Tanggal terbit      :  Sekitar 440 SMÂ
PERJALANAN HIDUP
KUNJUNGAN KE MEMPHIS
Herodotus berkunjung ke Memphis di Mesir pada tahun 485 SM. Kunjungannya ini untuk meneliti patung-patung raja yang disimpan di ruang bawah tanah. Patung-patung ini diletakkan pada posisi sejajar satu sama lain. Selama di ruang bawah tanah, Herodotus bersama dengan seorang pendeta dan berdiskusi dengannya tentang ukiran kayu berukuran kolosal[Raksasa] yang ada di dalam ruang bawah tanah. Ukiran kayu ini merupakan serangkaian ukiran yang berjumlah sebanyak 345 ukiran. Sosok yang diukir di dalam ukiran-ukiran tersebut diyakini oleh penduduk Memphis sebagai makhluk lain yang memerintah Memphis sebelum masa pemerintahan Menes.
TEMPAT DALAM SEJARAH
Herodotus mengumumkan ukuran dan lingkup karyanya pada permulaan tulisannya Historia:
"Ini merupakan pernyataan penelitian Herodotus dari Halicarnassus, sehingga apa yang terjadi pada manusia tidak luntur dengan waktu maupun segala perbuatan besar dan menakjubkan, baik dari orang Yunani maupun bangsa barbar, tidak dilupakan kemuliaannya dan semua ini juga termasuk apa yang menyebabkan mereka saling berperang."
Catatannya atas prestasi orang-orang lain merupakan suatu prestasi tersendiri, meskipun masih diperdebatkan nilainya. Tempatnya pada sejarah dan nilai pentingnya dapat dipahami menurut tradisi masa kerjanya. Karyanya merupakan salah satu prosa Yunani tertua yang terlestarikan utuh. Namun, Dionysius dari Halicarnassus, seorang kritikus sastra dari Augustan Rome, menulis daftar tujuh pendahulu Herodotus, menggambarkan karya-karya mereka sebagai kisah yang sederhana, tanpa bumbu, yang unik termasuk kota-kota serta orang-orang, baik Yunani atau asing, termasuk legenda populer, kadang kala melodramatik dan naif, sering kali mengesankan yang dapat ditemui dalam karya Herodotus sendiri. Sejarawan modern menganggap kronologinya tidak pasti. Menurut kisah kuno, para pendahulunya ini termasuk Dionysius dari Miletus, Charon dari Lampsacus, Hellanicus dari Lesbos, Xanthus dari Lydia dan, yang paling dapat dibuktikan dari semuanya, Hecataeus dari Miletus. Dari semua ini hanya sejumlah fragmen karya Hecataeus yang terlestarikan (dan keasliannya masih diperdebatkan), tetapi memberikan sedikit gambaran tradisi pada masa Herodotus menulis Historia, sebagaimana pada kata pengantar karya Hecataeus, Genealogia:
"Hecataeus orang Milesia berbicara demikian, Aku menulis hal-hal ini sebagaimana yang benar menurutku, karena cerita-cerita yang disampaikan orang Yunani sangat beragam dan menurut pendapatku tidak masuk akal."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H