Mohon tunggu...
Fityananda Musthika
Fityananda Musthika Mohon Tunggu... -

someone who will yell at motorcycles riders

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Melihat Berbagai "Keajaiban" di Seleksi Pertukaran Pelajar Kemenpora

1 Oktober 2014   23:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:45 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua orang pasti pernah mengalami momen-momen menyebalkan ketika berurusan dengan birokrasi pemerintah.  Perpanjangan SIM, STNK, mengurus surat kepolisian, you name it.

Buat saya, momen menyebalkan itu terjadi di pertengahan Mei 2014, saat seleksi pertukaran pelajar yang diadakan Kemenpora.  Pertukaran pelajar ini bertujuan ke Malaysia, Korea Selatan, dan Kanada. Saya mengikuti seleksi DKI Jakarta dan nantinya DKI akan mengirimkan 2 wakil DKI untuk pada akhirnya digabung dengan wakil dari propinsi lain untuk dikirimkan ke negara tujuan.  Sebelum saya ikut seleksi, saya harus mengirimkan berkas-berkas ke kantor Kemenpora di Jatinegara. Setelah itu, saya diminta datang di GOR Otista minggu depan untuk ikut seleksi tertulis jam 7 pagi.

And the moments that suck…begin

1.Semua peserta diminta datang jam 7 pagi untuk  melakukan tes. Ternyata, jam 7 pagi belum ada apa-apa. Tidak ada kursi bermeja ala-ala kuliah, tidak ada pendaftaran ulang, atau apalah. Setelah banyak peserta duduk di aula sekitar jam 7.30, barulah ada panitia yang menggunakan TOA dan meminta kami semua mengantri di pintu masuk untuk daftar ulang sesuai negara tujuan

2.Kami pikir, “ya maklum lah, masih pagi, mungkin tes nya ngaret, dan baru mulai jam 8 pagi” NYATANYA kami baru dibagikan soal jam 10. Selama 3 jam menunggu, kami disuruh berkenalan, dan disuruh gladi bersih untuk “acara pembukaan seleksi” yang kami tidak tahu akan ada begituan.

3.Udah tau namanya juga tes tertulis, Ya mbok ada meja gitu. Minimal kursi yang ada meja lipatnya. Nyatanya  Panitia Cuma menyiapkan kursi biasa. Tanpa meja. Kita yang disuruh bawa papan jalan sendiri.

4.Pada akhirnya, saya mendapatkan 3 bundel soal, yaitu soal pengetahuan DKI Jakarta, soal PPKn, dan soal bahasa inggris.  Meskipun saya merasa soal PPKn seperti ini terlalu dangkal untuk betul2 melihat kepribadian seseorang, tetapi ya sudahlah. Saya paling terganggu dengan bundle soal bahasa Inggris. Dalam soal-soal Bahasa Inggris, BANYAK SEKALI terdapat grammar error. Saya pun masih berusaha memaklumi apabila ada kesalahan-kesalahan grammar yang bersifat minor, sayangnya, dalam beberapa bacaan, grammar error yang parah membuat saya tidak bisa memahami maksud bacaan tersebut. Saya sungguh tidak habis pikir bahwa soal yang hendak mengetes orang yang mau exchange ke luar negeri, nggak becus begitu.

Saya sempat mengambil foto soal2 bahasa Inggris super ngawur tersebut :p

[caption id="attachment_345363" align="aligncenter" width="320" caption="Foto Soal Home Office"][/caption]

A.“Such people type will harder if they are working just from home” (mungkin maksudnya à such type of people find it hard to work from home à tipe orang seperti itu sulit bekerja dari rumah)

B.“So considering carefully what we actually need in running our business is very recommended before choosing to have office at home or not” (kalimat ini seperti kalimat-kalimat Bahasa Indonesia yang secara harafiah langsung diterjemahkan ke Bahasa Inggris tanpa ada penyesuaian)

C.“There will no clear border between working and breaking” (Breaking? Your heart break? Border? Emang batas negara?? Saya yakin maksudnya ‘beristirahat’, jadi kalimat yang benar à There WONT BE clear line between working and resting)

[caption id="attachment_345364" align="aligncenter" width="320" caption="Foto Soal Earthquake"]

1412154485550520395
1412154485550520395
[/caption]

d. “Earthquake is hard to be predicted and that makes a lot victims” (Grammar errors. Wrong choice of words. Kalimat yang benar à Earthquake IS UNPREDICTABLE and CAUSING a lot OF victims)

e. “A volcanic earthquake is usually kept within 10-20 miles of the volcano” (Kept?? entahlah maksudnya apa)

Selain itu, masih banyak kesalahan tata bahasa, kesalahan pemilihan kata yang ajaib membuat saya tidak bisa memahami cerita, tidak habis pikir, sampai bertanya-tanya, “jangan-jangan ini sengaja di salahin dan mereka akan pilih peserta yang bisa menemukan kesalahannya”. Ternyata tidak, karena saya bahkan tidak lolos tahap berikutnya.

Saya pada saat itu merupakan mahasiswa tingkat akhir di UI, dimana jurusan saya sehari-harinya menggunakan textbook berbahasa Inggris.  Bukan merasa sok pintar, tapi ini menunjukkan ketidakseriusan instansi pemerintah dalam menyaring peserta terbaik untuk menjadi perwakilan Indonesia di luar negeri.

5.Selanjutnya, soal Hubungan Internasional. Saya cukup PD karena saya menghabiskan 4 tahun belajar HI. Lagi, bukannya sok pintar, tetapi saya harusnya tahu hal-hal dasar dan beberapa isu internasional yang sedang hangat. Beberapa soal-soal tersebut saya pikir aneh, ajaib dan bikin ketawa, seperti contoh ini :

a.“Hubungan Indonesia-Australia sempat memanas akhir-akhir ini, oleh insiden penyadapan pejabat RI oleh intel Australia. Masyarakat marah, dan meminta Australia menyampaikan pemintaan maaf……dll dll..(saya lupa kalimat aslinya, yang pasti menggambarkan masalah penyadapan tersebut). Pertanyaannya : siapakah nama PM Australia dan Menteri Luar Negeri Indonesia pada saat itu?

Saya langsung tertawa melihat pertanyaan akhirnya. Ini seperti lelucon teka-teki yang bertanya : “Ada kereta melaju dari Jakarta ke Jogja dengan kecepatan 150km/jam , berangkat dari Jakarta jam 09.00, dan jarak ke jogja 500km. Siapakah nama masinisnya???” Saya pikir pertanyaannya adalah pendapat peserta ttg insiden penyadapan :p

b.“Sebuah penelitian mengatakan bahwa Indonesia akan menjadi negara terbesar Ke enam di DUNIA pada tahun 2020. Setujukah anda?”

Research darimana??? Terbesar berdasarkan parameter apa??? Tahun 2020 itu sekitar 6 tahun lagi lho????

c.Saat itu berita tentang Rusia-Ukraina-Crimea cukup hangat, jadi saya membaca-baca tentang isu tersebut.  Ternyata benar, isu Ukraina dan Rusia diangkat di tes ini. Tetapi, pertanyaannya bukan tentang Crimea, melainkan “Bila anda menjadi PM Ukraina, apakah anda akan memilih bekerja sama dengan Uni Eropa atu Uni Eurasia?” (Bahkan Uni Eurasia belum ada, dan baru angan-angan Putin semata)

6.Hal terakhir yang membuat saya begitu kesal adalah bukan karena saya tidak lolos ke tahap selanjutnya. Jadi, pada saat tes, saya berkenalan dengan seorang teman, kelas 3 SMA, berumur 17 thn. Dia sudah lolos tahap berikutnya, hingga penyaringan 10 orang dan karantina 2 hari di Puncak. Tapi, dari 10 orang itu, dia ditempatkan di peringkat  bawah dan tidak bisa terpilih karena USIANYA BELUM 18.  Ternyata panitia memberikan batas umur 18-25 thn. Trus kenapa dia bisa ikut tes dan terpilih in the very first place??? Kan kasihan dia, sudah ikut sampai puncak, tes ini itu ini itu, tetapi tidak terpilih karena BELUM CUKUP UMUR. Ketika dia protes ke panitia, panitia bilang “yah hanya untuk ramai-ramaiin saja”

Setelah itu saya kapok untuk ikut-ikut acara pemerintah….sekaligus sangat ingin untuk bekerja di pemerintah dan memperbaiki semua ke-nggakjelasan / keajaiban ini. :p

Nb : Saya menulis ini bukan sebagai bentuk ketidakpuasan saya tidak terpilih, atau untuk menjelek-jelekkan pihak manapun. Saya hanya ingin menceritakan pengalaman, dan bila ada dari Kemenpora atau orang yang terlibat yang membaca, biarlah ini dapat dijadikan evaluasi :p

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun