Mohon tunggu...
hidayat shodiq
hidayat shodiq Mohon Tunggu... -

dari sleman yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harga Mahal Sebuah Gelar PNS

18 November 2014   05:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:33 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ada sedikit kekecewaan yang dirasakan oleh teman saya yang ia tulis di statusnya  di sebuah sosial media.Kira-kira tulisannya seperti ini” Enak bener jadi PNS sudah gaji dinaikkan, dapat tunjangan kesehatan, tunjangan anak, istri ditambah dapat tambahan sertifikasi, wuih nyaman betul hidupnya. Coba bandingkan yang  statusnya GTT, honor pas-pasan bahkan sering telat ditambah lagi harus menelen ludah gara-gara  ada omongan yang sedikit  bikin ati panas” enak ya jadi guru kerjanya santai, pakaiannya bersih apalagi bayarannya ...”

Kalau mencermati dari status temen saya ini, wajarlah kalau ia merasa kecewa dan merasa kurang adil. Sebab jam kerja sama, pulang pergi juga sama, ngajarnya juga sama, kenapa harus berbeda nasibnya ? Itulah yang bikin orang semangat untuk memburu sebuah status”PNS”.

Ada yang salah dalam polah pikir kita selama ini tentang jabatan PNS. Kita menganggap bahwa dengan status PNS hidup kita akan sejahtera, nyaman, ayem, gemah ripah loh jinawi, titi tentrem kerto raharjo lho Opo kuwi...? Pokoknya jika sudah bergelar PNS serasa kebahagiaan sudah ada di genggaman tangan kita. Makanya jangan heran kalau musim pendaftaran CPNS yang diselenggarakan pemerintah tiap tahunnya pasti membludak peminatnya. Dari mereka yang memang niat ingin mencari pekerjaan sampai mereka yang niatnya Cuma iseng-iseng berhadiah. Barang kali dengan ikut tes CPNS akan merubah nasib mereka.Mungkin inilah yang menjadi alasan banyak orang yang rela mengkorbankan segalanya demi jabatan PNS. Bahkan, ironisnya tidak sedikit mereka rela mengorbankan keluarga, anak, istri, suami dan materi demi meraih gelar yang dianggap sebagian orang sebagai gelar “prestisius”.

Tidak sedikit sebuah keluarga harus hidup terpisah dengan anggota keluarga lainnya karena salah satu anggota keluarganya menjadi abdi negara yang harus menjalankan tugas di kota lain.Seorang ayah yang hanya bisa berkumpul dengan anak dan istrinya Cuma sebulan sekali, itupun kalau tidak ada tugas keluar kota. Karena lebih memilih pekerjaan menjadi abdi negara, “ini semua juga demi anak istri” begitu kira-kira alasan mereka. Atau mereka yang rela mengeluarkan uang yang tidak sedikit nominalnya meskipun dengan “jalan belakang” agar mendapatkan gelar PNS. Alasannya “ Biar saat tua nanti ada harapan mendapat pensiunan” begitu alasan mereka.

Ini bukan berarti saya apriori atau under estimate terhadap orang yang bergelar PNS, sama sekali bukan maksud saya memberikan kesan jelek terhadap mereka. Toh saya sendiri adalah anak dari orang tua yang bergelar PNS. Masih banyak para abdi negara yang bergelar PNS itu hidupnya bahagia secara lahir dan bathin. Akan tetapi alangkah lebih bijaksana kalau jabatan PNS itu kita anggap sebagai AMANAH dari negara yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.Andai semua orang mempunyai jalan pikiran yang sama bahwa jabatan PNS adalah AMANAH, saya yakin pendaftaran CPNS tidak akan membludak seperti saat ini.

Ketika imam ghozali bertanya kepada murid-muridnya, "Apa yang paling berat di dunia ini?".

Ada yang menjawab baja, besi, dan gajah. Semua jawaban itu benar, kata Imam  Ghozali.  Tapi yang paling berat adalah "memegang AMANAH" Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini.Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT,sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak bisa memegang  amanahnya.

Seperti firman Allah dalam surat al ahzab : 72

$¯RÎ)$oYôÊttãsptR$tBF{$#n?tãÏNºuq»uK¡¡9$#ÇÚöF{$#urÉA$t6Éfø9$#urú÷üt/r'sùbr&$pks]ù=ÏJøtsz`ø)xÿô©r&ur$pk÷]ÏB$ygn=uHxqurß`»|¡RM}$#(¼çm¯RÎ)tb%x.$YBqè=sßZwqßgy_ÇÐËÈ

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanatkepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh,

Dari ayat di atas kita bisa menyimpulkan bahwa segala yang kita hadapi dan kita kerjakan saat ini adalah sebuah AMANAH yang harus dipertanggung di hadapan Tuhan nantinya. Termasuk  jabatan abdi negara PNS pertanggung jawabannya lebih besar lagi, karena ia mendapatkan amanah dari pemerintah yang itu berarti amanah dari seluruh rakyat indonesia dan sekaligus amanah dari Tuhan untuk bisa menjadi kholifah yang baik di muka bumi ini.

Dari sini muncul pertanyaan, masihkan jabatan PNS menggiurkan kita?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun