Manusia Purba
Manusia Purba adalah istilah yang digunakkan untuk manusia yang hidup berjuta-juta tahun yang lalu. Manusia purba hidup berpindah-pindah dari zaman ke zaman, Â sehingga jenis manusia purba juga dibagi menjadi tiga, yaitu Meganthropus, Pithecantropus, hingga Homo sapiens.Â
Meganthropus
Meganthropus adalah jenis manusia purba tertua. Fosil manusia pada zaman ini ditemukan pada tahun 1941 oleh G.H.R von Koenigswald, di daerah Sangiran, Â lembah Bengawan Solo. Fosil ini diberi nama Megantrophus Palaeojavanicus yang memiliki ukuran rahang yang besar dan kuat (Abdurakhman & Pradono, 2019, 25).
  Â
Pithecanthropus
Pithecanthropus adalah kelompok manusia purba yang terdiri dari Pithecanthropus erectus, Pithecanthropus mojokertensis, dan Pithecanthropus robotus. Fosil Pithecanthropus diperkirakan memiliki usia 900.000 sampai 200.000 tahun yang lalu, fosil Pithecantrophus dapat dibedakan dari postur tubuh dan ukuran otak (Abdurakhman & Pradono, 2019, 26).
Pithecanthropus erectus:Â
Berdasarkan hasil penelitian, manusia kera ini mampu berdiri dan berjalan tegak.
Pithecanthropus mojokertensis:
Pithecanthropus mojokertensis adalah arti dari manusia kera dari Mojokerto.
Pithecanthropus robotus:
Manusia kera ini memiliki  fisik yang tidak jauh dengan Pithecanthropus mojokertensis, tubuh manusia kera ini lebih besar dan lebih kuat.
Homo
Beberapa jenis manusia purba homo yang ditemukan didunia ini adalah Homo soloensis, Homo wajakensis, Homo floresiensis, dan Homo sapiens (Abdurakhman & Pradono, 2019, 27). Homo soloensis disimpulkan setalah peneliti menemukan ada sebuah tengkorak, rahang, dan gigi di lembah Bengawan Solo, menurut peneliti ini adalah manusia yang diperkirakan hidup dan hasil evolusi Pithecanthropus mojokertensis. Selain dari itu, Homo wajakensis ditemukan di daerah Wajak pada tahun 1889. Menurut peneliti, Homo wajakensis sudah dianggap memiliki peradaban yang lebih maju.Â
Homo floresiensis adalah masa dimana manusia purba udah mulai menggunakan peralatan dari batu, dan mereka mulai menggunakan api untuk memasak, juga berburu. Fosil manusia purba ini ditemukan di sebuah gua, di Liang Bua, Manggarai, Pulau Flores, NTT pada tahun 1965. Jenis manusia purba yang terakhir adalah Homo sapiens, ini adalah jenis manusia cerdas, sifat mereka sudah mendekati manusia saat ini. Homo sapiens bertahan hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan.
Pra aksara
Zaman pra aksara terbagi menjadi 4 yaitu zaman Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, dan Megalitikum.
Paleolitikum :Â
Pada zaman ini, manusia masih hidup dengan berpindah-pindah tempat dengan berburu dan mengumpulkan makanan (Abdurakhman & Pradono, 2019, 32). Mereka juga menggunakan peralatan yang terbuat dari batu dan tulang, sehingga masih kasar dan sangat sederhana. Kebudayaan yang ada pada zaman ini adalah Pacitan dan Ngandong.
Mesolitikum:
Pada zaman ini, manusia hidup dengan tempat tinggal yang semimenetap (Abdurakhman & Pradono, 2019, 33), mereka memanfaatkan mata pencaharian berburu dan bercocok tanam dengan peralatan yang terbuat dari batu yang dihaluskan. Kebudayaan pada zaman ini adalah Abris sous roche, Kjokkeenmoddinger, dan lukisan sederhana.
Neolitikum:
Pada zaman ini, manusia hidup menetap dan bercocok tanam untuk bertahan hidup (Abdurakhman & Pradono, 2019, 33). Peralatan yang mereka gunakan terbuat dari batu yang dihaluskan dan menggunakan bahan dasar kulit kayu untuk pakaian. Kebudayaan yang dihasilkan adalah Beliung pesergi dan Kapak lonjong.
Megalitikum:
Pada zaman ini, manusia mulai membuat bangunan untuk tempat tinggal dari batu-batuan (Abdurakhman & Pradono, 2019, 33). Di masa ini, mereka memiliki suatu sistem keyakinan yang diyakini pada masa Megalitikum. Kebudayaan yang dihasilkan adalah Menhir, Dolmen, Kubur batu, dll.
Perbedaan zaman pra aksara dan zaman modern
Manusia yang hidup di zaman pra aksara dan zaman modern sangat berbeda, secara fisik maupun non fisik (Perbedaan Manusia Purba Dan Manusia Modern Serta Persamaannya, 2021). Secara non fisik, manusia purba memiliki cara bertahan hidup yang sangat berbeda dengan zaman modern, mereka berburu dan mengumpulkan makanan untuk bertahan hidup, sedangkan manusia di zaman ini bertahan hidup dengan pertanian, peternakan, dll. Perbedaan ini juga dapat ditemukan secara fisik, manusia purba memiliki bentuk badan dan wajah yang besar yang sangat berbeda dengan manusia hidup di zaman kini. Hasil Kebudayaan yang dihasilkan juga berbeda-beda dari zaman pra aksara hingga zaman modern adalah teknologi (Kebudayaan Masyarakat Modern. LATAR BELAKANG | by Tenti Safitri, 2017).
Seiring berkembangnya zaman modern ini, semakin canggihnya teknologi yang digunakan manusia. Namun, teknologi juga dapat menjadi masalah pada zaman modern ini, karena berdampak buruk bagi orang dewasa hingga anak kecil dari kesehatan mental maupun fisik. Teknologi membuat masyarakat waktu berinteraksi mereka terbatas dengan satu sama lain (Menariknya Era Teknologi Modern: Tantangan Dan Solusi Untuk Sukses, n.d.).
Itulah manusia purba dan zaman-zamannya! Menurut kalian, kalian kuat ga nih kalau hidup di zaman pra aksara?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H