Mohon tunggu...
Thian Hendrawan
Thian Hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas SDN 1 Batukaras

Berbagi Informasi mudah mudahan bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Budaya Positif di Kelas

13 Mei 2023   09:19 Diperbarui: 13 Mei 2023   09:21 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum wr.wb.

Salam dan Bahagia,

Alhamdulillah pada kesempatan kali ini saya diberi kesempatan untuk menuliskan refleksi diri terkait dengan penerapan budaya positif.

Pembaca yang berbahagia, Dengan melakukan refleksi ini diharapkan guru senantiasa belajar serta belajar menilai diri agar dapat meningkatkan kemampuan dirinya di masa depan.

Adapun model yang saya gunakan dalam penulisan jurnal ini adalah 4F (Facts, Feelings, Findings, Future).

1. Facts (Peristiwa)

Menjadikan filosofi KHD sebagai dasar untuk menjadikan saya sebagai seorang guru penggerak yang tergerak, bergerak dan menggerakkan. filosofi pendidikan KHD yang mengajarkan bahwa pendidikan adalah "Menuntun" segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari anggota masyarakat. Pendidik ibarat Petani, yang bertugas menumbuhkan tumbuhan sehingga menjadi tumbuhna yang bermanfaat, ketika merawat dan menumbuhkan tumbuhan tentu petani akan merawat sesuai dengan jenis kebutuhan tumbuhan, karena kebutuhan tumbuhan tidak akan sama perlu perlakuan yang berbeda pada setiap tumbuhan, tugas petani tersebut sama dengan tugas pendidik.

Hal ini sejalan dengan Nilai Guru Penggerak yaitu "berpihak pada murid" dan Peran Guru Pengerak yaitu "menjadi pemimpin pembelajaran". Pembelajaran dengan filosofi KHD dan siswa yang memiliki profile Pancasila akan tercapai. Hal itu akan saya tuangkan dalam visi saya sebagai guru penggerak. Visi guru penggerak dapat diwujudkan dalam pembuatan BAGJA prakarsa perubahan. Visi saya adalah mTerwujudnya generasi beriman dan bertaqwa, berbudi pekerti luhur, memiliki kompetensi bernalar kritis, mandiri, berjiwa kolaborasi, kreatif dan berinovasi dengan berlandaskan iman dan taqwa. 

Banyak sekali ilmu yang saya dapatkan saya mendapat pengetahuan baru tentang paradigma stimulus respon dan teori kontrol. Dengan mempelajari secara mandiri tentang stimulus respon dan teori kontrol, saya termotivasi untuk memahami dan menerapkan perubahan paradigma stimulus respon menjadi teori kontrol dalam mengidentifikasi perilaku anak.

2. Feelings (Perasaan),

Perasaan saya saat mempelajari sangat senang sekali karena saya bisa mempelajari ilmu baru dan menyadari tentang kesalahan-kesalahan yang sudah saya lakukan. Selain itu dapat ilmu baru bagaimana cara kita membuat suatu visi guru penggerak, karena tidak bisa asal membuatnya. Ada langkah yang harus dilakukan sesuai Pendekatan Inkuiri Apresiatif dengan strategi BAGJA yaitu Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, dan Atur Eksekusi. Budaya positif saya dapat pengetahuan baru tentang cara menyelesaikan kasus siswa di sekolah. Saya juga dapat menerapkan segituga restitusi dalam penanganan sebuah kasus. Dengan segitiga restitusi ini anak-anak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri sesuai dengan keyakinan kelas yang telah dibuat. Selain itu, saya juga dapat memposisikan diri saya sebagai seorang manajer sesuai teori 5 posisi kontrol dalam sebuah kasus. teori tersebut tentu berguna dalam menyelesaikan terkait dengan disiplin di sekolah, yang selama ini ternyata banyak disiplin negatifnya.

3. Findings (Pembelajaran)

Saat itu saya seakan-akan menjadi guru yang mudah emosi, tidak terkontrol dengan kata lain melakukan sesuatu ingin cepat-cepat selesai tetapi saya tidak berfikir lebih panjang lagi untuk mencerna apa akibat dari tindakan yang sudah saya lakukan dalam mnyelesaikan kasus siswa di sekolah. Saya seakan-akan telah menghukum siswa yang ada masalah, yang seharusnya menyelesaikan dengan memposisikan sebagai manajer agar siswa memiliki motivasi intrinsik untuk dapat menyelesaikan masalah sendiri.  saya harus bertekad menerapkan pembiasaan-pembiasaan positif yang natinya akan menjadi budaya positif. Dan saya harus berkolaborasi dengan teman sejawat dan steakholder sekolah untuk mewujudkan budaya positif.

4. Future (Penerapan)

Pengembangan diri yang sederhana, konkret dan rutin yang dapat saya lakukan sendiri dari sekarang untuk membantu menguatkan nilai-nilai, peran saya, dan visi sebagai Guru . Dalam pembelajaran yang saya lakukan di dalam kelas saya bertekad untuk menerapkan pembiasaan-pembiasaan positif. Saya juga menerapkan segitiga restitusi untuk menangani kasus siswa di sekolah. Dengan segitiga restitusi siswa diajak untuk berdiskusi mencari solusi sendiri dari permasalahan yang dihadapi sehingga timbul motivasi intrinsik dari dalam hati siswa. Dengan penerapan pembiasaan-pembiasaan positif maka akan meningkatkan budaya positif dari siswa saya. Jika budaya positif sudah muncul maka siswa akan dapat dengan mudah memahami apa yang akan dipelajari.

ketika penerapan segitiga restitusi tke pada murid diluar kelas saya, ernyata harus di awali dengan pemahanan keyakinan kelas pada anak, jika tidak anak tidak mengerti apa itu keyakinan, ini merupakan pengalaman menarik bagi saya ketika menerapkan keyakinan kelas untuk murid diluar kelas saya/

Semoga bermanfaat.

Wassalamualaikum wr.wb.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun