Disusun oleh Thian Hendrawan, S.Pd CGP Angkatan 6 Tahun 2023 Asal Kab. Pangandaran
Pada tahapan ini CGP harus mampu menunjukan pemahaman secara keseluruhan materi melalui serangkaian kegiatan wawancara dengan Kepala Sekolah sendiri dan Kepala sekolah terdekat. Tujuan wawancara untuk memperoleh informasi bagaimana praktik pengambilan keputusan selama ini dibuat, Hasil wawancara akan di analisis berdasarkan konsep- konsep yang telah dipelajari oleh CGP. adapun hasilnya nanti CGP akan merefleksi atas praktik pengambilan keputusan dilema etika yang telah dijalankan.Â
Narasumber yang akan diwawancara yang pertama :
Kepala Sekolah SDN 1 Batukaras Bapak Sudiarsa, S.Pd ( Sekolah CGP Bekerja)
Pelaksanaan wawancara dilaksanakaan hari senin tgl 13 Februari 2023 di Kantor SDN 1 Batukaras, adapun pertanyaan yang diajukan diantaranya :
1. Selama ini, bagaimana Bapak dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?
Jawaban dari Bapak Sudiarsa :" untuk mengidentifikasi kasus dilema etika atau bujukan moral, dilema etika berhubungan dengan pertentangan dua nilai kebaikan dalam sebuah kasus, sementara bujukan moral biasa kasusnya berhubungan dengan pelanggarana pidana didalamnya."
2. Selama ini, bagaimana bapak menjalankan pengambilan keputusan di sekolah bapak , terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?
Jawaban dari Bapak Sudiarsa, S.Pd : "Untuk pengambilan keputusan di sekolah terutama untuk kasus-kasus dilema etika, contoh kita ambil daripada dilema etika salah seorang murid setiap hari Senin itu tidak memakai sepatu atau pakai peci dan sebagainya itu merupakan suatu pelanggaran etika tetapi kita jangan dulu menindak dulu, kita lihat dulu prosedurnya apakah anak tersebut itu kemudian apakah untuk keseragamannya kita lihat dan kita survei dulu apakah dari orang yang tidak mampu, namun apabila kita harus ada keputusan saya biasanya mempertimbangkan rasa peduli terhadap anak, Â Makanya perlu saya kecualikan dengan pertimbangan tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan."
3. Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa bapak lakukan selama ini?
Jawaban dari Bapak Sudiarsa :" Ketika ada kasus tertentu hal pertama dilakukan adalah melihat dulu prosedurnya, apabila kita contohkan seperti kasus anak tadi, maka yang pertama ditelusuri yaitu keberadaan anak tersebut apakah dari keluarga orang mampu/tidak mampu jika sudah ditemukan informasi kemudian panggil anak tersebut untuk diberikan arahan yang tujuanya untuk kebaikan si anak tersebut."
4. Hal-hal apa saja yang selama ini Bapak anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
Jawaban dari Bapak Sudiarsa, : " Dengan memutuskan sendiri berdasarkan masukan dari dewan guru maka  saya ambil keputusan yang baik untuk sekolah dan kepala sekolahlah yang paling bertanggung jawab untuk segala kasus di sekolah."
5. Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
Jawaban dari Bapak Sudiarsa : " Tantangan yang biasa terjadi yaitu kemampuan pemimpin dalam menyikapi permasalahan apakah termasuk dilema etika atau bujukan moral, kemudian bila sudah ditentukan kita harus memberikan arahan terhadap murid tersebut dengan memperhatikan prinsip kepentingan murid."
6. Apakah bapak memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang bapak jalankan?
Jawaban dari Bapak Sudiarsa :"untuk menyelesaikan sebuah kasus biasanya sesegera mungkin harus diselesaikan, namun bila kasusnya tidak  penting bisa dijadwalkan pada hari- hari tertentu, misalnya untuk kasus anak tadi biasanya setiap hari senin ada pembinaan kepada semua siswa."
7. Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu bapak dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?
Jawaban dari Bapak Sudiarsa, :" Biasanya saya juga mendiskusikan hal tersebut kepada dewan guru dan tokoh terkait agar keputusan menjadi efektif."
8. Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat bapak petik dari pengalaman bapak mengambil keputusan dilema etika?
Jawaban dair Bapak Sudiarsa :"untuk memutuskan sesuai perlu pertimbangan dari semua pihak, menelusuri informasinya dulu, dan terakhir melihat efektivitas dari suatu keputusan."
Kepala Sekolah SDN 1 Kondangjajar Ibu Oop Ropiah, S.Pd ( Sekolah lain)
Dalam Pelaksanaan pertama saya mewawancarai Bapak Sudiarsa.
Kedua Ibu Oop Ropiah, S.Pd.,M.Pd yang telah diwawancari, atas persetujuan beliu saya mengajukan beberapa pertanyaan dibawah ini :
1. Selama ini, bagaimana ibu dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?
jawaban ibu Oop Ropiah : "Â terkait dengan bagaimana cara mengindetifikasi kasus- kasus dilema etika atau bujukan moral, bahwasanya kita pahami dulu tujuan dari organisasi Tujuan dari sekolah itu apa kemudian mengidentifikasi resiko-resiko yang terkait dengan pencapaian tujuan setelah itu dianalisis resiko nah Selain Kita memahami tujuan organisasi kita kenali juga nilai-nilai dan budaya organisasi serta resiko-resiko potensi yang saling berbenturan "
2. Berdasarkan pengalaman ibu selama ini, Â bagaimana ibu menjalankan pengambilan keputusan di sekolah ibu, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?
Jawaban dari Ibu Oop Ropiah : " Dalam menjalankan pengambilan keputusan di sekolah saya untuk kasus di mana ada dua Kepentingan yang sama-sama benar atau mengandung nilai-nilai kebajikan maka ketika ada dua Kepentingan tersebut saya menganalisis mana Resiko yang paling besar atau paling kecil terhadap pencapaian tujuan nah Resiko yang paling kecil tersebut yang akan dijadikan pengambilan keputusan "
3. Kemudian, Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?
Jawaban dari bu oop " Terkait dengan langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa dilakukan selama ini dan hal yang dianggap efektif dalam pengambilan keputusan yang tadi satu mengenali masalah dengan cara mengidentifikasinya yang kedua menganalisis langkah-langkah atau resiko-resiko dalam pengambilan keputusan yang ketiga mengevaluasi kebijakan atau keputusan yang telah diambil dan kadang ada juga efektif dalam pengambilan keputusan itu kita mengikuti insting kadang-kadang kita mengikuti insting "
4. Hal-hal apa saja yang selama ini ibu anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
Jawaban : "yang dianggap efektif dalam pengambilan keputusan jika sudah memahami masalah dan tujuannya. terkadang juga menggunakan insting, dengan kata lain dengan memahani masalah dan tujuannya, pengambilan keputusan akan lebih tepat sebagai strategi pemecahan masalah.
5. Hal-hal apa saja yang selama ini kira- kira menurut ibu merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
Jawaban Ibu oop " Tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus di memang Etika itu yang paling terasa ketika adanya rasa kasihan dan di satu sisi kita merasa kasihan di satu sisi lagi kita harus menegakkan aturan yang sudah kita atau yang sudah mengikat, maka penyelesaiannya tidak bisa oleh sendiri Kita harus bermusyawarah dan kita melibatkan pertimbangan dari stakeholder atau lembaga yang terkait dengan masalah atau kasus yang terjadi disekolah "
6. Apakah ibu memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah ibu langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang ibu jalankan?
Jawaban : " Tata kelola penyelesaian kasus Apakah diselesaikan di tempat atau ada jadwal kalau saya penyelesaian yang lebih baik itu dengan pertimbangan dulu yang saya maksud pertimbangan resiko-resikonya kemudian walaupun harus tunggu cepat maka cepat perkembangan resiko-risiko kemudian kita perlu kita meminta masukan dari rekan-rekan sejawat atau dari stakeholder untuk penyelesaian kasus di sekolah "
7. Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu ibu dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?
Jawaban dari Ibu oop " Adapun faktor yang mempermudah adanya komunikasi dengan rekan sejawat, warga sekolah maupun para pemangku kebijakan."
8. Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat ibu petik dari pengalaman ibu mengambil keputusan dilema etika?
Jawaban Ibu Oop :" Pada intinya ketika kita dihadapkan permasalahan di sekolah, terlebih dahulu harus mengetahui dulu  akar masalahnya kemudian meminta saran pihak terkait kemudian dari saran tersebut dijadikan dasar pengambilan keputusan, dan terkadang menggunakan insting juga menjadi pertimbangan ."
Narasumber ketiga ibu Cucu Mardiana, S.Pd dari SDN 4 Cimindi ( Kepala Sekolah yang baru dilantik)
1. Selama ini, bagaimana Ibu dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?
Jawaban dari Ibu Cucu :"Sebagai Kepala sekolah baru apabila dihadapkan pada berbagai kasus-kasus dimana saya dituntut untuk mengambil keputusan ada kalanya saya dihadapkan pada keputusan yang sama-sama baik namun ada kalanya saya juga mengambil keputusan di mana salah satunya yang baik dan salah satunya tidak baik apabila keputusan yang saya ambil ada dua pilihan yaitu sama-sama baik maka di situ saya berada pada posisi dilema etika apabila keputusannya saya ambil salah satunya yang baik dan salah satunya tidak baik atau buruk atau pada saat itu saya berada pada posisi bujukan moral ."
2. Selama ini, bagaimana ibu menjalankan pengambilan keputusan di sekolah ibu, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?
Jawaban dari Ibu Cucu : "Apabila saya berada pada posisi untuk mencari keputusan yang sama-sama baik maka keputusan yang akan saya ambil adalah keputusan yang membawa kebermanfaatan yang banyak tadi bagi semua kalangan."
3.Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa ibu lakukan selama ini?
Jawaban ibu Cucu :"Langkah-langkah yang saya ambil Ketika saya harus mengambil keputusan dari sebuah kasus adalah dengan mengidentifikasi kasus yang muncul setelah itu dicari bukti-bukti yang mendukung kemudian mencari solusi yang tepat dan mencari solusi yang lain sebagai pilihan yaitu diambil solusi yang tepat kemudian diambillah tindakan untuk menyelesaikan kasus-kasus yang muncul."
4. Hal-hal apa saja yang selama ini ibu  anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
Jawaban ibu Cucu :"jika dihadapkan pada kondisi dilema etika dan hal yang saya anggap paling efektif yaitu mengambil salah satu keputusan yang terbaik untuk yang terbaik di sini adalah yang membawa banyak manfaat bagi semua pihak."Â
5. Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
Jawaban : "Tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus bulan saya biasanya terjadi karena adanya miskonsepsi atau persepsi yang salah terhadap kasus yang muncul tersebut sehingga ketika kita mengambil keputusan tentu tidak tepat karena persepsi kita terhadap kasus yang muncul tersebut sudah salah dari awal sehingga keputusan pun tidak tepat."
6. Apakah ibu memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah ibu langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang ibu jalankan?
Jawaban Ibu Cucu : "Ketika menyelesaikan suatu kasus terlihat dulu kondisinya apakah kasus tersebut darurat atau tidak apabila kasus tersebut darurat dan membutuhkan penyelesaian saat itu juga tentu diambil keputusan saat itu juga tapi apabila kasusnya tidak terlalu darurat kemudian menyangkut kepentingan banyak pihak tentu ditunda dulu mencari solusi terbaik dari berbagai pihak kemudian diambillah tindakan yang paling tepat."
7. Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Ibu dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?
Jawaban dari Ibu Cucu :"Ketika mengambil keputusan yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak tentu tidak mudah diperlukan berbagai macam pertimbangan biasanya hal yang saya lakukan sebelum mengambil keputusan tersebut adalah dengan meminta pendapat baik dari atasan yaitu bapak pengawas ataupun dari para guru yang senior baik senior Dalam usia atau senior dalam pengalaman kerja biasanya mereka lebih bijak dalam hal pengambilan keputusan."
8. Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat ibu petik dari pengalaman ibu  mengambil keputusan dilema etika?
Jawaban dari Ibu Cucu :"Pelajaran yang dapat saya petik dari  berbagai keputusan yang terbaik diantara pilihan yang baik keputusan yang baik membawa manfaat bagi pendidikan."
Analisis Hasil Wawancara Â
Berdasarkan hasil wawancara bersama Bapak Sudiarsa, Ibu oop, dan bu Cucu ternyata memiliki pandangan yang hampir serupa, hal ini dapat terlihat dari pandangan terhadap dilemati itu sendiri, Bapak Sudiarsa cenderung ketika memutuskan berdasarkan melakukan apa yang kita harapkan orang lain lakukan pada diri kita atau kita kenal dengan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Cares Based Thinking), untuk paradigma dilema etikanya paradigma keadilan lawan kasihan ( Justice vs Mercy)Â hal ini dapat terlihat ketika Bapak Sudiarsa menceritakan bahwa ketika ada nilai keadilan bahwa siswa yang melanggar aturan harus ada konsekuensi namun aturan tersebut dikecualikan dengan mempertimbangkan rasa kasihan melihat latar belakang keluarganya.Â
Dengan demikian Bapak sudiarsa, dalam suatu pengambilan keputusan terlebih dahulu pengumpulkan informasi data yang akurat kemudian mendengarkan pertimbangan dari dewan guru baru setelah itu diputuskan untuk kebaikan bersama.Â
Sementar Ibu Oop, cenderung berpikir berdasarkan prinsip melakukan demi kebaikan orang banyak atau yang kita kenal dengan Berpikir Berbasis pada Hasil Akhir (Ends Based Thinking). prinsip tersebut terlihat dari jawaban bu oop yang menceritakan bahwa "saya akan mengambil keputusan yang manfaatnya baik bagi orang banyak."Adapun terkait paradigram berpikirnya termasuk ke dalam paradigma individu melawan masyarakat (individu vs community) menurutnya bahwa ketika ada suatu permasalahan yang jadi pertimbangannya adalah kepentingan orang banyak dalam hal ini adalah kepentingan orang tua siswa/dewan guru. Namun dari pernyataan yang lain bahwa beliau akan mengikuti insting/ide/prinsip yang dirasa benar ketika memutuskan, jika melihat hal ini cenderung beliau berprinsip berdasarkan menjunjung tinggi nilai-nilai pada prinsip dalam diri atau yang sering kita sebut dengan Berpikir Berbasis Peraturan (Rules Based Thinking). Â
Untuk narasumber terakhir adalah ibu cucu mardiana, beliau merupakan Kepala Sekolah Baru yang bulan kemarin baru dilantik. hasil jawaban dari bu cucu, terlihat bahwa beliau memiliki prinsip  melakukan keputusan demi kebaikan orang banyak atau yang kita kenal dengan Berpikir Berbasis pada Hasil Akhir (Ends Based Thinking). Prinsip yang digunakan oleh ibu cucu yaitu Paradigma individu melawan masyarakat (individu vs community) prinsip tersebut terlihat ketika ibu cucu " menyatakan bahwa meminta pendapat dari rekan kemudian ketika memutuskan berdasarkan tingkat kebermanfaatan bagi semua orang."
Secara keseluruhan pengambilan keputusan dari 3 Kepala Sekolah dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya telah melaksanakan sesuai dengan dalam modul 3.1 meskipun para kepala sekolah tidak menyadari langkah pengambilan keputusan berdasarkan prinsip atau paradigma yang mana, namun sifat kehati- hatian dan pertimbangan resiko dalam setiap keputusan sudah diterapkan di 3 kepala sekolah
Berdasarkan hasil wawancara di atas, saya sebagai guru tentu merasa mendapat pengalaman nyata dan dapat menghubungankan antara materi dalam modul dengan dunia nyata di lapangan,berdasarkan hal tersebut nantinya sebagai guru pemimpin pembelajaran di kelas tentu saya juga akan mengikuti langkah- langkah dalam pengambilan yang dikenal dengan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan. Untuk mengidentifikasi permasalahan yang perlu diperhatikan bila dalam pengujian terhenti di ada pelanggaran hukum dan etika maka dapat dipastikan kasus tersebut masuk ke bujukan moral, untuk itu sebagai pemimpin harus berhati- hati ketika dihadapkan pada situasi tersebut
Demikian Hasil analisis yang saya lakukan. Terima Kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H