Dan di antaranya manusia ada yang mengorbankan dirinya karena mencari Ridha Allah, dan Allah maha penyantun kepada hamba-hambanya. Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam agama islam, dan janganlah kalian turuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata. (al-Baqarah:207-208)
Hidup adalah satu perjalanan yang mau tidak mau harus di jalani, enak tidak enak harus di rasakan. Pasalnya, orang lahir ke dunia keluar dari rahim ibu berarti kehidupan itu mulai di jalankan, dia mulai menulis tinta-tinta emas pada lembaran kosong.Â
Jika lembaran kehidupan yang di tulis itu bagus dan indah, maka sejauh itu dia telah menjalankan kehidupan dengan baik dan sesuai syariat. Dan jika lembaran kehidupan yang di tulis itu jelek maka sejauh itu dia menjalankan kehidupan tidak sesuai dengan syariat.
Ayat di atas menjelaskan tentang konsep hidup di dunia dalam lingkup kecil. Dan konsep kehidupan secara terperinci yang menjadi kunci bahagia di dunia, dan menjadi tuntunan hidup di dunia. Adapun tuntunan itu sebagaimana berikut:
Hidup di dunia harus mempunyai pedoman (pegangan untuk hidup di dunia). Pedoman untuk hidup di dunia adalah berpegangan pada al-Qur'an dan Hadis. Pasalnya keduanya merupakan wasiat Rasulullah kepada seluruh umat untuk kembali pada al-Qur'an dan Hadis agar tidak tersesat. Maka sangat cocok jika al-Qur'an dan Hadis adalah tempat bernaungnya umat islam.
Lalu tujuan hidup di dunia adalah mengharap Ridha Allah. Dengan harapan itu hidup menjadi rahmat bagi alam dan hidup akan terasa damai. Lalu tugas yang harus di lakukan di dunia adalah mengabdi beribadah kepada Allah, karena Allah tidak menciptakan jin dan malaikat kecuali untuk beribadah.Â
Dan pengemban Risalah kenabian, untuk itu perlu menuntut ilmu agar dapat membawa Risalah dengan baik dan menyeru kepada manusia dengan hikmah, pelajaran yang baik, dan berbantah dengan baik.
Untuk sampai pada semua itu membutuhkan bekal. Dan bekal yang harus di bawa di antaranya adalah ilmu dan takwa, dengan keduanya akan menambah rasa Khauf Ila Allah (takut kepada Allah).Â
Diantaranya lagi adalah yakin dan tawakkal karena harus berkeyakinan bahwa semua itu dari Allah dan pasrah akan semua yang terjadi. Dan mensyukuri akan semua nikmatNya, sabar dari semua musibah, serta zuhud (lebih mengutamakan akhirat).
Adapaun alat yang di gunakan untuk menjalankan hidup di dunia adalah harta dan jiwa, karena semua itu Allah titipkan kepada hambaNya untuk mendapatkan pahala. Lalu yang harus di lakukan di dunia adalah usaha dhahir dan bathin untuk sampai pada keridhaan Allah.Â
Mengharap kebahagiaan dunia dan akhirat. Sedangkan perjuangan yang harus di lakukan adalah berdakwa (mengajak saudara kita pada kebaikan), jihad fi sabilillah dan amar makruf nahi munkar, sebab dalam hadis di sebutkan: Nabi berkata dari Abi Said al-Hudri berkata: saya mendengar Nabi berkata: "barang siapa yang melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangan. Apabila tidak kuasa maka dengan lisan. Dan apabila tidak kuasa, maka dengan hati, ini termasuk paling lemahnya iman" (HR Muslim).
Kesimpulannya adalah hidup di dunia harus berpedoman, pedoman yang di pegang harus sesuai al-Qur'an dan Hadis. Maka, keterangan di atas adalah sekelumit untuk sukses hidup di dunia dan menyebabkan sukses juga di akhirat.
HASANTHOLUT/TAFAQQUH
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H