"Tau loe! Jadi orang yang sopan dikit napa!" protes si bapak-bapak pada Satria. Ia adalah ayah Satria yang biasa dipanggil 'Pak Dewa'.
Satria hanya menghela napas. Setelah sarapannya habis, ia beranjak ke arah motor sport putih yang terparkir tak jauh dari sana dan mengeluarkan motor itu dari dalam rumah. Kemudian, ia segera tancap gas.
Tiga puluh menit kemudian, Satria sampai di sebuah restoran besar bertuliskan 'Naga Restaurant'. Ia pun segera memarkirkan motornya di lahan parkir yang tersedia di sana, kemudian masuk ke dalam restoran tersebut. Restoran itu sangat ramai.Â
Para pelanggan nampak sangat menikmati makanan mereka sambil mengobrol dan ada pula yang menyuapi anak mereka. Beberapa pelayan yang berseragam putih berlambang 'garuda' dan tulisan 'Naga Restaurant' terlihat sedang mengantarkan makanan dan ada beberapa yang menawarkan menu 'andalan' di restoran tersebut.Â
Semua makanan yang ada di sana, diolah dengan cara dibakar dan rata-rata makanannya adalah makanan 'pedas'. Di tengah langkahnya, Satria berpapasan dengan seorang perempuan yang kemarin malam ia tolong. Ya, perempuan itu adalah 'Gadis'.
"Lho, kamu?" kata Gadis.
"Kerja disini rupanya," kata Satria.
Gadis tersenyum. "Baru masuk ya?" Kemudian ia mengulurkan tangannya. "Gadis Fahira... Kamu?"
Satria menjabat tangan Gadis. "Satria. Satria Al Fatih," katanya setelah itu.
"Makasih ya, waktu itu udah nolongin." Gadis tersenyum.
"Emangnya orang yang nyerang loe itu siapa?" tanya Satria setelah berhenti berjabat tangan.