Mohon tunggu...
Vox Pop Pilihan

Sampah, Ketidakperdulian Masyarakat Atau Pemerintah?

24 Februari 2016   20:06 Diperbarui: 24 Februari 2016   20:51 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Sampah di bantaran kali di daerah Bendungan Jago, Kemayoran, Jakarta Pusat"][/caption]

Pada artikel ini, penulis akan mendiskusikan tentang ketidakperdulian terhadap sampah. Sebelumnya, apa itu sampah? Sampah adalah barang-barang/material-material yang sudah tidak memiliki nilai guna, karena sudah habis nilai gunanya ataupun hasil sisa dari suatu proses. Sampah biasanya dianggap oleh orang-orang sebagai barang yang sudah tidak berguna dan biasanya dibuang di suatu tempat. Nah, pada artikel ini akan dibahas perilaku-perilaku dari masyarakat dan pemerintah terhadap sampah.

Bisa dilhat pada gambar yang berada di atas, bahwa di foto terdapat si penulis yang sedang berdiri di dekat tumpukan sampah di bantaran kali. Foto itu diambil di bantaran/pinggiran kali di dekat daerah Bendungan Jago, Kemayoran, Jakarta Pusat. Penulis merasa sangat tidak nyaman dan kebau-an­  saat mengambil foto di bantaran kali tersebut karena banyaknya sampah yang menumpuk di bantaran kali itu menyebabkan bau tidak sedap. Apa yang menyebabkan banyaknya sampah yang menumpuk di bantaran sungai tersebut?

Hal yang sudah pasti menjadi salah satu penyebab dari terjadinya penumpukan sampah tersebut dan menyebabkan ketidak-nyamanan di sekitar tempat itu adalah perilaku dan sikap tidak peduli dari masyarakat. Jika dibilang masyarakat yang tidak peduli, pasti ada pihak yang tidak setuju dan pas ada yang menarik pihak Pemerintah dan pihak pemerintah-pun disalahkan karena ketidak-perdulian pemerintah itu sendiri atas sampah-sampah yang menumpuk di bantaran kali tersebut.

Jika ditinjau dari segi ketidakperdulian, sejak bergantinya gubernur DKI Jakarta menjadi dibawah pimpinan Bpk. Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, kota DKI Jakarta mengalami perubahan yang cukup drastis. Berikut merupakan perubahan yang dilakukan Gubernur kita Bapak Basuki mengenai kebersihan lingkungan, yaitu : penambahan 92 truk sampah baru, pembersihan kali Ciliwung, pembersihan waduk Ria Rio, pembersihan sungai di kawasan Epicentrum, dan lain lain.

Jadi apakah benar PemProv DKI memberi perilaku yang tidak perduli terhadap sampah-sampah yang menumpuk di sekitar Jakarta? Memang benar, kali di kawasan Bendungan Jago, Kemayoran, Jakarta Pusat itu masih terdapat sampah yang menumpuk, tapi hal itu tidak membuktikan bahwa pemerintah kita memberikan sikap yang tidak perduli terhadap lingkungan. Untuk membersihkan kali seperti itu, dibutuhkan waktu untuk perundingan, persetujuan dan pelaksanaan. Jadi, hanya masalah waktu saja.

Sesuai dengan pernyataan di atas mengenai sikap pemerintah terhadap masalah kebersihan terutama sampah di Jakarta, apakah sepenuhnya salah pemerintah? Tentu saja tidak. Hal ini kembali kepada warga yang tinggal di sekitar kali tersebut. Kotornya kali karena sampah rumah tangga menunjukan ketidak-perdulian warga yang membuang sampah/limbah rumah tangganya di pinggiran kali tersebut. Semakin banyak warga yang membuang sampah ke daerah bantaran kali/pinggiran kali tersebut, maka sampah akan semakin menumpuk dan menyebabkan dampak-dampak negatif seperti bau tak sedap, penyakit, dan sebagainya.

Menurut warga sekitar, mereka hanya perlu membuang sampah di pinggiran kali tersebut, lalu pemerintah atau pembersih sampah akan mengurus sisanya. Bagaimana kalau jumlah sampah yang menumpuk tidak sesuai dengan tampungan sampah yang bisa dibersihkan atau diangkut oleh pembersih sampah? Maka sampah tersebut akan tetap menumpuk di pinggiran kali tersebut. Ketidak-perdulian warga sekitar merupakan salah satu faktor terkuat menumpuknya sampah di pinggiran kali itu.

Jika saja warga sekitar menunjukan keperduliannya terhadap lingkungan sekitarnya, seperti salah satunya di pinggiran kali tersebut, sampah tidak akan menumpuk sedemikian rupa seperti yang ada pada gambar. Warga sekitar bisa menunjukan keperduliannya dengan membuang sampah/limbah rumah tangga mereka ke tempat pembuangan sampah terdekat, warga sekitar bisa bekerja sama bergotong royong membersihkan lingkungan sekitar dan pinggiran/bantaran kali itu sendiri,

bahkan jika warga merasa sampah yang harus dibersihkan terlalu banyak, warga daerah sekitarpun bisa memberikan sebuah pernyataan mengenai kebersihan dan pembersihan sampah ke pemerintah daerah pusat agar bisa dirundingkan dan dilaksanakan secepat mungkin. Jika warga menunjukan keperduliannya dalam kebersihan lingkungan, maka lingkungan sekitar mereka pun akan terlihat lebih bersih, juga bantaran kali/pinggiran kali tersebut bisa terlihat bersih tanpa ada sampah yang mengganjal mata.

*Foto Dokumen Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun