Mohon tunggu...
Thoby Yeverson
Thoby Yeverson Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Tertarik novel Fiksi detektif dan menggemari Olahraga.\r\nJika berkenan kunjungi thobiora.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyoal Kampanye dan Dana Kampanye Partai Politik

15 Maret 2014   19:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:54 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyoal Kampanye dan Dana Kampanye Partai Politik

Opini Thoby Yeverson Alexander Ora

Bulan April 2014 merupakan ajang demokrasi yang paling akbar di negeri ini. Tentu saja dalam beberapa bulan ke depan bahkan sudah dimulai saat ini, kita melihat bendera-bendera Partai Politik dan foto para Caleg yang bertebaran di berbagai sudut jalan, dan juga muncul di berbagai media cetak, online, dan media elektronik. Tentu ini adalah bagian dari pesta demokrasi pemilihan umum, namun juga menjengkelkan bahkan meresahkan. Bagaimana tidak, pada saat kita sedang asyik menonton Televisi, tiba-tiba iklannya partai politik dan wajah caleg muncul dan mengganggu tayangan. Ketika sedang di jalan, kita menjumpai bendera parpol, poster, baliho partai dan caleg, yang menjadi momok, menyebabkan pemandangan semakin tidak harmonis. Orang awam yang tidak tertarik pada perpolitikan menjelang pemilu akan jengkel dan terganggu, bahkan karena hal itu semakin menjadi-jadi karena wakil rakyat di DPR dan Presiden yang terpilih terkesan banyak membohongi rakyat tanpa mewujudkan janji-janji kampanyenya, orang begitu sangat tidak tertarik. Setiap hari atribut parpol dan caleg yang kita temui ternyata seakan-akan hanyalah rayuan yang tidak akan membawa perubahan apa-apa dalam tatanan hidup masyarakat dan kesejahteraan rakyat.

Politik menjelang pemilu akan semakin tidak menarik kalau berlangsung tidak harmonis dan terjadi kekisruhan. Masyarakat kita yang semakin susah akan gampang menjadi marah kalau dipaksa untuk memilih parpol dan caleg tertentu. Bahkan kampanye dengan pengerahan massa yang besar bisa berpotensi terjadi kerrusuhan. Kalau pun tidak rusuh ujung-ujungnya sampah bertebaran dimana-mana setelah pelaksanaan kampanye.

Pertanyaannya, mengapa harus ada kampanye? Saya berpendapat kalau kampanye hanya akan dijadikan sebagai ajang untuk mengumbar janji palsu dan membual serta menipu rakyat, sebaiknya kampanye itu tidak perlu dilaksanakan. Kampanye yang kita lihat selama ini adalah setiap partai dan caleg berusaha menampilkan citra positif dan cenderung tidak jujur. Bahkan saat kampanye umumnya kita mengetahui siapa yang memberi uang, siapa yang menerima uang. Ujung-Ujungnya ya Money Politic. Berapa banyak dana yang dikeluarkan partai saat kampanye. Tentu tidak Sedikit. Ada ratusan miliar rupiah.

Data mengenai rincian total laporan dana kampanye 12 partai peserta pemilu 2014 hingga yang disampaikan ke KPU pada tanggal 02 Maret 2014, antara lain sebagai berikut: Partai Nasdemtotal laporan awal dana Kampanye Rp 138.977.622.854, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dana kampanye Rp 69.704.938.236, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dananya Rp 82.481.388.425,90, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dana kampanye Rp 220.842.436.120, Partai Golkar dana kampanyenya Rp 174.037.763.861, Partai Gerindradana kampanyenya Rp 306.580.579.070, Partai DemokratDana Kampanye Rp 268.091.134.444, Partai Amanat Nasional (PAN) Dana Kampanye Rp 256.342.968.557, Partai Persatuan Pembangunan (PPP)Dana KampanyeRp 96.771.178.018, Partai Hanuratotal Dana Kampanyenya Rp 241.072.137.926, Partai Bulan Bintang (PBB) total dana kampanye Rp 47.407.872.785, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Laporan dana kampanye Rp 36.382.719.813.

Kalau kita amati, Partai telah mengumpulkan begitu banyak dana, dan akan mengeluarkan dana dengan jumlah sangat fantastis. Jika semua dana kampanye dari 12 parpol yang dilaporkan ini, kalau dijumlahkan hasilnya akan sangat fantastis. Bayangkan berapa ribu sekolah yang bisa kita bangun untuk memajukan pendidikan di Indonesia, ketimbang pendidikan politik dengan cara bagi-bagi uang (Money Politic). Berapa juta fasilitas umum yang dapat kita bangun dan benahi, berapa juta beasiswa yang dapat berikan kepada siswa berprestasi atau berapa ratus lapangan usaha yang dapat wujudkan untuk rakyat banyak. Kita bahkan seakan menjadi sedikit tidak rasional dengan menghabur-hamburkan uang triliunan rupiah untuk perhelatan politik, dan melupakan berbagai masalah yang saat ini sedang dihadapi jutaan rakyat Indonesia.

Semestinya tidak perlu pencitraan yang berlebihan, untuk mendapat kesan positif dari masyarakat. Tidak perlu panggung yang dilengkapi penyanyi dangdut super seksi dan bohay untuk menarik perhatian rakyat dan menaikan derajat partai politik. Yang diperlukan rakyat Indonesia saat ini adalah aksi nyata setiap parpol dan caleg untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Tidak perlu tunggu pemilu kalau mau berbuat hal yang kongkrit bagi rakyat. Mari kita kembali berpikir dan bertanya: untuk apa kampanye dan dana kampanye itu???

Penulis adalah pemerhati masalah sosial tinggal di Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun