Mahfud MD menyatakan Kasus Asabri tidak kalah fantastis dibandingkan dengan kasus perusahaan asuransi milik negara Jiwasraya yang sedang menghadapi masalah likuiditas.
Sebenarnya, sudah sangat lazim jika perusahaan asuransi, melakukan investasi terhadap dana yang mereka himpun dari masyarakat/nasabahnya. Ada yang diinvestasikan di obligasi, reksadana, saham, bahkan di bidang property.
Karena, dengan adanya dana "nganggur" milyaran bahkan trilyunan rupiah, jika diinvestasikan pada bidang yang tepat akan memberikan hasil yang sangat besar.
Manajer investasi berperan sangat penting jika dana ini dikelola dan diinvestasikan dalam bentuk surat berharga, saham ataupun abligasi/reksadana. Sahamlah yang akan memberikan hasil paling besar, namun juga mempunyai resiko yang sangat besar pula.
Seiring dengan mencuatnya kasus Asabri, masyarakat mulai menyoroti portofolio saham atau saham-saham apa saja yang dibeli oleh Asabri pada 2019. Kinerja sebagian saham tersebut menurun cukup drastis sepanjang 2019.
Asabri menginvestasikan dana kelolaannya yaitu Dana Pensiun TNI dan Dana Pensiun Polri di sejumlah saham "gorengan" tersebut. Seperti perusahaan asuransi pada umumnya, Asabri menginvestasikan dananya ke berbagai instrumen investasi seperti saham, reksadana, obligasi hingga properti.
Dana itu diinvestasikan dengan harapan supaya perusahaan asuransi memiliki uang yang lebih besar di masa depan sehingga dapat membayar kewajibannya kepada peserta di masa depan.
Namun sayangnya, Investasi trilyunan rupiah ini berakhir di saham "gocap" alias saham2 dengan harga terendah yang tidak laku dijual. Sangat miris sekali jika melihat salah satu saham milik PT. Hanson (MYRX) hancur lebur, dari dana kelolaan investasi awal sebesar 78 milyar lembar saham (harga Rp. 181/lbr), pada akhir tahun 2019 nilainya menjadi "gocap" alias Rp. 50/lbr saham.
Artinya investasi awal sebesar Rp. 10,218 Trilyun, nilainya terjun bebas hanya menjadi Rp. 3,9 Trilyun. Dan anehnya Jiwasraya ternyata juga melakukan hal yang sama, berinvestasi di saham MYRX ini, serta rugi total!
Saat ini pemilik Hanson, yang terkenal dengan sebutan Bencok alias Beny Cokro telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka kasus Jiwasraya. Apakah akan menjadi double tersangka di Kasus Jiwasraya Asabri ? Walahualam.
Ini baru saham MYRX, belum lagi 13 saham ajaib lainnya yang bagi para pegiat investasi pasti dihindari karena kinerjanya yang sangat buruk. Yang mengherankan, mengapa ASABRI dan juga Jiwasraya malah masuk ke saham-saham gorengan ini?