Mohon tunggu...
Thian Hendrawan
Thian Hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas SDN 1 Batukaras

Berbagi Informasi mudah mudahan bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwimingguan Minggu ke 11

26 Maret 2023   09:51 Diperbarui: 4 April 2023   02:38 2061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disusun oleh : Thian Hendrawan, S.Pd

CGP Angkatan 6 Kabupaten Pangandaran

Jurnal Refleksi dwi mingguan dalah jurnal yang ditulis dari kegiatan lokakarya ke 5 angkatan 6.

Refleksi Model 4-F yaitu  Fact, feeling, finding dan future.

1. Fact

Sebelum kegiatan lokakarya saya melaksanakan pendampingan individu dengan agenda supervisi akademik dengan metode coaching, dalam pelaksanaan dilaksanakan secara santai namun bermakna. PP melakukan observasi ketika saya melakukan coaching kepada rekan sejawat. Diawal kegiatan pasca observasi rekan sejawat berkata perasaannya sangat panik karena menurutnya baru pertama kali melaksanakan kegiatan ini. dalam wawancaranya saya menggunakan teknik coaching dengan tahapan TIRTA, dimana saya bertanya dimulai dari menanyakan perasaan, apakah menurut ibu area pengembangan pembelajaran sudah tercapai, kemudian adakah kendala, bagaimana kedapan ibu akan mengatasinya. Kegiatan PI ditutup dengan menanyakan PP kepada CGP tindak lanjut dari kegiatan ini apa.

Setelah kegiatan PI dilanjutkan dengan Kegiatan lokakarya dilaksanakan sebagai bentuk kegiatan tatap muka antara CGP dengan CGP satu kabupaten Pangandaran. yang bertempat di SMPN 1 Parigi. Acara tersebut didampingi secara langsung oleh masing- masing PP. dalam pelaksanaannya kegiatan di awali dibuka oleh Kasi Pembinaan SD Ibu Nia dan Pa iyus. Kemudian dilanjutkan pemaparan dari BBGP Provinsi Jabar, bahwasanya guru penggerak harus mampu menggerakan komunitas di daerahnya, melalui kegiatan KKG yang berisi kegiatan menyebarkan pemahaman yang diperoleh dari PGP untuk ditularkan kepada rekan sejawat.

Kegiatan ini berfokus pada program positif yang bedampak pada murid. dalam kegiatan setiap peserta dibagi kelompok, setiap kelompok saling membagikan program masing- masing dan setiap program diumpan balik oleh rekannya, kemudia nanti dipresentasikan 1 program yang dipilih berdasarkan kesepakatan rekan kelompok. Untuk kelompok saya diwakili oleh pa joni dengan menyampikan program literasi digital, hal ini dilatarbelakangi tersedia alat IT disekolah tapi tidak digunakan secara optimal, selain itu peran informasi yang dulu hanya dari buku teks ternyata murid sebagian besar sudah tidak menyukainya mereka lebih nyaman dengan membaca buku di gadget mereka. program mendapat tanggapan dari kelompok lain bahwasanya program tersebut sangat relevan dengan kodrat zaman murid. kegiatan selanjutnya dilanjut tugas individu untuk mempresentasikan program posiif yang berdampak pada murid. program yang dipresentasikan dengan menggunakan alat bantu BAGJA,B ( Buat Pertanyaan, A-ambil pelajaran, G-gali mimpi, J-jabarkan rencana, dan Aksi). Namun loka karya ini hanya pada tahap BAG. Untuk tahap B-buat pertanyaan dari program saya yang bernama Sabon ( Sabtu Ngebon). Dalam tahapan B ( dimulai dari pertanyaan kegiatan Aktivitas kegiatan apa yang dapat meningkatkan keterampilan sosial murid, dengan menguatkan karatkter profil pelajar pancasila sekaligus menumbuhkan kepemimpinan murid. Untuk Tahapan Ambil Pelajaran, Sekolah mana yang telah melaksanakan seperti ini. dan terakhir gali mimpi, Program Sabon yang seperti apa yang diinginkan semua warga sekolah. 

Pemaparan program saya mendapat umpan balik dari rekan dan PP, bahwasanya program tersebut sangat menarik dimana indonesia yang mayoritas dan lahannya perkebunan tapi masyarakat indonesia tidak berkeinginan untuk menjadi petani

2. Feeling

Perasaan saya setelah mengikuti kegiatan lokakarya 5 merasa senang dan semangat, karena dengan lokakarya program yang kita rancang tentu perlu umpan balik dan masukan dari rekan agar perencanaan menjadi lebih dapat dipertanggungjawabkan. Dengan mendapat masukan dari rekan saya jadi merasa yakin dan semangat untuk bisa melaksanakan program"sabon" di sekolah. Dengan memanfaatkan alat bantu BAGJA tentu memudahkan saya menyusun program. Potensi aset yang ada disekolah juga memberikan kontribusi memudahkan saya untuk menemukan aset/modal yang dapat membantu kelancaran program ini. Lokakarya 5 ini juga merupakan lokakarya 2 dari 7 lokakarya, karena dari  modul PGP di LMS sudah tuntas semuanya. 

