Kemudian karena kita tidak diciptakan kecuali untuk menyembah Allah, maka hati memerlukan suatu kendaraan dan uang saku untuk bisa sampai menyembah Allah dengan benar. Kendaraannya hati adalah penolong-penolong hati yang sudah saya sebutkan tadi baik dhahirah atau bathinah. Kendaraan itu berguna untuk membawa manusia melakukan apa yang diperintah hati. Sebagai tunggangan memenuhi perintah hati. Sedangkan uang sakunya adalah ilmu. Ilmu adalah bekal yang bisa menyampaikan seseorang untuk beramal shaleh. Ilmu adalah yang dapat membawa dan memberi petunjuk arah pada jalan yang benar. Dengan ilmu bisa mengangkat derajat seseorang pada maqam atau kedudukan yang lebih tinggi. Ilmu juga yang dapat menjauhkan seseorang dari kedhaliman dan dari perbuatan dosa, serta mencegah dari sesuatu yang membatalkan ibadah. Sehingga ibadah seseorang bisa dikatakan sah dan amalnya diterima.
 Hati sebagai pemegang kendali pasukan hati baik yang dhahir maupun bathin . Nafsu sebagai penggerak kemana jalan yang akan dilewati, ilmu sebagai bekal perjalanan. Ketiga-tiganya adalah satu kesatuan yang bisa mengantarkan kepada Allah. Satu komponen yang dapat mengangkat pada drajat yang luhur. Jika satu kesatuan ini tidak ada, maka sangat mustahil seseorang untuk bisa sampai kepada Allah. Contoh kecilnya saja, seseorang yang memiliki hati dan anggota sempurna dhahir dan bathin, namuntidak memiliki ilmu, maka menjadi orang bodoh. Dan ibadahnya orang bodoh tidaklah diterima dan tidak sah. Atau seseorang itu memiliki ilmu, tapi hatinya kalah dengan nafsu amarah, maka akan menjadi orang yang tidak mengamalkan ilmunya. Dan orang yang alim yang paling rusak adalah dia yang tidak mau mengamalkan ilmunya.
 Maka dari itu, psikologi yang tujuannya adalah membantu manusia dalam menghadapi dan mencari solusi dari permasalah yang dihadapi agar kehidupan menjadi lebih baik, memperoleh faham-faham tentang gejala yang ada pada jiwa, supaya tidak ada lagi keraguan dalam melangkah ke jalan yang benar karena solusi masalah sudah ketemu, mempraktekkan dan menyelenggarakan pendidikan yang baik, maka semua permasalah tersebut dapat diselesaikan dengan menanamkan jiwa yang suci dari penyakit-penyakit hati. Membuang jauh-jauh nafsu Ammarah dan Lawwamah yang berakibat buruk. Menjauhi perbuatan-perbuatan yang hina, mengamalkan nafsu Malhamah, Muthmainnah, radhiyah, Mardhiyah dan Kamilah. Dan mendalami ilmu sebanyak-banyaknya guna bekal untuk mengantarkan hati pada kebaikan sekaligus mengamalkan dari ilmu yang didapatkan.
 Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa hati yang suci adalah sebagai psikolog yang paling handal dalam menyelesaikan berbagai problematika kehidupan seseorang. Manusia bisa kapan saja memberikan wejangan dan curahan ilmu pada hatinya. Hati adalah pusat dari anggota tubuh manusia. Bahkan jika hati itu rusak, maka rusaklah orang tersebut. Dan jika baik hatinya, maka baik pulalah orangnya. Sebagai yang termaktub dalam hadis Rasulullah. Di dalam surah-surah yang ada di al-Qur'an juga ada istilah hatinya al-Qur'an, yaitu surah Yasin. Memiliki faidah jika dibaca satu kali, maka mendapatkan pahala sepuluh kali menghatamkan al-Qur'an. Itu menunjukkan kesucian hati adalah kunci dalam segala permasalahan. Jika seseorang jelek perangainya, maka yang harus diperbaiki dulu adalah hatinya, bukan sistemnya.
Namun, hati yang sifat terbolak balik, mudah mengalami kegoncangan dan keraguan yang datangnya tiba-tiba, perlu selalu merefresh hati dengan selalu menekuni disiplin ilmu syariat. Mendalami ilmu syari'at dan menguatkan pondasi akidah manusia, mewanti-wanti adanya kegoncangan hati yang membuat dirinya akan berputar seratus delapan puluh derajat. Agar keteguhan hati menjadi kuat tak tergoyahkan. Dan mengontrol hati untuk selalu tetap tenang dan waspada akan gangguan. Allah berfirman:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H