Inilah yang membuat mengapa Warung Ijo memiliki daya tarik, selain harga makanan yang murah dan berkarakter khas.
"Dari warung ini saya belajar untuk rendah hati, karena ya memang orang yang sering makan di sini mulai dari tukang becak sampai dengan profesor. Dan ketika ngobrol dengan orang-orang yang beda latar belakang, saya bisa rendah hati dan jadi tahu kalau saya selama ini tidak ada apa-apanya dengan mereka semua", tutur Bambang.
Pada akhirnya, memang tidak ada tempat yang lebih baik, selain warung makan kecil dengan menu makanan murah meriah dan tentunya bisa nerima siapapun dari berbagai kalangan.Â
Begitulah Yogyakarta, selalu bisa menyajikan sesuatu yang berbeda dan pastinya selalu dapat membuat rindu setiap orang yang pernah berkunjung ke mari. Kira-kira, ada kah pembaca yang ingin berkunjung ke sini untuk menyantap sepiring ramesan lengkap dengan telur dadar dan segelas teh nasgitel? Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H