Memang betul jika teknik memasak memainkan kunci penting dalam menghasilkan sebuah panganan yang lezat. Namun, persoalan teknik memasak tidak akan pernah lepas dari urusan aspek sosial budaya.
Lalu, mengapa persoalan sosial budaya harus masuk ke dalam semangkuk mie instan rebus dan sampai-sampai bisa menimbulkan sebuah mitos yang langgeng di jagat kuliner urban? Untuk bisa mendapatkan jawaban yang kredibel, penulis bertemu dengan Kang Edi dan Kang Ade.
Mereka berdua adalah karyawan Warmindo di Yogyakarta. Warung tempat mereka bekerja bernama Warmindo Kabita yang terletak di Jl. Perkutut GK I, Demangan, Yogyakarta.
Edi dan Ade menceritakan banyak hal kepada penulis terkait mengapa mie instan rebus buatan warmindo atau warkop lebih enak daripada dimasak sendiri.
Mereka berdua mengakui sering ditanya oleh banyak pelanggan, terkait mengapa mitos ini bisa muncul hingga menjadi sangat populer. Ketika ditemui saat jam santai sore,
Edi menceritakan sebuah teknik memasak mie instan rebus yang ideal menurut versinya. Teknik memasak mie instan rebus versinya tidak jauh berbeda seperti memasak mie instan rebus pada umumnya.
Namun, ada tata cara tertentu yang seringkali diabaikan, yakni memasukan mie terlebih dahulu baru airnya. Menurut Edi, cara ini efektif untuk bisa mendapatkan rasa kuah yang nikmat.
Dengan masuknya mie terlebih dahulu ke dalam panci maka air yang dibutuhkan bisa diukur dan disesuaikan penggunaannya. Air yang dipakai untuk memasak, idealnya tidak melebihi permukaan permukaan mie atau tidak membuat mie sampai benar-benar tertutup air.
“Jadi mas, kalau mienya ke tutup air itu yang ada malah ga bisa kental kuahnya. Karena kan kalau mie instan itu tepungnya bisa keluar kalau kena air mendidih dan biasanya banyak banget, nah itu yang bikin kenapa banyak orang ngomong kalo mie instan rebus warkop atau warmindo lebih enak”, tutur Edi.
Selain itu, Edi juga menceritakan satu hal lagi yang sering diabaikan oleh semua orang, yakni bumbu mie instan tidak boleh dicampur bersamaan dengan kuah mie ketika campuran mie, sayuran dan telurnya sudah matang.
Seharusnya, bumbu mie instan dicampur ke dalam mie yang sudah masuk ke dalam mangkuk dan belum diberi kuah. Alasannya adalah agar kuah dari rebusan mie benar-benar bisa meresap betul ke dalam campuran bumbu dan mie. Jika kuahnya terlalu banyak, maka bisa jadi bumbunya tidak bekerja.