Dear Diary......
Hari ini aku kesal sekali di sekolah, teman sebangku aku Baby tiba-tiba ga mau ngobrol sama aku....
padahal kemarin dia janji mau tukeran stiker hari ini, kesel deh!
Merasa familiar dengan isi tulisan di atas?
Banyak orang yang merasa tidak asing dengan jenis tulisan menggunakan gaya khas seperti tersebut. Bebas, tak beraturan, terkesan manja dan apa adanya. Tulisan di buku harian atau diary hampir semuanya terlihat seperti itu.Â
Memang tidak aneh lagi bagi anak-anak sekolah maupun anak remaja era sepuluh atau duapuluh tahun yang lalu untuk menulis buku harian, disaat teknologi belum secanggih sekarang ini.Â
Ketika itu banyak sekali buku kecil yang lucu dan menarik untuk dijadikan sebagai diary atau buku harian.
Hampir semua anak perempuan mempunyai buku harian, mungkin karena karakter perempuan yang ingin banyak bicara tapi susah untuk mengungkapkan, jadilah buku harian menjadi solusi untuk menuangkan uneg-uneg yang ada dihati.Â
Menulis buku harian pada saat itu mungkin tidak menjadi hal yang luar biasa karena hampir sebagian besar isinya memang ungkapan hati seseorang saja, bukan untuk konsumsi publik sehingga tidak merasa harus menggunakan kata-kata yang beraturan.Â
Tetapi seiring berjalannya waktu, bahkan saat ini di jaman yang teknologi sudah sangat maju, menulis buku harian itu sangat memberikan banyak manfaat bahkan tidak sedikit dapat membantu proses penyembuhan luka batin (healing) bagi banyak orang. Saat ini  kegiatan menulis buku harian yang banyak memberikan manfaat itu dikenal dengan Jurnaling.Â
Jurnaling merupakan the next level dari menulis buku harian. Dibandingkan dengan menulis buku harian yang mungkin hanya tulisan-tulisan minim aturan, jurnaling bisa menjadi lebih terarah. Seseorang mempunyai tujuan yang ingin dicapai dengan menulis jurnaling.Â
Sesuai dengan definsinya, Journaling adalah kegiatan menuangkan ide, pikiran, perasaan, atau emosi yang berkaitan dengan berbagai peristiwa dalam hidup dalam bentuk tulisan maupun ke dalam bentuk gambar agar kita bisa memahaminya dengan lebih jelas.
Bahkan saat ini jurnaling dapat dilakukan untuk self-healing, yaitu dengan menuliskan sesuatu yang sebelumnya terpendam dan menggerogoti diri dengan runut dan sistematis, maka bisa membuat penulisnya mengurai perasaan melalui kata dan akhirnya mendapatkan solusi dari paparan itu. Itulah salah satu manfaat jurnaling.Â
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar bisa mendapatkan dan merasakan manfaat dari jurnaling, diantaranya :
1. Konsisten
2. Kontinyu atau berkelanjutan
3. Jujur pada diri sendiri (apa yang sedang dirasakan, sebaiknya seperti apa, membuka diri dan mau menyelami diri sendiri)
4. Menentukan target diri/visi dari menulis jurnaling
5. Menulis dengan bebas dan kreatif
6. Menulis hal-hal positif dan motivasi diri
7. Menulis hal-hal kecil yang patut disyukuri pada saat itu
Apabila bisa mengikuti hal-hal penting diatas dengan baik, maka akan ada manfaat yang dirasakan bagi pikiran, visi, maupun dalam keseharian kita.Â
Jurnaling mempunyai beberapa jenis tema, disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan kita. Jenis-jenis jurnaling yang bisa dilakukan diantaranya :Â
1. Jurnaling Harian, bisa dilakukan setiap hari dengan bahasa bebas.Â
2. Jurnaling Perjalanan, ditulis ketika melakukan perjalanan, bisa menceritakan pengalaman maupun tempat-tempat yang dikunjungi
3. Jurnaling Makanan, menulis pengalaman, maupun ciri khas berbagai makanan yang menarik minat kita
4. Jurnaling Rasa Syukur, dengan menuliskan rasa syukur yang dirasakan pada hari itu, biasanya dilakukan setiap malam sebelum tidur.Â
5. Jurnaling Seni, dan masih banyak jenis jurnal lainnya yang menarik hati dan dapat disesuaikan dengan kesenangan pribadi kita.
Nah, apakah kamu mulai merasa tertarik untuk mencoba menulis jurnal? ;)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI