Mohon tunggu...
Thomas Ferdi Leihitu
Thomas Ferdi Leihitu Mohon Tunggu... Bankir - stay healthy, happy, believe

Semoga meinginspirasi dan bernilai

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ortu Canggih Cegah Anak Bingung

19 April 2020   14:47 Diperbarui: 19 April 2020   14:48 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: dokumentasi pribadi

Setelah itu pukul 08.00 Zoom meeting dari Guru, awalnya murid-murid melihat temannya pada heboh,gak fokus ke guru, nah disini peran ortu sebagai penegak disiplin dituntuk untuk mengawasi agar anak fokus, tentu pekerjaan ini tidak mungkin dilakukan sambil memasak sayur, motong daging, kupas bawang merah, menghilangkan sisik ikan. 

Awalnya sulit tapi lama kelamaan ada waktu yang juga bergeser dari ortu, yaitu persiapan makan keluarga, benturan dengan ayah/ibu yang Work From Office, kemudian aplikasi Meeting ini juga harus disiapkan mulai dari proses install, login, test sampai sukses. Ortu dituntut menguasai tiap menu yang ada dalam platform tsb.

Satu yang disadari dan kita tekankan, untuk sukses menjadi ortu canggih butuh internet. Dunia maya sudah menjadi jendela semua, tidak hanya buku yang disebut jendela dunia. Untuk menghadirkan internet butuh Kuota, perlu bijaksana membagi kuota antara untuk pendidikan anak, kenyamann diri sendiri, update status?

Kepo (penasaran) status orang lain dan sebagainya. Maka, kembali ke proses belajar dirumah, kami melalui istri saya berkomunikasi dengan pihak sekolah, apabila soal internet ini menjadi kendala bagi ortu, ada cara lain yang lebih konvensional yaitu Rekam Video dan biarkan anak belajar dari video tersebut yang dibagikan melalui WhatsApp atau Email. 

Ini yang sebut lebih ramah internet. Cara ini dipakai di Platform lokal ciptaan anak bangsa yaitu Ruang Guru. Konsepnya, tiru yang ada, modikasi, kreasi lebih wajib dilakukan oleh sekolah. 

Sekolah juga bisa benchmark ke sekolah lain, rajin mendengarkan masukan Dan  sekolah juga diharapkan menjadi guru kami para ortu yang dipaksa untuk canggih.

Apakah masalah selesai? Tidak bapak ibu

Sekarang saya bercerita mengenai bakat minat, anak saya les vokal, les gitar dan les Bahasa Mandarin. Untuk les Mandari totally vakum. Untuk ls vokal dan Gitar setelah vakum dalam kebingungan, sementara saya handle dalam keterbatasan. Tapi karena ada perjanjian tripartit yang saya bahas di awal, maka ditemukan kesepakatan untuk mencoba. 

Patut disadari, yang les adalah anak kelas 1 SD, dan les melalui laptop, hmm ada keraguan di kami apa bisa belum lagi kendala sound, jarak laptop dengan anak, ada buffer (gangguan signal) yang muncul, tapi rupanya itu adalah ketakutan kami orang dewasa, sang anak yang awalnya merasa aneh, lama-kelamaan tentu dengan dorongan ortu juga, akhirnya menjadi terbiasa, dan bisa mengikuti.

Bahkan belajar melodi gitar ibu kita Kartini, Potong bebek angsa sukses diajarkan lewat aplikasi Zoom. les Vokal juga sukses balajr tangga nada, diafragma, lagu Tomorrow yang ada di ost Annie, Do Re mi ost Sound Of Music juga sukses dilakukan lewat Online. Wah anak bahagia, Ortu bahagia, Guru les bahagia karena mata pencaharian mereka tidak terdampak covid. everyone's happy.

Kesimpulan kami selama beberapa minggu ini, Ortu Canggih itu 

  1. Jujur/Integritas/Apa adanya
  2. menghadirkan Disiplin sekolah dirumah
  3. Punya Kuota
  4. Punya Email
  5. Punya WhatsApp
  6. Rajin/Sabar
  7. Motivator
  8. Satu kata dengan Guru Sekolah/Guru Les
  9. Senang belajar hal baru
  10. Tidak takut mencoba

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun