Mohon tunggu...
Ferdyansyah Jati Pangestu
Ferdyansyah Jati Pangestu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Komputer Indonesia

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum Merdeka Jadikan Akselerasi Pendidikan yang Berkualitas, Menurut 2 Siswi Asal Kota Bandung

27 Oktober 2022   22:50 Diperbarui: 27 Oktober 2022   23:11 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bandung - 2 siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) asal Kota Bandung rasakan implementasi Kurikulum Merdeka dalam kegiatan belajar mengajar di sekolahnya. Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi segala hal yang aktual serta pengembangan karakter AL dan IS (nama inisial siswa) menjadi kritis, sehingga membuat proses pembelajaran menjadi lebih bebas dan menyenangkan.

Menurut AL, salah satu siswi yang diwawancarai oleh saya, mengatakan bahwa proses pembelajaran lebih baik dari kurikulum sebelumnya.

"Kelebihan Kurikulum Merdeka dengan kurikulum yang kemarin itu yaitu, perserta didiknya lebih kritis, dan kita bisa memilih. Enggak ada penjurusan begitu lho, jadi dulu kan ada IPA dan IPS tapi sekarang, kita itu bisa milih pelajaran yang kita mau, dan sekarang tuh kita itu belajarnya lebih dibebaskan, dan untuk menyuarakan pendapat kita sangat dibebaskan serta apa yang kita mau itu yang kita pelajari dan sekolah yang memfasilitasi yang kita mau" tegas AL saat diwawancarai oleh saya di kawasan Gedung Sate pada Kamis, 27 Oktober 2022.

Kekurangan dari Kurikulum Merdeka menurut IS, bahwa peserta didik diharuskan mencari sumber materi pembelajaran sendiri serta berbeda dengan sumber materi yang disampaikan oleh guru. Ditambah, Kurikulum Merdeka ini waktu pembelajaran lebih lama dibanding Kurikulum sebelumnya.

"Kalo yang saya rasakan kurangnya dari kurikulum merdeka itu yaitu, jadi waktu belajar itu malah suka disuruh nyari si sumber belajarnya begitu lhoo, kan kalo dulu mah guru yang ngasih materinya tapi kalo sekarang mah kadang malah kita yang cari materinya, emang bener itu membuat saya bisa lebih kritis tapi dari cari sumber itu kan banyak yaa, jadi saya itu gatau si sumbernya tuh yang bener atau engganya yang mana dan suka apa yang kita cari sumbernya beda sama yang di jelaskan sama guru" ujar IS.

Selaras dengan pendapat IS, Al menyebutkan di Kurikulum Merdeka sekolah terasa lebih melelahkan.

"Menurut saya sekolah sekarang terasa lebih lelah siih soalnya kita itu sekolah dari jam 7 pagi sampai setengah 5 dan waktu istirahat dua kali jam 9 dan jam 12, setelah kita pulang itu kita itu gabisa ngapa-apa lagi kaya gabisa main, yaaa pokonya pulang langsung tepar" sambung AL.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun