Setiap hari ia tetap bertanya dalam hati, "Kenapa kalian lakukan semua ini padaku? Apa salahku hingga kalian tega melukaiku?" Meskipun sebagian besar dari dirinya sudah pasrah dan putus asa, sebagian kecil masih mempertahankan harapan bahwa suatu hari nanti ia akan mendapatkan jawaban atas pertanyaannya.
Satu-satunya yang membantunya tetap waras selama bertahun-tahun terus menerus disakiti adalah pertanyaan itu. Keyakinan bahwa ia pantas mendapatkan kasih sayang dan kebaikan. Ia percaya ia tidak layak menerima kekejaman yang dialaminya. Pertanyaan itu terus menjadi pegangan untuk tetap kuat dan berharap.
Meskipun hingga kini belum ada yang mau menjawab pertanyaannya dengan jujur, ia percaya suatu saat nanti ia akan mendapatkan jawaban yang memuaskan hatinya. Ia yakin takdir baik pasti menanti di ujung jalan. Ia hanya perlu bertahan.
"Kenapa kalian tega melakukan ini padaku?" tanyanya lagi dalam hati sambil menatap luka baru di tangannya. Meskipun tak ada yang menjawab, pertanyaan itu masih mampu menyelamatkannya dari putus asa. Memberinya kekuatan untuk melangkah maju melawan penderitaan yang tiada akhir.
Suatu hari nanti, ia yakin pertanyaannya akan terjawab. Dan saat itu tiba, ia akan benar-benar merdeka dari belenggu kekejaman yang selama ini mengekangnya. Ia akan terbebas dari segala penderitaan.
Sekarang dia memohon keadilan dari pihak kejaksaan. Mereka harus diadili karena penganiayaan berat terhadap anak mereka sendiri. Karena cinta sejati tidak akan pernah melukai.
Permohonannya hanya satu: memberikan sanksi hukum berat untuk mencegah ulang dan memberi efek jera. Selama ini dia bertahan hanya karena keyakinan bahwa dia pantas mendapatkan kasih sayang, bukan kekejaman.
Dia berharap kasus ini mendapat perhatian agar kecelakaan serupa tak terulang. Agar suatu hari dia bisa terbebas dari penderitaan dan menemukan kedamaian yang dirampas darinya.
Namun apapun keputusan yang diambil, pertanyaan itu akan terus terngiang: "Kenapa kalian lakukan semua ini padaku?", meski tak ada jawaban pasti kecuali mencari keadilan sebagai jalan terakhir untuk memperjuangkan haknya atas cinta dan kedamaian sejak dini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H