang. 100 hari pertama, Jokowi JK sudah meletakkan dasar-dasar pijakan pembangunan mereka dengan mengangkat orang-orang yang berintegritas untuk membantunya, jika Anda ragu dengan seorang M Prasetyo sebagai Jaksa Agung, itu baik sebagai acuan untuk mengevaluasi, tetapi sejauh ini Kejaksaan sudah mulai bekerja on the track, Menteri Susi sudah ok punya, Kepala BKPM Franky Sibarani sudah meluncurkan perizinan satu pintu, tinggal jalan sambil evaluasi, Menteri Pertanian telah keliling dan terbukti sudah ada begitu banyak petani yang dikunjungi Jokowi selama 3 bulan ini, semoga 3 tahun tercapai swasembada pangan.
Menteri Keuangan telah memberikan gambaran keuangan yang bagus di 2015, ada Rp 230 triliun ruang fiskal untuk pembangunan, ini angka yang cukup fantastis untuk satu tahun anggaran khusus untuk menggenjot pembangunan. Menteri Jonan, sudah bagus, meskipun ada tragedi Air Asia. Pertahanan Keamanan sejauh ini on the track, tidak ada gangguan yang cukup berarti, bahkan para TNI sekarang, sudah mulai bertani untuk membantu swasembada pangan, ini menggembirakan, sebab TNI sudah ikut membantu petani.
Jika kita mengharapkan Jokowi berhasil untuk memimpin bangsa dan negara ini, kita harus mendukung setiap kebijakannya, termasuk mengangkat orang-orang kepercayaannya. Tidak ada seorang pemimpin yang dapat sukses tanpa dibantu oleh orang-orang yang loyal kepada pemimpin itu.
Salahkah Jokowi jika dikelilingi oleh orang-orang dekatnya? Yang salah itu adalah jika Jokowi dikelilingi oleh orang-orang yang berasal dari lawan politiknya, dan yang salah berikutnya adalah tukang kritik yang tidak punya dasar kritikan, yang hanya fitnah, yang tidak punya kerjaan, yang nyinyir. Yang nothing!
Mengkritik Jokowi adalah wajar, ketika kita rame-rame mempermasalahkan Jokowi mengangkat BG sebagai kapolri, tetapi kita tidak berdasar untuk melarang Jokowi membentuk tim yang solid untuk kepentingan pemerintahannya dan kebetulan banyak berasal dari orang-orang yang mendukungnya.
Di mana pun itu berlaku, tidak mungkin seorang presiden mengangkat orang-orang yang tidak sejalan dengan dia, tidak mungkin dia mengangkat pembantunya dari orang-orang yang tidak mendukungnya. Para pengkritik pakailah logika sederhana Anda, tidak perlu orang genius untuk memahami itu. Nanti anda ditertawakan oleh orang-orang besar di dunia ini.
100 hari Jokowi Jk tentu banyak kekurangan, semoga mereka telah mengevaluasi agar satu tahun pertama ini, ada hasil yang dapat kita rasakan sebagai rakyat.
Salam sukses!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H