Mohon tunggu...
Thomas Panji
Thomas Panji Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Berusaha dengan sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Merayakan Kasih Sayang Bumi bersama MOANA Bike Tour

26 Juni 2022   16:00 Diperbarui: 26 Juni 2022   20:56 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi MOANA bersepeda tak hanya sekadar gengsi, tapi juga upaya merawat bumi.

Kita tentu masih ingat dengan adanya berbagai perubahan mendasar yang terjadi sebagai akibat dari merebaknya pandemi COVID-19 di masa-masa awal. Banyak dari kita tentu saja suka tidak suka harus beradaptasi dengan situasi pandemi kala itu, yang semuanya serba membingungkan dan menakutkan. Salah satu fenomena yang rasanya dialami oleh semua orang akibat pandemi COVID-19 adalah mengerjakan banyak hal dari rumah atau WFH (Work From Home).

Meski WFH dinilai efektif untuk menekan COVID-19, namun kenyataannya WFH justru membawa dampak negatif pada kesehatan mental seseorang. Menurut Fizriyani (2020), WFH menambah beban psikologis bagi anak karena kurangnya ruang untuk bertemu serta berkumpul dengan teman sebaya. Sedangkan, bagi orang dewasa yang telah berkeluarga, WFH mengharuskan mereka untuk mengubah dan membagi jam kerjanya agar dapat mengurus pekerjaan domestik. 

Keadaan yang demikian tentu saja akan membuat banyak orang kaget dan menjadi stress, karena ketidaksiapan mereka dalam menghadapi berbagai perubahan dan harus beradaptasi secepat mungkin. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk megurangi beban psikologis akibat WFH selama masa pandemi kebanyakan dihabiskan dengan mendalami berbagai macam hobi, dan salah satu hobi yang saat itu populer hingga sekarang adalah bersepeda.

Bersepeda menjadi salah satu hobi yang meroket popularitasnya selama masa awal pandemi COVID-19. Menurut Annur (2020), tren hobi bersepeda meningkat pesat selama masa awal pandemi COVID-19, yang mana dibuktikan dari meningkatnya pembelian masyarakat terhadap salah satu jenama (merek) sepeda ternama di Indonesia sebesar 1.036%. Meningkatnya tren tersebut selaras dengan meningkatnya juga tren bersepeda di beberapa kota besar di Indonesia.

Menurut Rizky (2020), di Kota Solo, Jawa Tengah misalnya tren pembelian sepeda semakin diminati oleh masyarakat setempat. Data menunjukkan, tren pembelian sepeda di masa awal pandemi COVID-19 naik sampai 300%, meski harga sepeda mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yakni sebesar 15% akibat tingginya angka permintaan. Perlahan, kini kita dapat menemukan berbagai kalangan yang rajin bersepeda di akhir pekan akibat tren ini.

Tidak sedikit juga ada beberapa kalangan yang secara kreatif berinovasi memanfaatkan tren bersepeda ini sebagai peluang bisnis yang menjanjikan. Salah satu kelompok yang memanfaatkan tren bersepeda sebagai sebuah peluang bisnis adalah MOANA Bike Tour. Perusahaan tour agency yang sudah berdiri sejak 3 Juni 2019 dan dinahkodai oleh Anita Briana serta Alfat Ihsan ini, telah membuktikan bahwa tren bersepeda dapat menjadi peluang bisnis turisme yang menjajikan.

Nama MOANA yang menjadi nama utama dari MOANA Bike Tour, terinspirasi dari filosofi tentang samudra (ocean). Menurut Anita, selaku founder dari MOANA Bike Tour, filosofi tentang samudra dipilih karena memiliki konsep peran selayaknya seorang ibu (samudra) yang selalu memberikan apapun bagi anak-anaknya (manusia), meskipun anak-anaknya (manusia) kadang atau selalu menyakiti ibunya (samudra) dengan membuang sampah ke rumah mereka sendiri.

Menurut penuturan Anita, travel agency yang didirikannya bersama Alfat ini berawal dari kegemaran mereka berdua yang sejak dahulu hobi bersepeda dan travelling menyusuri daerah-daerah baru. Selama menempuh pendidikan di Yogyakarta mereka berdua menilai bahwa ada begitu banyak tempat wisata menarik di Yogyakarta yang kurang tersentuh oleh berbagai turis, karena minimnya sarana dan prasarana transportasi publik.

Berbekal pengetahuan Anita di bidang manajemen dan Alfat di bidang pendidikan sastra bahasa Inggris, mereka berdua kemudian berinisiatif untuk mendirikan MOANA Bike Tour sebagai unit usaha turisme yang berusaha memperkenalkan pariwisata Yogyakarta dari wajah yang anti-mainstream dan sekaligus menyehatkan kesehatan jasmani, karena menggunakan sepeda sebagai sarana transportasi untuk mencapai tempat wisata yang dituju.

Sejumlah tukik (anak penyu) yang dikonservasi oleh Aksi Konservasi Yogayakarta (4K.Yogyakarta) | Dok.pri/Thomas Panji
Sejumlah tukik (anak penyu) yang dikonservasi oleh Aksi Konservasi Yogayakarta (4K.Yogyakarta) | Dok.pri/Thomas Panji

"Banyak wisatawan itu pergi ke tempat wisata yang memang padat, sebutlah kayak Malioboro, Borobudur, dan lainnya. Tapi banyak yang ga tahu kalau ada tempat wisata lain kayak situs Kota Gede, Warung Boto, dan lainnya karena minimnya akses. Jadi ya dari MOANA Bike Tour kita berusaha menjawab tantangan itu supaya pariwisata lain bisa hidup," tutur Anita.

Dengan mengusung konsep sustainble tourism yang mengedepankan prinsip people, profit, dan planet, MOANA Bike Tour kemudian dalam praktiknya tidak hanya mengedepankan sepeda dan bersepeda sebagai nilai jual komersilnya, namun juga mengedepankan kerifan lokal dengan memberdayakan dan melibatkan peran serta masyarakat, seperti tur bersepeda ke rumah para pengrajin jamu, pengrajin tempe, kegiatan belajar huruf Jawa atau hanacaraka, dan lainnya.

Tujuan pelibatan dan pemberdayaan masyarakat sebagai bagian dari rute tur bersepeda ini dimaksudkan agar mampu memberikan pengalaman baru bagi pelancong perihal pariwisata Yogyakarta yang kenyataannya memiliki begitu banyak hidden gems dan tidak hanya sekadar "itu-itu saja," di samping untuk semakin menciptakan eksositem bisnis yang adil bagi masyarakat lokal secara ekonomi, adanya pengenalan keraifan lokal, dan upaya penyelamatan lingkungan hidup.  

Dari pengalamannya selama tiga tahun membesarkan MOANA Bike Tour bersama Alfat, Anita mengakui jika dirinya sudah bisa melihat berbagai dampak positif yang dirasakan pada masyarakat. Anita mengakui kaget dengan pencapaiannya, sebab menurutnya agak cukup sulit untuk menerapkan konsep dan prinsip turisme yang demikian di Yogyakarta. Namun, dari pengalamannya Anita justru belajar bahwa semuanya bisa mungkin terjadi

"Selama 3 tahun mengusung konsep tur kayak gini, saya bisa lihat ada banyak banget manfaat untuk masyarakat sekitar. Misalnya kayak pengarajin jamu itu, mereka yang tadi cuman bisa dapat penghasilan yang ga nentu sekarang justru bisa dapat keuntungan sampai 3 juta karena tur sepeda itu dan banyak yang akhir pesan untuk jadi oleh-oleh," tutur Anita.

Ada sebuah keunikan yang diusung dalam model bisnis MOANA Bike Tour. Salah satu keunikan tersebut adalah mengajak masyarakat sekitar untuk menjadi bagian dari MOANA Bike Tour, dengan menyewakan sepeda yang mereka punya untuk digunakan bagi para turis yang ingin bersepeda melewati rute wisata MOANA Tour Bike. Cara ini menurut Anita diterapkan untuk semakin mendekatkan dan mengakrabkan turis dengan kearifan lokal yang dimiliki.

Dengan ide kreatif yang dibarengi dengan tujuan untuk menghidupkan kekuatan ekonomi dan budaya masyarakat setempat serta menjaga lingkungan hidup secara berkelanjutan, pada akhirnya setelah tiga tahun berjalan, MOANA Bike Tour berhasil memperoleh penghargaan berupa peringkat pertama dari TripAdvisor kategori Best Outdoor Activities. Selain itu, saat ini MOANA Bike Tour telah berhasil menarik minat pelancong dari Eropa seperti Jerman dan Belanda.

Di hari jadinya yang ketiga di tahun ini, MOANA Tour Bike menggelar kegiatan bersih-bersih pantai dan pelepasan tukik (anak penyu). Berdasarkan keterangan dari Anita, acara bersih-bersih pantai dan pelepasan tukik ini diselenggarakan karena selaras dengan filosofi dasar mereka dan sebagai wujud untuk menciptakan kesadaran bagi masyarakat agar semakin memahami, mencintai dan melestarikan lingkungan hidup tempat di mana mereka tinggal.

Selain itu, tujuan lain dari acara bersih-bersih pantai ini untuk menumbuhkan kesadaran terhadap penggunaan plastik yang berlebihan, yang akhirnya selalu bermuara ke laut. 

Karena MOANA Bike Tour mengusung filosofi samudra, maka menurut Anita, acara yang diselenggarakan pada Sabtu, 26 Juni 2022 kemarin yang berkolaborasi dengan Aksi Konservasi Yogyakarta (4K.Yogyakarta) selaku organisasi konservasi penyu Pantai Pelangi, selaras dengan semangat filosofi mereka.

