Air mata yang tumpah
Menandakan sakit yang tak berdarah
Atas ketidakrelaan untuk berpisah
Tapi apa boleh buat, harus pasrah
Demi masa depan yang cerah.
Air mata yang mengalir tanpa henti
Seluruh tubuh bergetar keras hingga ke kaki
Pikiran yang meronta-ronta ingin menolak takdir ini
Semua terjadi dalam diri seorang manusia
Yang melepas kepergian anak bujangnya
Anak bujang berkata dalam hati, "rencana tuhan selalu yang terbaik" sambal menahan iba.
Ibu,,,,
Akan kuusahakan air matamu tak jatuh dengan tanpa pengaruh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H