Wahai malam yang perawan
Yang tersentuh,
namun tak terengkuh...
Meski...
tangan alam mencengkeram,
namun...
tak jua ia bisa menyandingmu,
sebagai kekasih...
wahai malam yang perawan...
Yang sarat dgn kedukaan...
Sibakkan tirai sepimu
sambut uluran tanganku...
menarilah bersamaku
dalam keterbatasan,
ruang dan waktu...
Bersukarialah,
sebelum fajar tiba...
wahai malam yang perawan...
selayaknya Bintang,
aku akan selalu
iringi tiap langkahmu...
setidaknya,
dalam sepimu...
kamu tak sendirian...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H