Mohon tunggu...
Thomson Cyrus
Thomson Cyrus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta, blogger, vlogger

Untuk Kerjasama, Bisa hub Kontak Email : thomsoncyrus74@gmail.com DM IG : @thomsoncyrus74

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Tentang KPK vs Polri, Kesabaran Kita Terus Diuji; Revolusi Mental ala Jokowi

10 Februari 2015   14:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:30 1215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1423527041890465404

Perilaku oknum penegak hukum jugalah yang membawa BW menjadi tersangka tentang kesaksian palsu. Penegak hukum memainkan hukum sesuai dengan keinginannya. Soal terbukti salah atau tidak itu urusan belakangan. Jadi kasus mereka berdua ini bukan soal penegakan hukum itu sendiri, tetapi soal perilaku penegak hukum.

Itu sebabnya Jokowi belum melantik BG sampai saat ini atau membatalkan melantik BG. Jokowi ingin melihat duduk permasalahannya yang sebenarnya berdasarkan hukum, makanya Jokowi menunggu proses praperadilan BG. Jika proses yang dilakukan oleh KPK benar terhadap BG, maka Jokowi tidak akan ragu membatalkan pelantikan BG. Demikian juga kasus BW, jika prosesnya benar atau direkayasa, di situ nanti Presiden Jokowi mengambil keputusan apakah menerima surat pengunduran BW atau tidak.

Mentalitas yang seperti inilah yang sedang dibangun oleh Presiden Jokowi. Jokowi ingin melihat semua berjalan sesuai dengan proses yang ada. Mengapa kita terlalu bernafsu mendesak Batal atau dilantik BG, toh dengan Plt Kapolri saja untuk sementara Polri dapat berjalan efektif, tidak ada satu hal yang besar yang mengkhawatirkan kita dengan cara seperti itu, sambil menunggu keputusan berikut yang terbaik untuk bangsa ini.

Ketiga, Opini masyarakat terlalu liar. Itu dapat terlihat dari kesimpulan kita yang liar. Seorang Megawati yang diam, yang belum mengeluarkan pernyataan sepatah kata pun tentang kasus ini, telah kita tuduh di balik semua ini. Mengapa kita menjadi bangsa pemarah? Mengapa kita menjadi bangsa yang tidak sabar untuk mengikuti proses ini? Bukankah kita menjadi pendosa jika kita menuduh seseorang penyebabnya padahal belum tentu seperti itu? Kita sudah berani menghakimi seorang Megawati tanpa pernah sekalipun kita mendengar satu kata pun pernyataan dari beliau. Sungguh!...Anak bangsa ini, bukan lagi generasi yang arif, generasi bangsa ini sekarang adalah generasi pemarah, generasi yang se-suka nya mencaci maki pemimpinnya. Padahal semua ajaran agama kita mengajarkan hormatilah pemimpinmu! Sejelek apa pun pemimpinmu, tetaplah dia pemimpin yang telah dipilih untuk memimpinmu.

Kita bukan lagi generasi penyabar, terlalu pendek sumbu yang kita miliki, hingga sedikit percikan dapat membakar amarah kita. Jokowi ingin mengubah mentalitas kita, generasi pemarah menjadi generasi penyabar. Sabar itu tidak berbatas, sering kita berkata, sabar ada batasnya. Itu pernyataan yang salah, Jika sabar itu ada batasnya maka sabar itu akan berubah menjadi bukan sabar lagi. Sabar itu tidak berbatas.

Kesabaran kita terus-terusan diuji. Disitulah letak kedewasaan kita berbangsa dan bernegara. Jika tingkat kesabaran kita sudah tinggi, maka tingkat kedewasaan kita telah semakin matang. Jokowi masih melihat kesabaran kita belum dewasa, dengan cara dia (ala Jokowi), kesabaran kita diuji setiap hari, hingga kita matang. Dan terbukti, riak-riak kegaduhan KPK vs Polri sudah mulai surut, kita mulai merasa capek. Sebenarnya yang terjadi adalah kita semakin sabar, kadar kesabaran kita semakin meningkat dari hari ke hari melihat dan menunggu keputusan berikut yang akan diambil oleh Presiden Jokowi. Itulah revolusi mental yang akan dibawa oleh Jokowi.

Ada saatnya Jokowi mengambil keputusan cepat dan ada saatnya Jokowi mengambil keputusan memerlukan waktu, semua ada pertimbangannya, semoga Jokowi diberikan hikmah dan kebijaksanaan untuk mengambil keputusan terbaik bagi anak bangsa ini.

Salam Kompasiana,

Grand Wisata, 10 Feb 15

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun