Sehingga dalam konteks ini buruh atau tenaga kerja itu tidaklah dipandang sebagai pribadi yang bisa berkontribusi besar terhadap masyarakatnya, tetapi buruh atau tenaga kerja itu adalah setiap orang yang bekerja, yang mungkin dirinya juga secara terpaksa harus bekerja untuk bisa mendapatkan upah meski sedikit, supaya mereka bisa menyambung hidup. Konsep seperti inilah yang mengakibatkan kenapa Marx mencap pasar persaingan bebas adalah duri di dalam daging.
Duri yang akhirnya mengakibatkan lahirnya konsep kapitaslime, dimana buruh atau tenaga kerja hilang nilai-nilai humanis sebagai manusia dan berubah fungsinya menjadi alat yang bisa ditukar dengan uang. Dari sini, kita bisa menyimpulkan dan mendefinisi ulang, bahwa kapitalisme bukanlah sebuah sistem ekonomi yang sering digaungkan oleh banyak orang. Namun, kapiitalisme sejatinya adalah sebuah metode produksi yang dilaksanakan secara sadar atau tidak.
Metode produksi yang dimaksud adalah untuk mencapai keuntungan setinggi mungkin dengan margin poduksi yang rendah. Margin produksi yang rendah ini bisa diperoleh dengan menekan gaji atau upah buruh hingga sekecil mungkin. Selain menekan upah atau gaji buruh, kapitalisme juga identik dengan metode-metode penumpukan produk; ekploitasi bahan baku dan lainnya
Kesimpulan lain yang bisa dipetik adalah karena kapitalisme merupakan sebuah metode produksi, jadi ada kemungkinan jika metode ini bisa hidup di dalam ruang apapun dan bisa beradaptasi dengan baik. Ruang yang dimaksud adalah bentuk pemerintah, bentuk negara, sistem politik, mahzab politik dan sebagainya. Kapitalisme disatu sisi juga punya ciri khas, yakni kebebasan yang dikehendaki. Apa maksudnya kebebasan yang dikehendaki?
Menurut Marx dalam Henri Lefebvre (2015), kebebasan yang dikehendaki adalah sebuah keadaan dimana hanya segelintir orang saja yang bisa merasakan dan mengkehendaki sifat dari sebuah rasa kebebasan. Kebebasan yang dimaksud disini tentu berkaitan dengan seberapa kapital yang dimiliki oleh seseorang. Jika mekanisme pasar bebas menghendaki kebebasan mutlak untuk semua orang, kapitalisme justru mengkehendaki kebebasan bagi mereka yang punya ‘kapital.’
Akhirnya, kita bisa menyimpulkan bahwa kapitalisme bukanlah sebuah sistem ekonomi yang sering digaungkan oleh orang-orang, namun kapitalisme adalah metode produksi yang sangat adaptif untuk hidup dalam ruang konteks politik apapun. Kapitalisme bukanlah suatu hal yang muncul karena dikonsepkan. Tetatpi, kapitalisme muncul karena sifat alami manusia yang rakus untuk saling berlomba menguasai sesuatu agar bisa terus menerus berkuasa.
Daftar Pustaka:
Lefebvre, H. 2015. Seri Panduan Marxisme. Yogyakarta. JALASUTRA
Suseno-Magnis, F. 2013. DARI MAO KE MARCUSE Percikan Filsafat Marxis Pasca Lenin. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama
Lee. 2013. Consumer Culture Reborn. London. Routledge
Smith, A. 1776. The Wealth of Nation. London. Strahan and Cadell