"Tapi ... Bagaimana bisa??"
"Karena aku yang memintanya pada Tuhan," jawab Kaiyu. "Kai... Kau selalu baik padaku. Aku sangat menyayangimu."
Liu adalah kucing berwarna oranye milik Kai. Dari kecil hingga dewasa, Kai sudah ditemani oleh Liu. Ia selalu bermain, berbagi canda tawa, dan kasih sayang pada Liu. Di rumah itu, cuma Liu lah yang membuat warna dalam hidup Kai. Malah, ketika Kai ada masalah, ia selalu curhat pada Liu. Kucing itu seolah mengerti apa yang dikatakan Kai. Ia selalu mengeong beberapa kali ketika mendengar Kai curhat. Tingkah-tingkah Liu yang lucu, seperti bermain bola-bola benang, mengacak-acak makanan, makan bersama dengan Kai yang menyuapinya, sampai tidur mendengkur bersama Kai, membuat Kai benar-benar merasa bahagia dan terhibur. Sampai pada suatu hari, Kai melihat sendiri Liu yang ingin menyebrang ditabrak oleh mobil dan mobil itu kabur. Bukan main sedihnya Kai. Ia menangis sambil memeluk Liu teman bermainnya dari kecil. Teman yang tingkahnya lucu dan menggemaskan, teman yang selalu menghiburnya, dan juga teman yang selalu mendengarkan keluh kesahnya, kini sudah tiada. Sejak saat itu, Kai sering murung sambil memikirkan Liu. Tapi, ia tak bisa terus begitu. Ia pun berinisiatif tidak ingin memelihara hewan lagi, karena kesedihan ditinggalkan hewan peliharaan betul-betul membuat terpukul. Semenjak itu juga, Kai jadi tidak menyukai hewan peliharaan.
"Kai... Kau adalah orang yang baik," ucap Kaiyu. "Setelah aku meminta pada Tuhan ingin terus melihatmu, aku yang sudah menjadi roh selalu memperhatikanmu. Hingga suatu saat, Kuroto menembakkan pistolnya ke arahmu. Aku langsung menghadangnya. Dan entah kenapa aku malah jadi boneka." Liu lalu tertawa kecil.
Kai pun tak bisa menahan air matanya. "Apa?? Jadi kau ..."
"Benar, Kai." Kaiyu melanjutkan. "Tapi entah kenapa, tembakkan kedua Kuroto membuatku menjadi monster. Maafkan aku ya, Kai..." Ia kemudian mengeong-ngeong lemah.
Tak lama, tubuh Kaiyu bercahaya. Ia terbang dari pangkuan Kai lalu menggesek-gesekkan kepalanya ke pipi Kai.
"Selamat tinggal, Kai. Aku bahagia bisa mengenalmu," ucap Kaiyu, sebelum akhirnya terbang ke langit dan menghilang.
Bukan main sedihnya Kai saat itu. Tapi, ia juga senang, karena bisa bertemu bahkan bisa berbicara langsung dengan kucing kesayangannya.
"Kai!!!" Yui tiba-tiba datang.
Kai menengok ke arah kanan, arah datangnya Yui.