3. Finding 

Banyak ilmu yang saya pelalajari dari kegiatan lokakarya ini, dimulai dari filosofi KHD bahwasanya pendidik tugasnya menuntun segala kodrat yang ada pada murid agar mencapai dan kebahagiaan setingginya setinggi- tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dengan demikian tugas pendidik harus membuat program yang mengantar murid menjadi manusia yang berbahagia secara individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Kaitanya dengan filosofi tersebut, maka saya membuat program "Sabon" yang berisi kegiatan agar murid memiliki keterampilan dasar berkebun, dan belajar berniaga di sekolah. Pengalaman belajar ini menjadi penting dan bermakna manakala murid menyusun dan melaksanakan sendiri program tersebut. hal tersebut tentu berkaitan dengan modul 3.3 tentang program yang berdampak pada murid, salah satunya dengan menumbuhkan kepemimpinan murid melalui penciptaaan karakteristik lingkungan yang menumbuhkan keterampilan sosial disekolah. 

Program tersebut juga sejalan dengan filosofi KHD bahwa pendidik hendaknya menuntun murid sesuai kodrat alam dan kodrat zaman. Dengan memperhatikan hal tersebut, pada program "sabon" yang disampaikan di lokarkarya 5 terdapat kegiatan menanam sayur di sekolah yang merupakan implementasi filosofi KHD tentang kodrat alam. Dimana murid harus disiapkan memiliki keterampilan yang sesuai dengan budaya lokal di lingkungan murid. Pelibatan murid dalam kegiatan haruslah mempertimbangakan Suara ( Voice), pilihan ( Choice), dan kepemilikian ( Owner). 

Kegiatan "Sabon" bertujuan untuk mengembangkan karakter profil pelajar pancasila, terutama dimensi beriman dan bertaqwa, gotong royong, Mandiri, dan kreatif yang terintegrasi dalam rangkaian kegiatan BAGJA. Penyusunan tahapan BAGJA juga dengan memperhatikan modal/aset yang ada disekolah dimanfaatkan agar berdampak pada murid. 

Tentu dalam pelaksanaan aksi nyata dilapangan tidak semudah membalikan telapak tangan, perlu kesabaran dan motivasi yang tinggi. Ketika anak tidak menghargai pendapat temanya bahkan cenderung bersifat masa bodoh, maka guru perlu menguatkan kompetensi sosial emosionalnya sehingga anak memiliki 5 KSE yang diharapkan. pada saat menguatkan hal tersebut kemampuan coaching guru terhadap murid tersebut akan sangat berguna terhadap murid yang memiliki permasalahan dalam belajarnya. 

4. Future

Setelah menjalani serangkaian PGP sampai di lokarkarya 5 kedepan akan merancang dan melaksanakan program positif yang berdampak pada murid. Program yang akan dirancang tidak tidak hanya terbatas pada ko kurikuler, tapi intrakurikuler, dan ekstrakurikuler, namun untuk tahap pertama saya akan merancang tahapan BAGJA sampai tuntas pada program "Sabon". 

Untuk lanjutan dari Tahapan BAGJA yang akan dirancang yaitu tinggal tahapan JA, J- Jabarkan Rencana dan A-Atur Eksekusi. Pada jabarkan rencana, dimulai dari pertanyaan Langkah apa yang harus diambil agar pelaksanaan program "sabon" dapat dilaksanakan? untuk menjawab pertanyaan ini maka untuk minggu pertama pembagian kelompok murid dilanjutkan dengan pembuatan lahan yang telah tercampur dengan pupuk lami, sebelum kerecana minggu ke 2, murid diberikan kebebasan untuk menentukan jenis sayuran yang akan ditanam , minggu selanjutnya direncanakan anak mulai menebarkan bibit tanaman yang telah disepekati oleh masing- masing anggota. kemudian setiap anak harus membuat jadwal kegiatan perawatan tanaman. diakhir kegiatan tahapan Jabarkan, setelah panen nanti murid akan disuruh untuk pameran di sekolah yang akan mengundang orang tua murid untuk membeli sayuran yang telah di tanam murid, hal ini bertujuan agar anak belajar berniaga dan bertanggungjawab terhadap apa yang telah dipilihnya. 

Tahap Atur Eksekusi, dimulai dengan pertanyaan siapa yang berperan dalam kegiatan ini? setiap Kelas ada fasilitatornya yaitu guru kelas, tujuan agar rencana yang telah dilaksanakan terlaksana, selain itu juga fasilitator bertugas membantu murid jika ada kendala selama kegiatan berlangsung, Memberikan bantuan dan memfasilitasi dengan pihak luar bila diperlukan agar pelaksanaan "SABON"dapat dilaksanakan sesuai rencana. 

Rangkaian kegiatan BAGJA sebenarnya didesain untuk menumbuhkan kepemimpinan murid  Potensi kepemimpinan murid dapat berkembang ketika mereka diberikan kesempatan untuk berpendapat (voice), memilih (choice) dan merasakan kepemilikan (ownership). Saya akan memberikan kebebasan (yang bertanggung jawab) kepada murid, agar murid mampu belajar dan berkembang dengan optimal.

Begitu pula ketika saya berhadapan dengan kepala sekolah, teman sejawat dan stake holder sekolah, saya akan lebih banyak berkolaborasi, membangun komunikasi efektif, membangun relasi positif dan menciptakan well- being agar perasaan aman, nyaman dan menyenangkan dapat dicapai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun