Mohon tunggu...
Thomas Panji
Thomas Panji Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Berusaha dengan sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memahami Semangat Spiritual Suku Batak

5 Agustus 2020   08:00 Diperbarui: 17 Mei 2022   10:12 1251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenampakan dari bambu perhala-an| bobo.grid.id

Tapi, mengapa orang Batak lebih menghormati Mangana Bulan? Alasannya adalah karena orang Batak percaya bahwa kebaikan itu selalu ada jika kejahatan tidak ada. Oleh karena itu orang Batak lebih fokus ke bagaimana cara mereka untuk selalu bisa menyenangkan hati Mangana Bulan. 

Dengan demikian, tugas dari seorang Batara Guru sebagai pemimpin tertinggi umat manusia dan Soripada dapat berjalan dengan baik, sehingga terciptalah kemakmuran dan keselamatan.

Kenampakan dari bambu perhala-an| bobo.grid.id
Kenampakan dari bambu perhala-an| bobo.grid.id

Selain mempercayai konsep mengenai tiga dewa dan tiga dunia, orang Batak juga sangat mempercayai bahwa setiap desa memiliki pelindung, pengatur dan pengawasnya. Tugas ini diemban oleh ruh seperti Boru Namora, Boru Saniyang Naga dan Martua Sambaon. Ketiga ruh yang mendiami setiap desa ini kemudian menjadi tanggung jawab orang Batak seutuhnya untuk merawat dan menyenangkan mereka. Salah satu caranya adalah dengan persembahan kurban.

Untuk melakukan persembahan kurban demi menyenangkan hati para ruh leluhur yang sudah melindungi dan merawat kehidupan masyarakat Batak, dukun menjadi aktor penting yang bertugas untuk mengatur dan mengurus hal-hal yang bersifat spiritual dan juga melaksanakan tindakan ritual. Dalam pekerjaannya, seorang dukun dalam masyarakat Batak harus memiliki keahlian untuk membaca tanda, tahu cara menggunakan alat perdukunan dan ahli dalam membaca kalender.

Seseorang bisa ditunjuk sebagai seorang dukun jika secara kualifikasi mereka adalah orang yang dapat membaca dan memahami isi dari kitab agama Batak serta kepercayaan masyarakat terhadap hal yang bersifat kosmis. Kemampuan dalam membaca kitab dan memahami kepercayaan kosmis yang hanya bisa dilakukan oleh seorang dukun, kemudian menjadikan mereka sebagai sosok atau tokoh yang dihormati di dalam lingkaran sosial dan pergaulan masyarakat Batak.

Elemen terkuat yang semakin menjadikan posisi dari seorang dukun begitu dihormati adalah kemampuan mereka dalam membaca dan menafisrkan penanggalan hari. 

Menurut Reid (2014) masyarakat Batak tempo dulu selalu berkonsultasi kepada dukun untuk meminta penerangan dan bimbingan, agar pekerjaan dan kegiatan mereka dapat diberkahi rejeki dan keselamatan. Alat yang digunakan oleh para dukun untuk membaca dan menafsirkan tanggal disebut perhala-an.

Perhala-an sendiri merupakan sebuah tabel yang fungsinya hampir mirip seperti kalender yang di kombinasikan dengan sentuhan ilmu astronomi. Perhala-an terbuat dari bambu dan berisikan 12 garis horizontal, dimana 12 garis tersebut melambangkan 12 bulan dalam satu tahun. Adapun garis vertikal yang berada tepat diatas garis horizontal sebanyak 30 garis yang menandakan banyaknya hari dalam waktu satu tahun. Perpaduan kedua garis tersebut kemudian melahirkan 360 hari.

Jika dilihat secara seksama, suku Batak mungkin sudah memiliki ilmu pengetahuan penanggalan dan astronomi yang cukup maju. Bayangkan saja, mereka sudah hampir memiliki perhitungan hari yang sama dalam satu tahun seperti era modern saat ini, meski itu meleset atau kurang dari lima hari! Selain ada 12 garis horizontal dan 30 garis vertikal, dalam tabel perhala-an juga terdapat empat garis diagonal. Setiap garis diagonal tersebut bergambar rasi bintang Scorpio dan Pleiades.

Dalam kepercayaan suku Batak, rasi bintang Scorpio disebut sebagai Bentang Hala, dimana pertanda dari kemunculan Bentang Hala dianggap sebagai awal dari sebuah tanda yang tidak mengenakan dan cenderung merugikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun