Permabudhi Sulsel bersama Jalin Harmoni membuat kegiatan "Kemah Orang Muda Lintas Iman" yang diadakan selama 3 Hari 2 Malam di Madiva Meditation Village, Batu Lapisi, Malino Highland.Â
Kegiatan ini dibuat dengan mengusung temaÂ
"Pulih Bersama dengan Jiwa Toleran"Â
Diharapkan di kegiatan ini kehadiran para pemuda-pemudi lintas iman bisa merawat kedamaian dan harmonisasi.Â
Tujuan di buatnya Kemah ini untuk menambah wawasan para pemuda/i tentang keberagaman di Indonesia, Menjadikan Pemuda/i sebagai agent of change dalam hal lintas agama/iman, dan memperkuat jaringan lintas iman/agama dalam mengelolah perbedaan.
Topik yang disampaikan dalam kemah ini juga beragam, yaitu :Â
1. Udar PrasangkaÂ
2. River Of LiveÂ
3. Scenario Thingking
4. Iceberg & U TheoryÂ
5. Games & RefleksiÂ
Peserta yang mengikuti kegiatan ini juga berasal dari berbagai kalangan Organisasi Keagamaan dan Organisasi Masyarakat Sipil yang diutus langsung untuk mengikuti kegiatan ini.
Kemudian, ada pula Latar Belakang dibuatnya kegiatan ini yang disampaikan Ketua Panitia Acara, Eko Setiono
Indonesia, adalah negara yang berdasarkan pada Pancasila, yang menghargai perbedaan dan kemajemukan latar belakang setiap individu warga negara, apapun agama (serta aliran atau denominasi keagamaan) serta etnis mereka. Hal tersebut dijamin oleh Konstitusi negara Republik Indonesia, sejak awal sampai sekarang dan diharapkan tidak akan berubah atau diubah oleh siapa pun juga. Dibutuhkan peran semua pihak untuk merawat warisan keberagaman bangsa Indonesia terutama peran dari pemuda sebagai generasi penerus. Â
Kehadiran pemuda-pemuda lintas iman yang merawat kedamaian dan harmonisasi memang sangat dibutuhkan di tengah mencuatnya politisasi identitas di negeri ini. Namun, produksi kader pemuda lintas iman yang toleran, cinta damai dan anti kekerasan bisa dikatakan tidak bergerak atau tergolong lambat. Padahal kehadiran pemuda lintas iman yang toleran, cinta damai dan anti kekerasan sangat dibutuhkan untuk menjaga kedamaian dan harmonisasi kehidupan beragama khususnya di Sulawesi Selatan. Â Â
Dengan membekali pengetahuan dan skill untuk memahami dan  menerima perbedaan, toleransi, perdamaian dan anti kekerasan pada kelompok pemuda lintas iman dengan memperbanyak ruang-ruang perjumpaan diantara mereka. Hal ini akan mengikis prasangka-prasangka negatif yang bisa menimbulkan konflik diantara meraka karena adanya perbedaan identitas. Â
Mengapa "pemuda"? karena penduduk Indonesia sedang mengalami era bonus demografi  akan mencapai puncaknya pada periode 2025--2030. Dimana penduduk Indonesia akan didominasi oleh kelompok usia produktif (Pemuda) dengan kisaran umur 1534 tahun. Dengan populasi pemuda yang dominan, pemuda menjadi kelompok yang rentan terpengaruh oleh paham-paham yang bisa memecah belah persatuan bangsa ini jika potensi ini tidak dikelola dengan baik. Â
Karena itulah, Jaringan Lintas Iman (JALIN) Sulawesi Selatan bekerjasama dengan Permabudhi Sulawesi Selatan berpandangan bahwa untuk mempersiapkan kelompok pemuda yang mampu menjaga kedamaian dan harmonisasi dalam kehidupan beragama mesti ditunaikan dengan membuka ruang-ruang perjumpaan antar pemuda lintas iman melalui "Kemah Pemuda Lintas Iman Sulawesi Selatan."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H