Mohon tunggu...
Tito Irwan Guntoro
Tito Irwan Guntoro Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Praktisi Safety, Health dan Environmental

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Kridit Memang Luar Biasa

21 April 2014   17:04 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:23 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

….“Bangsattttt…bayar dong tagihannya !!..”….lalu terdengar suara klek dan menimbulkan sejuta tanya di pikiranku…. Wong edan…kataku.

Ehh, tak lama kemudian ada lagi telpon yang masuk kali ini dengan suara yang berbeda . “ Awasss kalo kamu gak segera bayar tagihanmu….!! “ belum lagi sempat menanyakan siapa penelepon ini, dia sudah kembali menutup pembicaraan ini… Wong géndéng…batinku.

Ketika telponku kembali berbunyi..kali ini aku sudah siap. Namun ternyata yang berbicara adalah suara lembut seorang wanita….” Paaaakkk…mohon maaf mengganggu, hanya memberi informasi bahwa tagihan kartu kridit Bank bapak, sampai saat ini sudah tertunggak cukup lama. Harap segera dibayar ya pak, bila tidak kami tidak bertanggung jawab atas keselamatan bapak…” suara yang gemulai namun tetap menyisakan ancaman serius buatku…

………@# Kridit memang luar biasa..

Belum lagi tanganku selesai memencet tombol keypad Blackberry Curve ku (yg ukurannya sumpah imutt banget, ga sesuai jari lentikku…) ….ehh, berdering lagi nih BB. Setelah kulihat peneleponnya, ternyata Sapta Kusnata, teman waktu di Kalimantan dulu. “ Mas..tadi ada pihak bank nelpon, tanya2 alamatmu..kayaknya berkaitan dengan cicilan kriditmu. Kalo ada masalah bilang yaa…nanti pasti dibantu..” busett dahhh ini bank..

Setelah sedikit berbasa basi, berakhirlah pembicaraan singkat itu. Tak lama..lagi2 BB itu berbunyi. Kali ini dari bapakku di Malang…” Le..tagihanmu durung dibayar yooo….ono masalah too le…”

Kali ini, saya benar2 gak bisa menahan marah. Apa2an ini bank. Saya kan selalu membayar seluruh kriditan tepat waktu, sesuai dengan jumlah yang tertera di Internet Bankingku. Walau untuk kartu kridit saat ini masih saja membayarnya dengan charge minimum payment..tapi toh gak pernah telat.

Setelah nada panggil masuk, terdengar suara cewek merdu tapi menjengkelkan ..khas suara mesin otomatis operator telepon…” pelanggan kami yang terhormat, bila anda…bla bla bla “. Langsung saja kutekan tombol 0 untuk bicara dengan operator. Petugas pun menjelaskan tanpa perasaan bersalah sedikitpun. Bahwa memang terdapat kesalahan administrasi saat penagihan tempo hari dan saya ternyata kurang bayar enam puluh tiga ribu dua ratus lima puluh rupiah

Gubrakkkkk…. bukannya sombong, jumlah segitu buat biaya makan siangku aja gak cukup. Lah kali ini tanpa ada pemberitahuan yang sopan langsung di teror dengan telpon gak sopan seperti itu. Apalagi sampai menghubungi kolega dan orang tua…dasarrr kurang ajar.

………@# Kridit memang luar biasa..

Setelah agak tenang, pikiranku mengelana kepada konglomerat2 hitam negeri ini yang mempunyai hutang hingga milyaran rupiah tapi kok rasanya diperlakukan berbeda. Kayaknya debt collector hanya berani ke kroco2 macem aku ini aja. Termasuk ke kalian yang baca…kroco juga. Sialnya pemerintah tak juga segera membuat aturan perundangan yang membatasi kelakuan para collector itu. Sempat ramai saat ribut2 masalah Melinda Dee..namun beritanya perlahan menghilang terganti oleh berita Farhat Abbas .

Pemerintah malah sepertinya melindungi para pengemplang utang negara itu. Alih-alih nyuruh mereka segera melunasinya tapi malah membantunya lewat BLBI. Heran juga, konglomerat2 hitam itu kok gampang aja disetujui kriditnya..

………@# Kridit memang luar biasa..

Rekan kerja di seberang ruanganku terlihat terpekur diam. Hal itu menambah dingin sosok tenangnya. Apalagi ditambah janggut yang tercukur rapi , makin menambah wibawanya. Ternyata dia sedang asyik membuka dan membaca iklan rumah123.com, sebuah situs yang membantu mencarikan rumah yang dapat dijual ataupun disewakan. Ketika kutanyakan kepada anak buahnya yang kebetulan lewat, dia menjelaskan bahwa bosnya sedang bingung mencari kontrakan rumah yang akan habis bulan depan. Saat kutanya mengapa bos itu kok tidak membeli rumah. Ternyata, jawabannya karena sang bos tidak ingin membeli dengan cara berhutang. Riba katanya dan riba dilarang agama.

Saya sih sangat menghormati prinsip yang ditanamkan teman saya itu. Orang toh boleh saja mempunyai pandangan yang berbeda2. Namun kasihan juga melihatnya sibuk seperti itu. Beda dengan anak buahnya yang sudah tenang dengan rumah mungil type 48 nya. Walaupun itu baru bisa didapat dengan menggunakan fasilitas KPR

………@# Kridit memang luar biasa..

Sementara itu, di tempat yang terpisah sejarak 153 KM dari tempatku saat ini berada. Seorang lelaki tampak berjalan dengan gontai. Dari gerak geriknya kelihatan bahwa dia sudah sangat familier dengan tempat itu. Sambil memegang gelas aqua bekas yang berisi coffemix hangat..dia melenggang pelan, sesekali menghisap rokok kretek gudang garam merah yang tersisa setengah batang.

Tak lama, sang lelaki duduk dengan nyaman di pojok gang kecil di kawasan Saritem Bandung. Sinar matahari hanya mampu terbias tertutup oleh bangunan tinggi yang menjepit gang sempit itu. Wanita – wanita di tempat itu sangat berbeda atmosfirnya bila dibandingkan saat malam tiba. Tidak ada lagi make up tebal dan dandanan menor. Yang tersisa hanyalah bau kecut parfum murahan mereka bekas malam kemarin. Namun rupanya hal itu tidak mengganggu ketakjiman dari lelaki tadi dalam menikmati pemandangan di depannya. Ingin rasanya dia melampiaskan hasratnya, namun apa mau dikata..uang di kantongnya hanya cukup untuk ongkos naik angkot menuju rumahnya di bilangan Tanjung Sari.

Namun…samar dia melihat ada bayangan tangan wanita memanggilnya. Diapun mendekat…setelah basa basi dan negoisasi, sang lelaki itu pun tersenyum sambil membayangkan kenikmatan dan kehangatan yang akan diterimanya. Lelaki yang beruntung. Dapat menikmati semua itu dengan cara ngutang..dan itupun dapat dicicil dengan bunga ringan

………@# Kridit memang RRRRRRuarrrr biasa..

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun