Mohon tunggu...
Thomas UmbuJoka
Thomas UmbuJoka Mohon Tunggu... Penulis - Pribadi.

THOMAS UMBU JOKA

Selanjutnya

Tutup

Nature

Produksi Kopi Khas Sumba secara Tradisional

5 Agustus 2019   23:03 Diperbarui: 6 Agustus 2019   09:51 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Produksi Kopi Sumba Secara Tradisional

 Pasca Panen Dan Produksi Kopi Sumba

 

 

Kopi. Ya berbicara tentang Kopi umunya di Indonesia adalah salah satu minuman khas, hasil dari seduhan biji kopi yang telah sangrai dan dihaluskan menjadi bubuk sangat nikmat saat diminum. Kopi merupakan sala satu komoditas di dunia yang telah dibudidaya dengan berbagai macam varietas yang baik dan unggul. Kopi tersendiri merupakan salah satu komoditas di dunia yang dibudidayakan lebih dari 50 Negara. Kopi secara umum memiliki dua varietas  yaitu Kopi Rabusta dan Kopi Arabika.

 Namun Berbicara dengan Kopi Khas dari SUMBA sangatlah unik. Dalam kesempatan ini saya sebagai Penulis ingin menyampaikan proses pasca panen kopi sampai diproduksi secara manual dan Tradisional khas Orang Sumba. Berbicara dengan SUMBA, Sumba berada di Timur Indonesia tepatnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur. 

Sumba terbagi akan 4 Kabupaten yaitu: Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya. Dalam hal ini masyarakat umum sumba masi sangat bergantungan akan tradisional dan kebudayaan yang sangat Kuat dan kental oleh karena itu sumba terbilang 4 kabupaten keluarga.

 Kopi dalam kalangan masyarakat umum Sumba adalah sajian sehari-hari dalam kebutuhan hidup. Namun pada umumnya masyarakat sumba sangatlah langkah dalam bertani budidaya tanaman kopi, hampir semua masyarakat umum menanam sendiri untuk diproduksi sendiri juga, sampai sejauh ini masyarakat sumba belum ada gerakan dan keinginan untuk bertani budidaya tanaman kopi khas Sumba. 

Berbicara dengan Lahan umumnya lahan disumba sangatlah luas hampir setiap masyarakat Sumba mempunyai lahan dan mempunyai Tanaman Kopi tersebut, andai saja lahan dan Tanaman Kopi tersebut dipergunakan untuk bertani budidaya sangat berpengaruh untuk kebutuhan hidup dan pendapatan dalam usaha Tani, dibandingkan lahan dan tanaman hanya dibiarkan begitu saja tanpa manfaat yang menghasilkan. Itulah sekilas pandangan saya dalam gambaran umum masyarakat SUMBA.

Tahap Pasca Panen dan produksi Kopi Sumba 

 Dalam proses pasca panen kopi umunya masyarakat  Sumba menggunakan alat yang manual, proses pemetikan buah kopi dilakukan dengan tangan. Namun wadah yang digunakan ialah BOLA, bola ini sering disebut oleh masyarakat Sumba, Bola ini berbentuk seperti bokor dengan bentuk dan ukuran yang bermacam-macam, Bola ini terbuat dari Daun Pandan yang suda dikeringkan berbulan-bulan tanpa zat pengawet dan zat kimia dan bahan pengawet lainnya, yang dimana dibuat oleh pengrajin orang Sumba. Wadah ini sangat kuat dan bertahan lama tidak muda rusak.

 Setelah dipanen dan disimpan kewadah penyimpanan tersebut, maka langkah selanjutnya buah kopi tadi akan ditumbuk menggunakan alat tumbuk yang sering disebut Lesung tumbuk, lesung adalah alat Tumbuk, lesung ini terbuat dari kayu yang sangatlah kuat dan tidak mudah rusak atau hancur. 

Setelah ditumbuk sampai kulit dari buah kopi terkupas dengan merata langkah selanjutnya adalah,  Proses penjemuran,  buah atau biji kopi akan dijemur dengan perkiraan suhu derajat intensitas cahaya dengan kebekalan filing saja. Buah kopi yang suda ditumbuk tadi sampai kulitnya terkupas dijemur dengan alas Tikar, Tikar ini terbuat dari Daun Pandan juga. Tikar ini dgunakan oleh masyarakat Sumba dengan berbagai fungsinya, tikar sepertilah karpet dianggap oleh masyarakat sumba tersebut, Tikar ini hanya dibuat oleh pengrajin dari Sumba dengan buatan alami.

Setelah dijemur 4 sampai 5 hari, tergantung jika buah atau biji kopi sudah mengering. Lalu akan diSortasi dengan manual dengan menggunakan tangan, setelah diSortasi sampai bersih biji kopi akan dijemur kembali lagi sampai terlihat bersih dari sisah-sisah kulit yang masi menempel, lama penjemuran minimal 1 hari saja. 

Setelah itu kopi akan digoreng dengan menggunakan alat masak tradisional, Biji kopi akan digoreng dengan tungku manual ber-alaskan batu dan menggunakan wada semacam kuali namun terbuat dari tanah liat, namun dengan ber-iringnya waktu wadah tersebut suda sangat langkah sehingga jarang ditemukan, hingga sekarang digunakan kuali pada umumnya.

 Setelah digoreng sampai matang langkah selanjutanya Kopi akan ditumbuk lagi dengan menggunakan lesung sebagai alat tumbuk, biji kopi akan ditumbuk sampai benar-benar halus, setelah menjadi bubuk, kopi akan disaring lagi dengan alat saringan manual menggunakan tangan, setelah disaring dengan benar-benar halus dan bersih, maka kopi tersebut suda bisa dikomsumsi oleh semua orang.  Gambar dibawa merupakan proses saat digoreng dengan Manual

 

 

kopi-sumba-6-5d484dcc0d8230021e261552.jpg
kopi-sumba-6-5d484dcc0d8230021e261552.jpg
Dari tahap awal proses diatas, kopi khas Sumba tidaklah dicampur atau ditambah zat-zat berbahan kimia dan bantuan  mesin, melainkan dalam proses panen dan pasca panen hingga diproduksi benar-benarlah alami dan manual sehingga Rasa,Aroma kenikmatan Kopi Sumba ini sangat unik dan berbeda.

Sekian, saya sebagai penulis memohon maaf  jika ada kurang atau lebihnya dari karya diatas, saya sebagai penulis  menyadari bahwa potensi Kopi khas Sumba mempunyai daya saing dan daya jual yang baik, oleh karena itu melalui karya ini saya sebagai anak muda sebagai anak Lokal Sumba, ingin Kopi khas Sumba tidak hanya dikenal oleh kalangan umum masyarakat Sumba, namun bisa dinikmati, dikenal oleh seluruh Rakyat Indonesia dan juga kalangan Internasional.

Mari kita sama-sama bergerak dari hal terkecil hingga hal terbesar  kita berkontribusi demi dan untuk Sumba melalui cara ini sehingga menjadi bermanfaat dan berguna untuk semua orang terkhususnya Sumba Terimkasih. Salam Tana SUMBA. Salam Jiwa Muda. Salam Jiwa Muda Indonesia.

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun