Mohon tunggu...
Tholut Hasan
Tholut Hasan Mohon Tunggu... Guru - Maaf

Maaf

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kesucian Hati, Psikolog Paling Ampuh

20 April 2022   22:44 Diperbarui: 20 April 2022   22:51 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jika berbicara tentang hati maka pasti tidak mungkin terlewatkan yang namanya nafsu. Nafsu bisa diartikan dengan ajakan yang membawa manusia pada sifat-sifat yang tercela. Sebagian ahli tasawuf menghimbau untuk memerangi dan menghancurkan nafsu yang mengajak pada kejelekan. Rasulullah pernah berkata "Nafsu yang paling kejam adalah musuhmu yang ada diantara dua lambung"

 Ada juga yang mengartikan nafsu tergantung pada perbedaan kondisi. Jika kondisinya mengajak pada kemunkaran dan kejelekan, maka sebagaimana nafsu yang disebutkan tadi. Dan jika kondisinya mengajak pada kebaikan, tidak berkutik ketika dihadapkan pada syahwat dan mengikuti perintah Allah, maka disebut nafsu yang tenang. Atau dalam al-Qur'an disebutkan:

Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya (QS.al-Fajr [89]27-28)

Nafsu dengan pengertian yang pertama tidak bisa menyampaikan manusia kepada Allah. Karena merupakan kelompok atau golongan dari setan, bagaimanapun caranya, seperti apapun caranya dan apapun yang dikorbankan. Tidak ada ceritanya manusia bias sampai kepada Allah dengan perantara nafsu yang mengajak pada keburukan. Yang ada dia hanyalah tergoda oleh setan dan jin.

 Nafsu juga memiliki tempat di dalam hati seperti yang dikutip dalam kitab Qatrul Ghaits. Seperti nafsu Amarah, Lawwamah, Malhamah, Muthmainnah, radhiyah, Mardhiyah dan Kamilah. Dua yang pertama (Amarah dan Lawwamah) mengajak pada kejelekan seperti, dhalim, bangga diri, mengadu domba, pamer, ghasab dan lain sebaginya. Adapun yang sisanya mengajak pada kebaikan seperti taubat, sabar, syukur, tawadhuk, ilmu yaqin dan kebaikan lainnya. Ini menunjukkan bahwa nafsu itu ada kaitannya dengan hati manusia. Satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan bagaimanapun caranya.

 Kalau dilihat dari pembagian nafsu di atas, kebaikan lebih banyak dari pada kejelekan dalam hal tempat di hati. Seharusnya manusia lebih banyak beramal kebaikannya daripada kejelekan. Karena memiliki tempat yang lebih lebar dan lebih luas dari kejelekan. Seharusnya lebih banyak beramal shaleh daripada beramal jelek. Namun realitanya manusia lebih banyak keburukannya daripada kebaikannya. Manusia dikalahkan oleh amarahnya. Seakan golongan minoritas mengalahkan pada golongan mayoritas. Manusia lebih banyak dikalahkan oleh hawa nafsunya. Hal ini menunjukkan ada kesalahan atau ada sesuatu yang belum terpenuhi dari hati manusia.

 Sedangkan hati sendiri adalah penggerak atau pendorong nafsu kemana akan dibawa oleh sang hati pengemudi. Kemudinya terletak pada hati. Bahkan hewanpun yang tidak berakal memiliki hati yang dapat menggerakkan tubuhnya. Seperti rusa, ketika bertemu dengan seekor harimau, sontak rusa tersebut lari menjauh sejauh mungkin dari harimau. Ini berarti ada penggerak yang membuat rusa tersebut lari menjauhi singa. Hewan saja yang tidak berakal bisa menjauhi sesuatu yang membahayakan, apalagi manusia yang dilengkapi dengan akal sehat guna berfikir dengan jernih mana yang manfaat dilakukan dan mana perbuatan yang menimbulkan dosa dan berbahaya pada dirinya. Jika manusia masih kalah dengan nafsunya dan melakukan sesuatu yang membahayakan pada dirinya, tentu bisa dikatakan manusia lebih rendah daripada hewan. 

 Bukan hanya nafsu saja yang dikendalikan oleh hati, termasuk juga anggota tubuh manusia yang dhahir juga masuk dalam kendali hati. Dengan artian hati memiliki banyak penolong. Ada penolong yang bisa dilihat dan penolong yang tidak bisa dilihat. Penolong hati yang bisa dilihat (dhahirah) seperti tangan, kaki, mata, telinga lisan dan semua anggota badan yang bisa dlihat. Sedangkan penolong hati yang tidak bisa dilihat (bathinah) seperti syahwat dan semua contoh-contoh dari nafsu di atas. Ringkasnya dalam hati ada sebuah tentara yang dapat menggerakkan pada apa yang diperintahkan. Allah memiliki pasukan di dalam hati, ruh dan alam yang lain yang tidak ada yang tahu hakikatnya dan hitungannya kecuali Allah. Termasuk tentaranya hati. Allah berfirman

 

Tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu Kecuali Allah (QS.al-Muddatsir [74]31)

 Semuanya itu tunduk atas perintah hati. Apapun yang hati perintahkan, maupun baik buruknya perlakuan pasti akan dilakukan dan tidak bisa diganggu gugat. Sebab semuanya itu tercipta dalam keadaan patuh tunduk pada hati. Sama sekali tidak kuasa untuk tidak menuruti kata hati. Maka apabila hati memerintah mata untuk membuka, maka terbukalah. Jika hati memerintah untuk berjalan, maka jalanlah. Jika hati memerintah untuk berbicara, maka bicaralah. Sama halnya dengan para malaikat. Para malaikat tercipta untuk tunduk patuh kepada Tuhannya. Sama sekali tidak kuasa untuk membangkang dan keluar tidak patuh pada Allah. Sebab malaikat tercipta untuk patuh tunduk pada-Nya. Yang mana malaikat merupakan bagian dari tentaranya Allah.

 Kemudian karena kita tidak diciptakan kecuali untuk menyembah Allah, maka hati memerlukan suatu kendaraan dan uang saku untuk bisa sampai menyembah Allah dengan benar. Kendaraannya hati adalah penolong-penolong hati yang sudah saya sebutkan tadi baik dhahirah atau bathinah. Kendaraan itu berguna untuk membawa manusia melakukan apa yang diperintah hati. Sebagai tunggangan memenuhi perintah hati. Sedangkan uang sakunya adalah ilmu. Ilmu adalah bekal yang bisa menyampaikan seseorang untuk beramal shaleh. Ilmu adalah yang dapat membawa dan memberi petunjuk arah pada jalan yang benar. Dengan ilmu bisa mengangkat derajat seseorang pada maqam atau kedudukan yang lebih tinggi. Ilmu juga yang dapat menjauhkan seseorang dari kedhaliman dan dari perbuatan dosa, serta mencegah dari sesuatu yang membatalkan ibadah. Sehingga ibadah seseorang bisa dikatakan sah dan amalnya diterima.

 Hati sebagai pemegang kendali pasukan hati baik yang dhahir maupun bathin . Nafsu sebagai penggerak kemana jalan yang akan dilewati, ilmu sebagai bekal perjalanan. Ketiga-tiganya adalah satu kesatuan yang bisa mengantarkan kepada Allah. Satu komponen yang dapat mengangkat pada drajat yang luhur. Jika satu kesatuan ini tidak ada, maka sangat mustahil seseorang untuk bisa sampai kepada Allah. Contoh kecilnya saja, seseorang yang memiliki hati dan anggota sempurna dhahir dan bathin, namuntidak memiliki ilmu, maka menjadi orang bodoh. Dan ibadahnya orang bodoh tidaklah diterima dan tidak sah. Atau seseorang itu memiliki ilmu, tapi hatinya kalah dengan nafsu amarah, maka akan menjadi orang yang tidak mengamalkan ilmunya. Dan orang yang alim yang paling rusak adalah dia yang tidak mau mengamalkan ilmunya.

 Maka dari itu, psikologi yang tujuannya adalah membantu manusia dalam menghadapi dan mencari solusi dari permasalah yang dihadapi agar kehidupan menjadi lebih baik, memperoleh faham-faham tentang gejala yang ada pada jiwa, supaya tidak ada lagi keraguan dalam melangkah ke jalan yang benar karena solusi masalah sudah ketemu, mempraktekkan dan menyelenggarakan pendidikan yang baik, maka semua permasalah tersebut dapat diselesaikan dengan menanamkan jiwa yang suci dari penyakit-penyakit hati. Membuang jauh-jauh nafsu Ammarah dan Lawwamah yang berakibat buruk. Menjauhi perbuatan-perbuatan yang hina, mengamalkan nafsu Malhamah, Muthmainnah, radhiyah, Mardhiyah dan Kamilah. Dan mendalami ilmu sebanyak-banyaknya guna bekal untuk mengantarkan hati pada kebaikan sekaligus mengamalkan dari ilmu yang didapatkan.

 Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa hati yang suci adalah sebagai psikolog yang paling handal dalam menyelesaikan berbagai problematika kehidupan seseorang. Manusia bisa kapan saja memberikan wejangan dan curahan ilmu pada hatinya. Hati adalah pusat dari anggota tubuh manusia. Bahkan jika hati itu rusak, maka rusaklah orang tersebut. Dan jika baik hatinya, maka baik pulalah orangnya. Sebagai yang termaktub dalam hadis Rasulullah. Di dalam surah-surah yang ada di al-Qur'an juga ada istilah hatinya al-Qur'an, yaitu surah Yasin. Memiliki faidah jika dibaca satu kali, maka mendapatkan pahala sepuluh kali menghatamkan al-Qur'an. Itu menunjukkan kesucian hati adalah kunci dalam segala permasalahan. Jika seseorang jelek perangainya, maka yang harus diperbaiki dulu adalah hatinya, bukan sistemnya.

Namun, hati yang sifat terbolak balik, mudah mengalami kegoncangan dan keraguan yang datangnya tiba-tiba, perlu selalu merefresh hati dengan selalu menekuni disiplin ilmu syariat. Mendalami ilmu syari'at dan menguatkan pondasi akidah manusia, mewanti-wanti adanya kegoncangan hati yang membuat dirinya akan berputar seratus delapan puluh derajat. Agar keteguhan hati menjadi kuat tak tergoyahkan. Dan mengontrol hati untuk selalu tetap tenang dan waspada akan gangguan. Allah berfirman:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun