Mohon tunggu...
Thika WBB
Thika WBB Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

A Last Semester Student

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Tematik MBKM UPI: Memperkuat Pembelajaran Sekolah Dasar di Masa Pandemi

19 September 2021   13:35 Diperbarui: 19 September 2021   13:38 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semenjak pandemi Covid-19, berbagai langkah ditempuh oleh Pemerintah untuk mencegah penularan Covid-19. Demikian dalam sektor pendidikan, pemerintah mengeluarkan kebijakan pembelajaran jarak jauh atau daring. Namun nyatanya, pembelajaran belum sepenuhnya efektif. Belum lagi pembelajaran yang terkendala dengan permasalahan logistik yang mempengaruhi efektivitas proses pembelajaran dalam tingkat sekolah.

Untuk bergerak menyukseskan pendidikan nasional dalam kondisi pandemi, demikian melalui Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menyusun program Merdeka Belajar Kampus Mengajar (MBKM) Angkatan I. Dengan melibatkan mahasiswa dari berbagai kampus dengan latar belakang pendidikan yang berbeda untuk membantu proses belajar mengajar di sekolah, khususnya jenjang Sekolah Dasar (SD) di berbagai daerah. Di mana penugasan program ini dilaksanakan dari 22 Maret sampai 25 Juni 2021.

Sasaran SD dalam program ini merupakan sekolah yang berada di daerah 3T (Tertinggal, Terluar, Terdepan). Adapun salah satu Sekolah Dasar yang menjadi tempat dilaksanakannya program MKBM ini yakni SDS IT PUI Cibiitung yang terletak di Desa Cibitung Tengah, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Mahasiswa yang bertugas di SD tersebut berjumlah 6 mahasiswa dari berbagai jurusan dan universitas yang berbeda.

Sekolah berlokasi di tempat yang jauh dari perkotaan. Kurikulum yang diterapkan yakni Kurikulum 2013 Revisi dengan jumlah siswa sebanyak 144. Semenjak pandemi, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan menggunakan metode daring, mengingat adanya wali murid yang terpapar Covid-19. Pembelajaran di sekolah tersebut dilaksanakan dengan hanya menggunakan aplikasi WhatsApp Group. Pertama, karena tidak adanya fasilitas berupa handphone untuk siswanya mengingat siswa yang berada di jenjang SD. Kedua, sulitnya sinyal di daerah tersebut berikut dengan tidak familiarnya penggunaan aplikasi belajar dan video conference bagi siswa maupun wali murid.

Mahasiswa yang bertugas di SD tersebut membantu guru dan proses mengajar kelas 1 sampai kelas 5 dengan menerapkan rencana metode pembelajaran berjadwal dengan melalui daring, pembelajaran luring di sekolah dan di rumah siswa (home visit). Setiap mahasiswa yang bertugas memiliki guru pamong yang sekaligus merupakan wali kelas di setiap kelas. 

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran berjalan dengan baik sesuai dengan jadwal yang sudah didiskusikan dengan mahasiswa dan guru pamong lain mengenai jadwal luring di sekolah yang dilaksanakan secara bergiliran dengan mempertimbangkan tidak bolehnya ada keramaian di kondisi pandemi Covid-19 ini. Setiap kelas mendapatkan jadwal luring di sekolah sebanyak dua kali dalam seminggu. Selain itu, mahasiswa pun membantu guru menyediakan materi pembelajaran berbasis teknologi, seperti penayangan media pembelajaran berbasis video menggunakan laptop, proyektor, dan power point, serta membantu administrasi sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun