Tadi pagi seperti biasa saya mengantarkan anak ke sekolah. Inilah yang biasa saya lakukan tiap pagi hari, dan moment ini pula yang saya jadikan saling mempererat hubungan saya dengan anak saya. Biasanya setiap dalam perjalanan berangkat dan pulang sekolah, anak saya banyak melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang kadang bikin saya klimpungan untuk mencari jawaban yang pas dengan bahasa anak-anak. Seperti pagi tadi anak saya melontarkan sebuah pertanyaan yang bikin saya mengeryitkan dahi kari tak saya sangka-sangka pertanyaan cerdas itu muncul juga dari mulut mungil anak saya.
” Sungai itu ciptaan siapa Yah..? belum sempat saya jawab anak saya sudah bertanya lagi “ Kenapa di dunia ini harus ada sungai?
“Sungai itu ciptaan Allah, dan gunanya adalah untuk mengairi sawah, perikanan, untuk mandiin sapi, kerbau dll”. Terang saya.
“O....begitu...” Kalau jembatan di atas sungai ini Yah, siapa yang buat?
“ Kalau jembatannya ya manusia lah yang buat”
“Koq manusia bisa buat jembatan kuat kokoh di atas kali besar seperti ini?”
“ Ya karena manusia punya akal yang diberi kan oleh Allah, untuk digunakan berfikir berinovasi berkarya seperti membuat jembatan yang kita pake melintas ini” terang saya menjelaskan salah satu fungsi akal pada anak saya.
“ooo....begitu tho Yah...”
Tak terasa saya sudah sampai di depan pagar pintu masuk sekolah anak saya. Semoga akan engkau selalu seperti itu nak, bertanya dan bertanya begitu batin saya mengucap doa untuk anak saya sambil melepaskan dia memasuki halaman sekolahnya.
Dengan banyak bertanya berarti banyak informasi yang akan kita dapatkan. Dengan bertanya berarti otak kita berpikir, merenung dan bertadabbur. Bukankah dengan agama menyerukan ummatnya untuk banyak berfirkir dan merenung. Seperti dawuhnya Kanjeng Rasul dalam sebuah hadis :
“ Tafakkaru sa'atan khoirun min ‘ibadati sittiina sanatan”