Tiba-tiba, Astaroth mendongahkan kepalanya. "Bercanda..."
Edward pun langsung shock melihatnya, sebelum tiba-tiba perutnya ditonjok Astaroth hingga tangan Astaroth tembus ke belakang dan menyipratkan darah segar. Nyawa Edward melayang hari itu juga. Semua orang langsung merasakan kengerian yang kuat dari pemandangan yang baru saja mereka saksikan.
"Mengecewakan," ucap Astaroth seraya menarik kembali tangannya yang membuat tubuh Edward jatuh ke lantai.
Setelah membayar denda di kantor polisi, One Hit akhirnya dilepaskan dan kembali ke kampus. Sesampainya di kampus, One Hit yang bernama asli 'Cantika' itu langsung pergi ke atap kampus dan nongkrong bersama teman-temannya yang sering bolos di jam pelajaran. Cantika dan teman-temannya adalah orang teratas di Vuturan University yang hampir menguasai Veteran. Jika tidak ada pria bernama 'Greatman', sudah pasti Cantika berhasil mengusai kampus tersebut. Karena Greatman belum dikalahkan, maka tak semua orang tunduk pada Cantika. Greatman adalah satu-satunya orang yang tidak tumbang terkena pukulan ataupun tendangan Cantika berkali-kali di saat semua orang-orang kuat yang ada di kampus dibuat masuk rumah sakit cuma dengan sekali pukulan atau tendangan. Karena hal itulah Sera akhirnya dijuluki One Hit. Cantika juga tidak dinilai dari keseksiannya, melainkan dari kekuatan. Saat pertama masuk kampus, tiga orang pria (yang saat ini sudah jadi anak buahnya) yang mencoba melecehkannya langsung dihantam oleh Cantika dan mereka langsung tumbang serta masuk rumah sakit karena pukulan Cantika. Sejak saat itu, tidak ada yang berani macam-macam pada Cantika, bahkan Cantika diangkat menjadi pemimpin 'Ironman' yang tadinya diketuai oleh Beno yang merupakan salah satu orang yang melecehkan Cantika di hari pertamanya. Beno adalah orang terkuat di Vuturan yang bahkan tidak ada satupun yang berani menyentuh kepalanya. Cuma Cantika yang berani menyentuh, tidak, memukulnya hingga masuk rumah sakit. Hanya Greatman yang mampu mengalahkan Sera. Sayangnya, Greatman adalah seorang 'lonewolf' yang tidak tertarik menguasai Vuturan dan juga tidak tertarik bergabung dengan geng atau fraksi manapun di Vuturan.
"Keparat mana yang berani mengganti namamu di tembok atas menjadi 'Rainer Dzulfiqar'?" tanya pria gemuk dengan bibir bawah agak tebal dan memakai kaos dan celana panjang hitam pada Cantika yang tengah duduk di sampingnya. Dialah Beno.
Cantika mengangkat bahunya.
"Jika ketemu, kita hajar saja!" timpal pria berambut tipis bagian samping.
"Rainer Dzulfiqar. Hmm ... Namanya seperti nama teman masa kecilku," sambung seorang gadis bermata monolid yang langsung mendapat tatapan tajam dari Cantika dan dua pria di dekatnya.
"Masa iya, Diva?" tanya Cantika.
"Mungkin saja." Diva menjawab dengan suara kecil.
"Siapapun dia, kita buat dia tahu siapa kita!" ujar Beno.