Mohon tunggu...
Thomas Panji
Thomas Panji Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Berusaha dengan sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Resep Kecerdasan Finansial di Tengah Pandemi

9 Mei 2020   10:56 Diperbarui: 16 April 2022   09:53 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu cara untuk bisa mencapainya adalah dengan mulai menabung secara berjangka selama satu tahun. Dengan mulai menabung berjangka satu tahun sekiranya kita bisa melakukan mapping terhadap setiap hal yang ingin kita lakukan terkait dengan strategi finansial di satu tahun kemudian dengan uang tersebut.

Ketiga, melepaskan kebiasaan berutang. Kebiasaan yang satu ini mungkin tidak akan hilang dalam waktu yang singkat. Berutang pada dasarnya tidak menjadi masalah selama bentuk utangnya adalah utang produktif untuk memulai sebuah unit usaha ataupun utang tersebut dipakai untuk membayar cicilan rumah atau kendaraan dengan bijak dan terukur.

Ekspektasi seperti ini mungkin akan terdengar sangat manis jika semua orang bisa melakukan hal tersebut. Secara aturan mainnya, kita hanya boleh berhutang sebesar 30% dari total pendapatan. Seperti yang dikutip dari situs berita Kompas, aplikasi konsep 10-20-30-40 seperti yang dijelaskan oleh Rudiyanto Zh, Direktur Panin Asset Management menyebutkan bahwa 30% dari pendapatan kita diperuntukan untuk membayar cicilan atau hutang. Tindakan berhutang idealnya baru diperbolehkan jika memang pendapatan kita tidak cukup untuk melunasi cicilan atau hutang yang dimiliki.

Kebiasaan berhutang yang tidak terukur dengan mengalokasikan uang tersebut demi kepentingan konsumtif seperti membeli gawai edisi terbaru ataupun jalan-jalan adalah bentuk dari pemanfaatan hutang yang salah. Indonesia sendiri melalui Bank Indonesia menerbitkan sebuah kebijakan yang bernama makroprudensial.

Makroprudensial menurut Bank Indonesia dalam Yoel (2016) adalah kebijakan untuk menjaga ketahanan serta kestabilan sistem di sektor keuangan secara menyeluruh sehingga mampu untuk mengatasi terjadinya risiko sistemik sebagai akibat dari gagalnya pasar keuangan yang kemudian bisa menimbulkan krisis.

Resiko instabilitas bisa terjadi akibat dari munculnya tekanan inflasi dan volatilitas nilai tukar rupiah, sehingga untuk menyelesaikan dua masalah tersebut, Bank Indonesia melalui kebijakan makroprudensial akan melakukan pengetatan moneter dengan menaikan suku bunganya dan hal ini praktis akan mengurangi jumlah permintaan kredit dan krisis bisa dihindari. Sehingga, berkaca dari kebijakan makroprudensial dan aplikasi konsep 10-20-30-40, berhutang itu adalah suatu hal yang perlu diperhitungkan secara matang agar fungsi sebuah hutang itu tidak memiliki dampak negatif bagi kita dan juga negara.

Bersikap kreatif dan menjaga kesehatan adalah aset yang terbaik saat ini| jawapos.com
Bersikap kreatif dan menjaga kesehatan adalah aset yang terbaik saat ini| jawapos.com

Keempat, mulailah untuk mempelajari instrumen investasi. Hal ini senada seperti yang disebutkan di tahap kedua yang berbicara tentang cara memperbanyak sumber-sumber penghasilan. Investasi seperti halnya reksadana, saham, emas dan lainnya memang menjadi suatu bentuk investasi yang umum. Namun, siapa sangka. Selain beberapa investasi tersebut, investasi yang juga tidak kalah pentingnya selama pandemi ini adalah kesehatan dan kreativitas. Kenapa harus kesehatan dan kreativitas? Tanpa kesehatan yang baik kita tidak akan mungkin bisa melakukan berbagai macam hal yang sudah disebutkan mulai dari tahapan satu sampai tiga.

Kesehatan saat ini adalah barang yang begitu berharga dan harus disyukuri sehingga beruntunglah kita yang masih sehat dan masih bisa melakukan semua aktivitas secara normal ditengah pandemi. Ketika kesehatan sudah terjaga, maka kreatvitas juga menjadi aset paling penting. Empat tahapan tersebut tidak akan mungkin berjalan jika kreativitas tidak bersahabat dengan baik.

Kreativitas adalah jalan keluar terbaik untuk menjawab tantangan kita dalam bertahan hidup ditengah situasi sulit ini. Kreatvitas bisa kita dapatkan lewat berbagai macam cara, mulai dari membaca buku, mendengarkan musik, melihat video tutorial, mencoba hal baru, mengikuti seminar online, menulis dan lainnya

Menjaga stabilitas keuangan adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan dimasa-masa seperti saat ini. Kecerdasan finansial yang berkolaborasi kuat dengan berbagai macam metode dan tahapan didalamnya sekiranya bisa membantu kita untuk jauh lebih memahami bahwa betapa pentingnya saat ini jika kita harus optimis, kritis, bersyukur, kreatif dan berhati-hati dalam melakukan berbagai tindakan dalam pengaturan keuangan. Jika kita mau dan disiplin seperti kata Presiden Joko Widodo, kita akan bisa menjaga stabilitas keuangan dan ketika kita berhasil, kita harus ingat untuk membantu siapapun yang membutuhkan uluran tangan dan yang siapapun yang membutuhkan kerjasama dengan kita, termasuk negara kita yang saat ini sedang berjiba baku untuk menuntaskan penyebaran virus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun