Mohon tunggu...
Thomas Dida Avrihansyah
Thomas Dida Avrihansyah Mohon Tunggu... Freelancer - Bukan penulis murni, hanya menulis berdasarkan pengalaman

Nama : Thomas Dida Avrihansyah TTL : Bandung, 09 April 2020 Hobby : Bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tradisi Ngupat dan Ngaleupeut: Ciri Khas Blok Kupat RW 13 Kelurahan Babakan Bandung

24 Agustus 2022   10:34 Diperbarui: 24 Agustus 2022   10:38 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketupat atau leupet harus diisi beras hingga ½ penuh. Hal ini bertujuan agar ketika dimasak nanti beras akan mengembang pas seukuran dengan wadahnya.

Dokpri
Dokpri

Setelah semua ketupat atau leupet terisi. Tahap selanjutnya adalah proses perebusan. Proses ini memakan waktu hingga 7 jam. Satu kali rebusan dapat memuat hingga 1,000 hingga 1,300 ketupat.

Jika ketupat sudah matang, barulah dikirimkan sesuai dengan alamat pesanan.

Dokpri
Dokpri

Selain menjadikan tradisi Ngupat dan Ngaleupet ini sebagai sumber mata pencaharian utama. Warga Blok Kupat RW 13 Kelurahan Babakan ini juga menjadikannya sebagai hiburan.

 “Bahkan 17 Agustus aja ada lombanya, biasanya warga buat ketupat sambil jalan di jalanan. Yang paling banyak buat dia yang menang,” Ucap Bu Nani selaku warga lokal.

Semangat serta kegigihan para warga Blok Kupat dalam melestarikan budaya mereka secara turun temurun adalah hal yang patut kita contoh.

Zaman boleh bergerak maju, namun tradisi harus tetap dijaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun