Mohon tunggu...
Thomas Panji
Thomas Panji Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Berusaha dengan sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Foodie

DetikFood, Semarak Portal Berita Kuliner Indonesia

7 Oktober 2019   21:59 Diperbarui: 5 Januari 2023   14:37 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masakan Chinese, salah satu kekayaan kuliner Nusantara | food.detik.com

Selain itu, kehadiran DetikFood sebagai media online kuliner juga sangat berguna, khususnya untuk mereka yang ingin mencoba belajar memasak menu baru secara mandiri. Hal ini pun di nilai juga dapat mendorong kemandirian dari setiap anak-anak muda untuk coba memulai eksperimen mereka serta mendapatkan penghasilan kecil-kecilan dengan berjualan hasil masakan mereka sendiri, yang harapannya mereka bisa terus terpacu untuk belajar lebih banyak lagi menu masakan baru, sehingga mereka matang secara karakter kemandiriannya lewat memasak.

"Oalah ya itu bagus lah, sekarang itu banyak orang yang suka masak dan biasanya mereka itu pengen buka usaha kuliner. Nah saya melihatnya itu ya bagus karena mereka akhirnya bisa mandiri karena ingin coba resep kuliner baru dan hasil masakannya kan bisa dijual untuk nambah penghasilan kecil-kecilan. Semoga karena mereka kayak gitu, kegiatannya lanjut lah, gitu. Terus ya nganu, salah satunya belajar dari internet sekarang kayak dari DetikFood itu lumayan banyak infonya buat cari resep baru," Lia, ibu rumah tangga dan pemilik rumah makan Warung Kuliner (Warkul) (65).

Lanjut Lia, informasi soal resep tidak hanya berlaku bagi orang yang ingin belajar saja, namun juga berlaku bagi mereka yang sudah lama bekerja atau sering masak dan ingin mencoba menu masakan baru. Ini menjadi sangat penting agar hasil masakan yang diinginkan dapat sesuai dengan harapan.Namun, apakah kehadiran dari DetikFood malah menjadi sumber yang "paten" dalam mendapatkan informasi seputar resep-resep masakan? Penulis mendapatkan jawaban yang kurang lebih sama dari kedua narasumber mengenai pandangan mereka soal sumber "paten" tersebut. 

"Jelas enggak lah, karena kalo masak kita harus terus cari semua resep dari berbagai sumber, supaya apa? Supaya hasilnya bisa maksimal itu pertama, yang kedua supaya kita tau gimana caranya buat komposisi bumbu yang pas buat masakannya gitu," jelas Bety (50)

Hal serupa juga diutarakan oleh Lia, "ya namanya masak itu ga bisa langsung satu kali sempurna mas, ada 1000 jalan menuju Roma, artinya ada banyak cara buat sampai tujuan, jadi ga isa lah nek cuman ngerti dari satu sumber," tutup Lia.

Selain itu, menurut kedua narasumber DetikFood juga dinilai memiliki banyak keunggulan, seperti adanya video-video interaktif, infografis, dan kompilasi foto-foto kuliner, yang semakin membuat detikfood terasa lebih komplit dan berbeda dari media online kuliner lainnya. Hal ini cukup jelas, karena DetikFood memiliki kewajiban untuk memproduksi konten dan mendistribusikannya ke berbagai platform dan format yang dimiliki oleh CT Corp, dengan menjalankan metode COPE (Create One Publish Everywhere) yang merupakan bagian dari budaya konvergensi dalam jurnalisme multimedia (Deuze, 2004).

"Ya itu jelas lah kalo sekarang ini tuh kan jamannya gadget nah jadi ya kalo mau cari resep ya dari internet aja juga gampang. Toh kan sekarang apa aja kan ada dari internet dan emang sekarang tampilan website kan bagus, misalnya kayak DetikFood, sajian sedap banyak lah pokoke," tanggap Bety

Kini jurnalisme multimedia bisa dikatakan memiliki banyak peran untuk membuat hidup manusia menjadi lebih praktis dan mudah, termasuk juga untuk urusan kuliner, seperti yang dilakukan oleh DetikFood. Karena jurnalisme multimedia, segala hal yang tadinya terdengar asing menjadi familiar, yang terlihat langka menjadi sering, dan yang terlihat sulit menjadi mudah. Pada intinya, hidup kita tidak bisa lagi berjauhan dari internet, sepertinya halnya disini, kuliner yang seringkali diartikan sebagai alat pemuas kebutuhan kali ini boleh jadi alat untuk menjawab rasa penasaran banyak orang yang tidak pernah puas akan hal-hal baru yang baru.

Daftar Pustaka:

Deuze, M. (2004). What Is Multimedia Journalism? Journalism Studies, 5(2): 139-152. The University of Amsterdam. 

Utami, S. (2018). Kuliner Sebagai Identitas Budaya: Perspektif Komunikasi Lintas Budaya. Journal of Strategic Communication, 8(2): 36-44. Universitas Pancasila

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun