Mohon tunggu...
Thomas Panji
Thomas Panji Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Berusaha dengan sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Sosrowijayan, Surga Penginapan Murah Meriah di Jantung Yogyakarta

11 Juni 2022   08:30 Diperbarui: 16 Juni 2022   18:52 2209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenampakan dari mulut gang Sosrowijayan I | Dok.pri/ Thomas Panji

Menginap murah meriah di Yogyakarta tidak hanya sekadar wacana, karena di Sosrowijayan semuanya bisa jadi nyata.

Berlibur ke Yogyakarta tentu menjadi salah satu tujuan utama bagi banyak pelancong untuk menghabiskan waktu luang mereka. 

Atraksi pariwisata budaya yang beragam, tempat-tempat ikonik yang kaya akan nilai sejarah, harga makanan murah meriah, dan keramahtamahan penduduknya membuat Yogyakarta selalu istimewa di mata dan hati semua pelancong, tidak peduli pelancong domestik atau pelancong luar negeri.

Meskipun Yogyakarta tidak masuk ke dalam kategori destinasi wisata super prioritas yang dicanangkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, namun kita dapat melihat sendiri bahwa Yogyakarta selalu memiliki magnet kuat yang mampu menarik para pelancong untuk kembali lagi dan lagi berbelanja di sepanjang jalan Malioboro, menikmati sepiring gudeg yang legit, menyeruput kopi joss hangat, atau sekadar berwisata sejarah ke candi Prambanan.

Yogyakarta selalu menjadi destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi, namun ada satu permasalahan dasar yang harus dihadapi oleh setiap pelancong, yakni terbatasnya tempat dan kamar penginapan, khususnya tempat penginapan murah meriah bagi pembaca yang ingin menghabiskan waktu di Yogyakarta dengan budget terbatas. Sebagai kota wisata, Yogyakarta tentu memiliki begitu banyak tempat penginapan murah meriah.

Sayangnya, tempat-tempat penginapan murah meriah yang banyak tersebar di seluruh penjuru kota Yogyakarta sering kali sudah dipesan jauh-jauh hari oleh para pelancong sebelum masa liburan tiba. 

Meski ada pula hotel-hotel berbintang yang menawarkan kamar dengan variasi harga yang cukup terjangkau, namun pembaca tentunya akan merogoh kocek lebih dalam untuk bisa mendapatkan kamar tersebut, karena adanya biaya tambahan yang dikenakan.

Bagi para pembaca yang ingin berlibur ke Yogyakarta dengan budget terbatas dan ingin mendapatkan tempat penginapan murah meriah, pembaca wajib sekali berkunjung dan menjajal penginapan yang berlokasi di sepanjang jalan Sosrowijayan, tepatnya ada di gang Sosrowijayan I dan gang Sosrowijayan II. 

Menginap di Sosrowijayan barangkali dapat menjadi pilih terbaik untuk pembaca, sebab berlokasi tepat sekali di tengah kota dan harganya murah meriah.

Sebagai informasi geografis, Jalan Sosrowijayan merupakan salah satu jalan besar yang bersebelahan dengan jalan utama Malioboro. Tidak sulit untuk menemukan Jalan Sosrowijayan, pembaca hanya perlu berjalan kaki sekitar 200 meter dari papan nama jalan Malioboro menuju ke arah Selatan atau menuju ke arah Keraton Yogyakarta. Begitu pembaca menemukan gapura besi berwarna hijau pembaca tinggal belok kanan dan sudah sampai di tempat tujuan.

Untuk menemukan kedua gang tersebut, pembaca dapat melakukan dengan dua cara, yakni bertanya pada masyarakat setempat atau berjalan kaki sambil terus melihat ke arah kanan, karena kedua gang tersebut berada tepat di sebelah kanan jalan. 

Ketika pembaca menemukan dua buah gang yang di mulut gangnya terdapat papan peringatan bertuliskan "HARAP TURUN DARI KENDARAAN!", itu artinya pembaca sudah sampai ditempat tujuan.

Sosrowijayan sendiri, khususnya gang Sosrowijayan pertama dan kedua sejak dahulu memang sangat terkenal dengan tempat penginapannya, karena memiliki ciri khas berupa sederet tempat penginapan atau hotel kecil yang sangat terjangkau harganya, yakni berkisar mulai dari Rp 150.000,00 hingga Rp 350.000,00 permalamnya. Di sepanjang kedua gang tersebut pembaca akan menemukan hamparan papan nama bertuliskan hotel, losmen, dan guest house. 