Sesi foto bersama para peserta bersih-bersih Pantai Pelangi dari berbagai kalangan | Dok.pri/Thomas Panji
Sesi foto bersama para peserta bersih-bersih Pantai Pelangi dari berbagai kalangan | Dok.pri/Thomas Panji

Secara lebih lanjut, Anita juga bercerita jika acara pada hari itu merupakan salah satu dari tiga rangkaian acara lain sebagai perayaan hari jadi MOANA Bike Tour yang ketiga. Anita menjelaskan, jika pada acara berikutnya MOANA Bike Tour akan melakukan kegiatan mendonasikan sekitar kurang lebih 100 bibit pohon mangrove untuk kemudian ditanam di sekitar pantai Temon, Kulon Progo, yang mana acara ini diselenggarakan oleh Lindungi Hutan.

Tujuan utama penanaman mangrove ini adalah untuk mengurangi jejak emisi karbon, yang mana menurut keterangan Anita mangrove dipilih karena menjadi salah satu biota yang dapat menangkap polutan dan menetralisirnya menjadi udara bersih. Selain menanam mangrove, MOANA Bike Tour juga akan menggelar acara kenduri dengan mengundang masyarakat sekitar Nanggulan, Kulon Progo (basecamp tur) sebagai ucapan terimakasih atas bantuan mereka.

Pada acara di hari Sabtu kemarin, sekitar 80 peserta dari berbagai kalangan hadir dan memeriahkan hari jadi MOANA Bike Tour yang ketiga. Acara pertama dimulai dengan sesi ramah tamah dan perkenalan dari pihak MOANA Bike Tour selaku penyelenggara dan Aksi Konservasi Yogyakarta (4K.Yogyakarta) selaku tuan rumah. Setelah itu, para peserta langsung bergegas untuk mengikuti acara pertama, yakni bersih-bersih pantai bersama.

Dari sekitar 80 peserta yang hadir, peserta kemudian dibagi ke dalam dua kelompok besar untuk menyisir dan membersihkan sampah disepanjang Pantai Pelangi. 

Dari hasil bersih-bersih didapat sekitar 10 buah karung penuh sampah yang beragam, mulai dari sampah botol plastik, sampah plastik kemasan, sampah rumah tangga, sampah sedotan plastik, sampah konstruksi bangunan, dan lainnya. Sampah yang masih bisa didaur ulang kemudian dikumpulkan dan dijual pada pengepul.

Setelah asyik dari acara bersih-bersih pantai, para peserta kemudian diberikan waktu untuk beristirahat sejenak dan acara kemudian dilanjutkan dengan pengenalan konservasi penyu oleh Daru Aji, selaku founder dari Aksi Konservasi Yogyakarta (4K.Yogyakarta) dan pembagian doorprize. Setelah acara selesai, kemudian peserta diminta untuk segera bersiap ke acara puncak, yakni prosesi pelepasan tukik menuju habitatnya, Samudra Hindia.

Sebelum memulai acara pelepasan tukik, para peserta diberi arahan terlebih dahulu oleh Daru dalam memperlakukan tukik dan menjaga keselamatan masing-masing saat proses melepaskan tukik. Pertama, para peserta harus memegang tukik dari sisi samping cangkangnya dan tidak diperbolehkan memegang bagian bawahnya, sebab masih cukup lunak serta dikhawatirkan dapat melukai sisi bawah perut dari tukik.

Syarat yang kedua, ketika akan melepaskan tukik para peserta harus menaruh tukik ke arah atau ke hadapan mereka. Hal ini dimaksudkan agar tukik yang baru ditaruh di atas pasir dapat merasakan habitatnya dengan cara mencium bau air laut. Hal ini menurut Daru berguna untuk meransang indra dan insting alami tukik ketika mereka ada di alam liar. Tak kurang ada sekitar 100 ekor tukik yang berhasil dilepas dan berenang menuju ke Samudra Hindia.

Acara kemudian ditutup dengan sesi foto-foto bersama dan kemudian peserta dipersilahkan untuk pulang karena berhubung hari juga sudah mulai gelap. Di penghujung acara, Anita mengkonfirmasi pada penulis soal ketidakpercayaannya terhadap tingginya antusiasme dari masyarakat lokal Yogyakarta yang ternyata sangat tertarik dengan acara yang bertemakan kesadaran dan pelestarian lingkungan hidup.

"Saya jujur aja ga nyangka ternyata yang datang jumlahnya bisa sesuai dengan apa yang sudah terdaftar, bahkan beberapa dari mereka pun datang membawa serta teman-teman atau kerabatnya. Saya jujur terimakasih sekali karena kita bisa merayakan hari jadi kita dengan penuh nuansa meaningfull journey," tutup Anita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun