Banyak juga video tutorial yang juga membantu dalam pengerjaan tugas dan membuat generasi milenial merasa 'berinteraksi' dengan pemateri yang ada di video.
Langkah awal yang dapat dilakukan untuk membangun budaya pembelajaran di tempat kerja adalah dengan mengenali masing-masing karakteristik generasi milenial. Meskipun banyak yang sering menganggap sebelah mata kinerja generasi milenial di dunia kerja, tetapi mereka juga bisa membuktikan bahwa mereka mampu dan kompeten.
Selanjutnya bisa dilakukan identifikasi kemampuan individu para milenial, maka yang dilakukan adalah menetapkan budaya pembelajara yang inisiatif strategis. Hal ini dilakukan agar pembelajaran menjadi lebih efektif dan tepat sasaran.Â
Perlu didiskusikan jenis pembelajaran dan ketereampilan apa saja yang dibutuhkan untuk menyokong strategi perusahaan di dunia kerja. Selain itu juga harus pintar dalam melihat dan mengambil semua peluang pembelajaran demi mencapai target yang sudah ditetapkan.
Adanya pembelajaran juga harus didukung dengan adanya praktik akan ilmu-ilmu yang diajarkan pada setiap proses pembelajaran. Dalam hal ini, para atasan memerlukan pelatihan untuk bekerja secara harmonis dengan generasi milenial dan mencapai hasil yang diinginkan bersama sama.Â
Pujian, penilaian positif, serta dukungan dan semangat sangat ampuh untuk 'membakar' semangat generasi milenial dan berusaha untuk mencapai target yang diberikan.
Tanggung jawab. Jika suatu proses dilalui tanpa adanya rasa tanggung jawab dari masing-masing individu, maka hasilnya akan minimal bahkan cenderung nihil. Sama seperti proses pembelajaran lainnya, pembelajaran yang dilalui oleh para generasi milenial sangat memerlukan adanya rasa tanggung jawab, bukan hanya diterapkan.Â
Karena seluruh perbuatan atau kegiatan harus dipertanggungjawabkan. Para milenial harus mempertajam keterampilan yang mereka pelajari, ilmu baru yang telah mereka dapatkan dan terapkan, kemajuan apa yang sudah mereka hadirkan, dan masih banyak lagi.
Generasi milenial adalah generasi yang sangat berbeda dengan pendahulunya. Mereka cenderung memiliki pergerakan yang cepat dan pesat melebihi pendahulunya. Disinilah yang menjadi tantangan untuk mempertahankan SDM yang terbaik dan paling cerdas diantara seluruh milenial.Â
Perlunya untuk memutar otak untuk mencari cara bagaimana untuk memenuhi keinginan para milenial dalam pengembangan karir, mengingat dalam waktu yang cenderung bersamaan juga harus membuka peluang belajar untuk generasi selanjutnya (Generasi X,Y,Z) di dalam kelompok kerja multi generasi saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H