"Kai ... Maafkan aku. Aku tak sanggup melakukan ini. Tak tahu kenapa aku ... Aku ...." Lachesis meracau.
"Apa?? Apa yang sebenarnya terjadi, Lisa?" Kai bertanya-tanya.
"Panggil aku Lachesis saja." Lachesis tiba-tiba meneteskan air mata. "Kuroto menyuruhku mencuri alat Henshin para Kamen Rider, agar tidak mengganggu rencananya. Awalnya, aku setuju. Tapi ... Itu semua berubah ketika aku mengenalmu lebih dalam. Hari itu tidak pernah aku lupakan. Meski dengan ini aku akan dimatikan kembali oleh Kuroto dan Shota, tapi aku senang. Senang karena aku tidak membuatmu membenciku."
"Apa maksudmu??" Kai mengernyitkan dahi.
"Ceritanya panjang, Kai," jawab Lachesis. "Yang jelas, jika aku mengkhianati Kuroto dan Shota, maka aku akan mati lagi. Tapi ... Jika itu terjadi, bagiku Itu tak mengapa, karena aku melakukannya demi orang yang aku cintai." Dibalik tangisannya, ia tersenyum.
"Jadi maksudmu ..."
"Iya, Kai, aku mencintaimu," timpal Lachesis. Tapi tiba-tiba, ia terisak, dan langsung memeluk Kai tanpa permisi.
Kai tercekat. Ia tak menyangka akan terjadi hal seperti ini.
"Kai... Sekali lagi ... Maafkan aku. Aku sangat ingin menjadi manusia. Dan ketika menjadi manusia, aku ingin mencari cinta. Aku tidak mau kehilangan cintaku begitu saja, makanya aku melakukan hal ini." Lachesis langsung menangis sesunggukan.
Kai tersenyum. "Lachesis ... Terimakasih.
Kira-kira begitulah kejadian yang Kai alami sebelum ia mendapatkan kembali Riderphone-nya.