Tidak hanya menyediakan tempat penginapan yang beragam dan murah meriah saja, namun gang Sosrowijayan I dan II pun juga memiliki berbagai fasilitas turisme yang cukup lengkap, seperti adanya warung kelontong yang menjajakan minuman dingin, restoran kecil, tempat laundry, toko buku, kafe, dan bahkan tempat penyewaan motor serta mobil bagi para turis, yang ingin mengeksplorasi kota Yogyakarta secara pribadi atau bersama keluarga.

Peraturan untuk turun dan mematikan sepeda motor ketika memasuki kedua gang Sosrowijayan | Dok.pri/ Thomas Panji
Peraturan untuk turun dan mematikan sepeda motor ketika memasuki kedua gang Sosrowijayan | Dok.pri/ Thomas Panji

Penginapan di sepanjang gang Sosrowijayan I dan II memang cukup lengkap, namun apakah pembaca bertanya-tanya mengapa gang yang dipenuhi oleh tempat penginapan ini memiliki peraturan ke setiap warga dan pengunjung untuk mematikan mesin kendaraan ketika masuk ke dalam kedua gang ini. 

Beruntung sekali pada waktu itu penulis berkesempatan untuk bertanya secara langsung dengan Noi (42), Ketua RT 08 gang Sosrowijayan I.

Noi bercerita bahwa pada awalnya peraturan tersebut dibuat karena ada kejadian masa lalu yang kurang mengenakan. Pada sekitaran tahun 1970-1980an pernah ada sebuah insiden tabrak lari yang menewaskan seorang anak kecil di gang Sosrowijayan I. 

Atas kejadian itu, ketua Rukun Tetangga (RT) saat itu langsung memutuskan untuk membuat sebuah peraturan lingkungan yang tidak memperbolehkan motor lewat dengan mesin menyala saat melewati jalan gang.

"Karena kejadian itu kan kami ya sepakat kalau motor harus turun dan dituntun mas, supaya kejadian yang dulu-dulu itu ga terjadi lagi besok-besok," tutur Noi.

Noi juga menjelaskan pada penulis bahwa jalan gang yang dibangun di lingkungannya pun memang awalnya tidak peruntukan untuk dilalui sepeda motor. Sehingga, peraturan tersebut memang seharusnya ada, sebab jalan di kedua gang Sosrowijayan terlalu kecil dan akan sulit untuk berbagi ruang bagi kedua sepeda motor yang akan melintas. Selain itu, padatnya orang seperti turis dan anak kecil membuat ruang kendaraan bermotor pun juga semakin terbatas.

Meski sepeda motor tidak perkenan untuk lewat dalam keadaan mesin menyala, namun pembaca yang suka membawa sepeda lipat ketika melancong ke suatu tempat tidak perlu khawatir, karena beruntungnya kedua gang tersebut masih diperbolehkan untuk lewat tanpa harus dituntun, namun dengan catatan sepeda yang dikendarai harus dibawa dalam kecepatan yang pelan dan tidak membahayakan orang-orang yang berjalan.

Di sela wawancara dan bincang santai dengan Noi, penulis mendapatkan fakta menarik dari Noi selaku ketua RT, bahwa ternyata jumlah penduduk asli yang lahir dan besar di Sosrowijayan jauh lebih sedikit dari pada penduduk yang datang ke Sosrowijayan untuk berbisnis tempat penginapan. 

Selaku penduduk asli Sosrowijayan, Noi bercerita jika Sosrowijayan hanya menjadi tempat mencari nafkah, sedangkan penduduk aslinya tersebar ke berbagai penjuru Yogyakarta.

Noi menjelaskan, alasan ini muncul karena tingginya biaya hidup di Sosrowijayan, mengingat bahwa Sosrowijayan termasuk dalam satu kawasan Malioboro. Sehingga, hal ini memicu tingginya biaya hidup. 

Noi juga menjelaskan jika penduduk yang tinggal di Sosrowijayan adalah mereka yang menjadi karyawan di tempat penginapan, restoran, tempat laundry, toko buku atau mereka yang memang memiliki rumah dan menjadi pedagang di Malioboro.

"Jadi kalau yang tinggal di sini tuh mas kebanyakan karyawan aja. Di sini kan terlalu sempit dan kalau dipakai sekalian jadi tempat tinggal takutnya kan ga cukup untuk nampung wisatawan yang mau nginep," tutur Noi.

Sebagai salah satu destinasi wisata untuk penginapan murah meriah, Noi juga mengakui jika hal tersebut kemudian mengundang antusiasme yang begitu besar dari para wisatawan untuk datang berkunjung dan merasakan sensasi menginap di hotel murah meriah namun kaya akan nilai-nilai romansa kota Yogyakarta. 

Setelah puas berbincang dengan Noi, penulis secara tidak sengaja bertemu dengan salah satu pemilik tempat penginapan, Soeharto (58).

Toko Buku Boomerang, salah satu daya tarik wisata di gang Sosrowijayan I | Dok.pri/ Thomas Panji
Toko Buku Boomerang, salah satu daya tarik wisata di gang Sosrowijayan I | Dok.pri/ Thomas Panji

Soeharto adalah satu dari sekian banyak pelaku usaha penginapan yang ada di gang Sosrowijayan I. Bersama dengan usaha penginapan kesayangannya bernama Rejeki guest house yang telah berdiri sejak tahun 1990an dan memiliki sekitar delapan buah kamar tidur, Soeharto dengan senang hati membagikan kisah dan pengalaman bisnis penginapannya serta keadaan saat di mana gang Sosrowijayan I dan II memasuki puncak masa-masa jayanya.

Soeharto bercerita bahwa dahulu Jalan Sosrowijayan dan gang Sosrowijayan pada dasarnya tidak hanya menjadi tempat yang populer karena tempat penginapan murah meriah. 

Namun, Jalan Sosrowijayan dan gang Sosrowijayan juga menjadi kampung internasional, di mana saat itu ada banyak sekali turis asing dari berbagai negara layaknya Perancis, Australia, Belanda dan lainnya yang datang berduyun-duyun untuk merasakan pengalaman berlibur anti-mainstream.

Soeharto menjelaskan bahwa banyak dari di antara mereka berpergian menggunakan tas gunung besar dan biasanya mereka makan seperti orang lokal di pinggir jalan dan mencoba kebiasaan orang-orang lokal. 

Dengan demikian, perlahan mulai muncul juga tempat penginapan lainnya untuk mengakomodir kebutuhan para turis, khususnya turis mancanegara yang selalu datang ketika memasuki event-event tertentu seperti libur musim panas atau musim dingin.

Karena sering dikunjungi oleh turis mancanegara, maka Soeharto pun bisa paham betul mengenai waktu berkunjung bagi para turis asing. Soeharto bercerita, saat memasuki awal bulan Maret dan menuju pertengahan September turis asing asal Perancis banyak menginap di hotelnya, karena memasuki libur musim dingin. Sedangkan, pada bulan September hingga Februari banyak didominasi oleh turis asal Australia, Inggris, dan Kanada.

Atas pengalamannya yang pernah dirasakan pada saat itu, Soeharto kembali bercerita jika kemudian hampir seluruh penduduk di kedua gang Sosrowijayan pun mulai melakukan tahap adaptasi sesuai dengan karakteristik turis asing yang berkunjung sesuai dengan bulan yang menjadi waktu kedatangan dari mereka, sehingga para pelaku usaha pun dapat menyesuaikan selera makan, pelayanan hotel, buku panduan perjalanan, hingga hal-hal lainnya.

"Ya itu tadi mas, kalau misalnya ini bulan Maret berarti akan ada banyak orang Perancis yang datang sampai bulan September pertegahan. Otomatis juga tema dari kampung kita akan disesuaikan, mulai dari makanan, pelayanannya hingga hal-hal lainnya," tutur Soeharto.

Meski begitu, masa-masa jaya itu telah redup. Soeharto mengakui bahwa hari ini kebanyakan wisatawan yang datang adalah wisatawan domestik yang selalu memadati guest house-nya pada saat musim liburan tiba, seperti halnya saat lebaran, natal atau libur panjang sekolah. 

Soeharto juga mengakui jika dirinya tetap senang dan bersyukur karena masih banyak orang yang antusias dengan kehadiran gang Sosrowijayan sebagai destinasi pariwisata.

Namun, saat pandemi Covid-19 berlangsung selama kurang lebih dua tahun lamanya hingga saat ini, Soeharto bercerita jika keadaan tersebut sangat-sangat memukul usaha penginapannya. 

Pada masa itu Soeharto hanya bisa pasrah dan berharap keadaan segera membaik. Soeharto menjelaskan jika dirinya sempat menutup usaha semengtara sampai setahun dan memulai usaha lain untuk menyambung hidup serta membayar gaji karyawannya.

Dari kejadian tersebut, di tahun 2022 ini Soeharto berharap jika keadaan dapat kembali seperti sedia kala, di mana ada begitu banyak wisatawan domestik yang mulai berani untuk merencanakan liburan dan tidur di usaha penginapannya. 

Soeharto juga berharap jika Sosrowijayan mendapatkan perhatian dari pemerintah kota untuk menghidupkan kembali jati dirinya sebagai salah satu tempat wisata internasional yang ramah dengan turis-turis asing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun