Mohon tunggu...
Thomas Rifera
Thomas Rifera Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya adalah seorang mahasiswa yang senang dengan melakukan riset terhadap isu terkini. mencari solusi secara kritis, mengambarkan sebuah ide yang mana mungkin bisa menjadi solusi dari suatu permasalahan yang ada di NKRI ini . saya memiliki rasa cinta tanah air yang tinggi, dan saya harap dengan tulisan yang saya tulis dapat mengambarkan dan menyalurkan rasa cinta saya terhadap bangsa ini.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Tiktok sebagai Senjata Penerapan Operasi Psikologis Dalam Meningkatkan Kesadaran Masyarakat

18 Mei 2024   14:31 Diperbarui: 18 Mei 2024   14:39 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiktok sebagai Senjata Penerapan Operasi Psikologis Dalam Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Terhadap Kedaulatan Indonesia Di Konflik Laut Cina Selatan

Oleh : Thomas Rifera Indraputra Silalahi 

Pendahuluan

Dalam perkembangan teknologi informasi, TikTok telah menjadi salah satu platform media sosial yang populer di Indonesia. TikTok tidak hanya digunakan untuk hiburan semata, tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai alat operasi psikologis untuk meningkatkan kesadaran akan kedaulatan Indonesia di Laut China Selatan. Dengan menampilkan konten-konten yang mendidik dan informatif, TikTok dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kedaulatan negara di wilayah perairan tersebut. Selain itu, melalui penyebaran konten-konten yang positif dan mendukung kedaulatan Indonesia, TikTok dapat menjadi alat yang efektif dalam membangun semangat nasionalisme di kalangan generasi muda. Oleh karena itu, dalam tulisan ini akan dijelaskan bagaimana TikTok dapat dijadikan senjata operasi psikologis untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan kedaulatan di Laut China Selatan.

Gambaran singkat TikTok sebagai platform media sosial

Pembangunan platform media sosial TikTok telah menjadi topik yang menarik dalam konteks pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam penelitiannya, (Raymond, 2022) memberikan gambaran mengenai kemampuan platform dalam memengaruhi penggunanya, terutama dalam konteks ekspansi global. Hal ini relevan dalam melihat perkembangan TikTok sebagai platform yang memiliki potensi besar untuk memengaruhi persepsi dan pemahaman publik terkait kedaulatan Indonesia di Laut Cina Selatan. Selain itu, (Chia) juga menyentuh tentang relevansi big data dan big pharma dalam era digital, yang dapat menjadi landasan teoretis untuk memahami dampak TikTok sebagai senjata operasi psikologis dalam meningkatkan kesadaran akan kedaulatan Indonesia. Dengan pendekatan ini, TikTok tidak hanya dipandang sebagai platform hiburan, tetapi juga sebagai alat yang potensial untuk menyebarkan pesan yang mendukung kedaulatan negara dan membangun kesadaran masyarakat.

Potensi TikTok sebagai Senjata Operasi Psikologis untuk Meningkatkan Kesadaran atas Kedaulatan Indonesia di Laut China Selatan

Pentingnya pemanfaatan TikTok sebagai senjata operasi psikologis untuk meningkatkan kesadaran atas kedaulatan Indonesia di Laut China Selatan dapat dilihat dari kemampuannya untuk mencapai pemirsa yang luas dengan konten-konten yang menarik dan viral. Dengan lebih dari satu miliar pengguna aktif bulanan di seluruh dunia, TikTok menyediakan platform yang ideal untuk menyebarkan informasi secara cepat dan efektif. Konten yang kreatif dan menghibur mampu menarik perhatian pengguna dari berbagai kalangan, terutama generasi muda yang sering menjadi sasaran utama dalam kampanye kesadaran publik (DataReportal, 2023)

Sebagai bentuk tindakan strategis, platform ini dapat digunakan untuk menyebarkan informasi yang mendukung narasi kedaulatan Indonesia secara kreatif dan merangsang partisipasi masyarakat dalam isu tersebut. Misalnya, melalui video singkat yang menggambarkan sejarah dan fakta-fakta penting tentang Laut China Selatan, atau tantangan (challenges) yang mengajak pengguna untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap kedaulatan Indonesia. Selain itu, penggunaan hashtag populer dapat membantu meningkatkan visibilitas konten ini sehingga lebih banyak orang yang terlibat dan peduli terhadap isu kedaulatan tersebut.

Kontribusi dari studi "Covid Conspiracy Theories in Global Perspective" dan laporan dari Lawrence Livermore National Laboratory menunjukkan pentingnya memahami penyebaran narasi dan informasi untuk merancang strategi yang efektif dalam menyuarakan kedaulatan negara. Studi ini mengungkapkan bagaimana teori konspirasi terkait COVID-19 menyebar dengan cepat melalui platform media sosial dan bagaimana narasi tersebut dapat mempengaruhi opini publik (Gu, 2023). Dengan mempelajari mekanisme penyebaran informasi ini, Indonesia dapat mengadopsi pendekatan serupa untuk menyebarkan narasi tentang kedaulatan di Laut China Selatan secara lebih efektif.

Dengan memadukan faktor-faktor ini, TikTok dapat menjadi alat yang sangat powerful dalam membangun kesadaran publik akan pentingnya menjaga kedaulatan Indonesia di wilayah Laut China Selatan. Kampanye yang dirancang dengan baik dapat tidak hanya meningkatkan pemahaman masyarakat tentang isu ini, tetapi juga menginspirasi aksi kolektif dan solidaritas nasional. Seperti yang ditunjukkan oleh berbagai penelitian, penggunaan media sosial yang cerdas dan strategis dapat menjadi kunci dalam memenangkan pertempuran opini publik dan memperkuat posisi suatu negara di mata dunia internasional.

Memanfaatkan algoritma dan pengguna TikTok untuk pesan strategis

Strategi penggunaan TikTok sebagai senjata psikologis untuk meningkatkan kesadaran akan kedaulatan Indonesia di Laut China Selatan merupakan langkah yang strategis. Dengan memanfaatkan algoritma dan basis pengguna TikTok yang besar, pesan-pesan tersebut dapat disebarkan secara efektif dan efisien kepada khalayak luas. Selain itu, konten yang disesuaikan dengan preferensi pengguna TikTok memiliki potensi untuk mencapai target audiens dengan lebih tepat. Penelitian menunjukkan bahwa menggunakan platform digital seperti TikTok dapat meningkatkan tingkat partisipasi masyarakat dalam isu-isu yang penting. TikTok, dengan algoritmanya yang canggih, mampu menyebarkan informasi relevan dan merangsang pemikiran kritis di kalangan pengguna, yang sebagian besar terdiri dari generasi muda yang melek teknologi. Generasi ini, yang berusia antara 27 hingga 42 tahun, merupakan kelompok yang paling kuat merasakan ancaman dari tindakan China di Laut China Selatan (Asia, 2024) (Diplomat, 2022).

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Studi oleh Pew Research Center (Center, 2021) mengungkapkan bahwa media sosial memainkan peran penting dalam menyebarkan informasi dan mobilisasi massa, terutama di kalangan generasi muda. Dengan memanfaatkan potensi TikTok untuk menyebarkan informasi yang relevan dan merangsang masyarakat untuk berpikir secara kritis, kita dapat menciptakan gerakan kesadaran yang kuat dan berkelanjutan.

Dengan memanfaatkan potensi TikTok untuk menyebarkan informasi yang relevan dan merangsang masyarakat untuk berpikir secara kritis, kita dapat menciptakan gerakan kesadaran yang kuat dan berkelanjutan. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memperkuat strategi penggunaan TikTok dalam kampanye ini. Strategi ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, tetapi juga untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam isu kedaulatan dan keamanan nasional di wilayah Laut China Selatan.

Kesimpulan

TikTok dapat menjadi senjata operasi psikologis yang efektif untuk meningkatkan kesadaran atas kedaulatan Indonesia di Laut Cina Selatan. Dengan memanfaatkan platform digital ini, pesan-pesan penting dapat disampaikan dengan cara yang kreatif dan menarik bagi khalayak luas. Melalui konten-konten yang informatif dan menginspirasi, masyarakat dapat lebih memahami kompleksitas isu tersebut serta merasa tergerak untuk turut berkontribusi dalam melindungi kedaulatan negara. Selain itu, upaya untuk menarik perhatian generasi muda melalui TikTok juga dapat menjadi langkah yang strategis dalam menghadapi tantangan kedaulatan yang semakin kompleks di era digital ini.

TikTok memiliki potensi besar dalam memengaruhi persepsi publik melalui algoritma canggih dan basis pengguna yang luas. Platform ini memungkinkan penyebaran informasi secara cepat dan efisien, terutama di kalangan generasi muda yang melek teknologi, yang merupakan kelompok utama dalam meningkatkan kesadaran publik mengenai isu kedaulatan. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan platform digital seperti TikTok dapat meningkatkan tingkat partisipasi masyarakat dalam isu-isu penting (Asia, 2024) (DataReportal, 2023) . Dengan strategi yang tepat, TikTok dapat membantu menyebarkan narasi yang mendukung kedaulatan Indonesia secara kreatif dan efektif.

Sebagai bentuk tindakan strategis, TikTok dapat digunakan untuk menyebarkan informasi yang mendukung narasi kedaulatan Indonesia melalui video singkat yang menggambarkan sejarah dan fakta-fakta penting tentang Laut China Selatan, atau tantangan yang mengajak pengguna untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap kedaulatan Indonesia. Penggunaan hashtag populer dapat meningkatkan visibilitas konten ini sehingga lebih banyak orang terlibat dan peduli terhadap isu tersebut.

Dengan memanfaatkan potensi TikTok untuk menyebarkan informasi yang relevan dan merangsang masyarakat untuk berpikir secara kritis, kita dapat menciptakan gerakan kesadaran yang kuat dan berkelanjutan. Kampanye yang dirancang dengan baik dapat tidak hanya meningkatkan pemahaman masyarakat tentang isu ini, tetapi juga menginspirasi aksi kolektif dan solidaritas nasional. Dengan demikian, TikTok bukan hanya platform hiburan, tetapi juga alat yang efektif dalam membangun kesadaran dan solidaritas nasional di tengah tantangan kedaulatan di Laut China Selatan.

References

Asia, R. F. (2024). Nearly 80% of Indonesians see Beijing's South China Sea actions as threat . Radio Free Asia.

Center, P. R. (2021). Social media use in 2021.

Chia, A. N. (n.d.). Technopharmacology.

DataReportal. (2023). Digital 2023: Global overview report. DataReportal.

Diplomat, T. (2022). Indonesia Seeking Southeast Asian Coordination on South China Sea Disputes. thediplomat.com.

Gu, J. (2023). Covid Conspiracy Theories in Global Perspective. Cambridge University Press.

Raymond, P. D. (2022). Re-Platformed Planet? The Rise and Spread of Chinese Technology Platform Companies.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun