Mohon tunggu...
The Storm
The Storm Mohon Tunggu... Freelancer - Guru

Iseng aja

Selanjutnya

Tutup

Horor

Guardian ~ Pembasmi Iblis (Novel Superhero Indonesia) Chapter 3: Cahaya dan Kegelapan

27 November 2024   23:32 Diperbarui: 28 November 2024   11:50 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guardian Emas Dragon (Sumber: karya pribadi)

"Gadis...." ucap Cakil dengan nada lembut dan tiba-tiba datang serta masuk ke kamar Gadis.

"Iya, bang, ada apa?" sahut Gadis. Ia tersenyum karena nada bicara Cakil yang mendadak lembut.

Cakil langsung menghampiri Gadis dan duduk di kasurnya. Gadis pun yang tadi rebahan langsung duduk.

"Hari ini ... Nggak ada perempuan yang nemenin abang," ucap Cakil.

"Terus?" tanya Gadis.

"Malem ini ..." Tangan Cakil merayap ke paha Gadis. "Tolong temenin abang," lanjutnya begitu ia mengelus paha adiknya itu.

Gadis terkejut dan segera menyingkirkan tangan Cakil dari pahanya. "Abang, abang mau ngapain? Jangan, bang!"

Ekspresi Cakil langsung berubah kesal. Ia pun segera memegang pundak Gadis dan menjatuhkannya ke kasur. "Temenin abang hari ini! Pokoknya harus mau!" Ia kemudian memegang kedua tangan Gadis dengan keras.

"Bang, tolong jangan, bang!" Gadis berusaha memberontak.

"DIEM!" Cakil lalu mencium bibir Gadis dengan paksa.

Namun, aksi Cakil cukup sampai di situ, karena Gadis menendang kemaluannya hingga Cakil tersimpuh di lantai. Memanfaatkan kesempatan yang ada, Gadis pun segera lari dari sana.

"Gadis! Jangan lari loe!!!" teriak Cakil sambil memegangi kemaluannya yang sakit.

Gadis berlari tak tentu arah di sebuah jalanan sepi sambil menangis. Ia tak menyangka kakaknya tega melakukan perbuatan senista itu terhadapnya. Di saat seperti itu, tiba-tiba Cakil muncul menghadang Gadis.

"A-abang?!" kata Gadis terbata. "Abang kemasukan setan apa sih, bang?"

"Ayo, temenin gw malem ini atau loe gw bunuh!" ancam Cakil sambil berjalan mendekati Gadis yang terus mundur.

Gadis menggeleng-gelengkan kepalanya sambil terus mundur, sebelum tiba-tiba kakinya tersandung dan jatuh. Cakil pun segera menerkam adiknya itu.

Namun...

Duak!!

Seseorang menendang Cakil hingga terpental ke samping dan terguling-guling.

Gadis terkejut sekaligus merasa lega karena aksi bejat kakaknya berhasil digagalkan oleh seseorang yang ternyata adalah Satria.

"Lari!" perintah Satria yang langsung diangguki dan dilaksanakan oleh Gadis.

"Siape loe?" tanya Cakil yang sudah kembali berdiri.

"Pembasmimu, Shadow," jawab Satria.

"Hoo... Loe Guardian kah? Mau gw bikinin kuburan?" kata Cakil.

Satria tak menjawab dan langsung berlari ke arah Cakil. Begitu Satria mencapai jarak yang dapat dijangkaunya, dengan cepat ia memukul wajah Cakil hingga Cakil mundur beberapa tindak.

"Cih! Guardian brengsek!" Cakil meludahkan darah.

Saat itu, Satria kembali merangsek, melayangkan tendangan ke arah dada Cakil. Namun Cakil berkelit ke samping dan langsung memutar tubuhnya lalu menendang ke arah samping kepala Satria. Melihat hal itu, Satria pun merunduk sambil kemudian menyelengkat kaki kiri Cakil dengan kaki kanannya. Namun Cakil segera menjaga keseimbangan tubuhnya dan bersalto beberapa kali ke belakang.

Begitu kembali memijaki tanah, Cakil berlari menghampiri Satria dan menyerang Satria dengan tinjunya.

Satria pun mengelak dengan memutar bahu kanannya ke belakang dan langsung menghantam wajah Cakil dengan tinju kanannya yang disusul dengan tendangan ke perutnya hingga Cakil terpental beberapa meter ke belakang.

Satria kemudian berjalan menghampiri Cakil dengan tenang.

Cakil berusaha berdiri. Ia lalu melompat ke belakang Satria dan berputar seperti gangsing.

Begitu tubuhnya berhenti berputar, wujud Cakil langsung berubah menjadi sesosok 'monster' babi hutan 'kekar' berwarna putih dengan taring sebelah kanan panjang dan sebelah kiri patah.

Satria yang sudah berbalik ke belakang langsung menekuk tangan kanannya lalu mengepalkan tangan kanan tersebut hingga Skylar Biru di tangan kirinya menyala terang. Setelah itu ia mengucapkan sepatah kata...

"Berubah."

Seketika, pakaian Satria berubah menjadi berwarna dominan hitam dan jubah putihnya menghilang. Di samping kanan serta kiri Satria muncul pelat baja berbentuk pelindung bahu berwarna emas. Di hadapannya muncul armor emas berpermata merah di bagian dada. Di atas kepalanya muncul helm emas dengan bagian visor mata berwarna biru langit. Semua itu langsung memasangkan dirinya ke tubuh Satria.

Cakil yang telah berubah menjadi monster atau lebih tepatnya 'Shadow Babi' terkejut. "A-armor itu ... Dia Guardian Emas Dragon! Hohohohoho... Menarik banget bisa ketemu Guardian Emas di tempat kayak gini!"

"Itu akan jadi keterkejutan terakhirmu," ucap Satria yang kini telah berubah menjadi Guardian Emas Dragon.

"Kalau begitu, ayo maju, Dragon!"

Dragon langsung meluncur terbang ke arah Shadow Babi dan melakukan tendangan berputar dengan cepat ke arah makhluk itu. Akibatnya, Shadow Babi terlempar sejauh beberapa meter ke belakang.

Sementara itu, Gadis yang tengah menyaksikan hal tersebut dari balik pohon dibuat sangat terkejut dengan apa yang terjadi. Ia tak menyangka kalau kakaknya bisa berubah menjadi monster dan orang yang menolongnya bisa berubah juga.

"Apa aku harus nolong abang ya?" monolog Gadis. "Tapi ... Abang udah bukan manusia lagi. Dia monster. Pasti dia belajar ilmu sesat. Lagian juga kalau tinggal sama abang yang ada cuma makan hati."

Kembali ke Dragon dan Shadow Babi. Kini mereka tengah bertarung sengit. Mereka beradu pukulan serta tendangan yang dipadukan dengan elakan dan tangkisan. Dari gerakan mereka, terlihat tidak ada yang mau mengalah. Jurus-jurus yang mereka keluarkan seolah tidak mengizinkan lawan untuk bernapas. Sampai pada akhirnya, Shadow Babi yang melihat kesempatan langsung melompat jauh ke belakang Dragon. Ia kemudian mengangkat kedua telapak tangannya hingga pohon-pohon di sekitarnya tercabut dari tanah. Lalu, ia menghempaskan tangan ke depan, membuat pohon-pohon yang tercabut itu meluncur ke arah Dragon.

Dragon yang melihat hal tersebut segera menendang dan memukul setiap pohon yang meluncur ke arahnya dengan kuat, dan pohon-pohon terpental ke berbagai arah. Kemudian, Dragon naik di atas pohon yang tersisa satu dan berlari di sana, lalu melompat dan meluncur ke arah Shadow Babi kemudian melancarkan tendangan keras di dadanya yang membuat Shadow Babi langsung terlempar ke belakang.

Begitu kakinya kembali menyentuh tanah, Dragon menekuk tangan kirinya di samping pinggang dengan posisi telapak tangan menghadap ke atas serta menekuk tangan kanannya yang mengepal ke samping kiri badannya secara horizontal. Tiba-tiba, di telapak tangan kiri Dragon muncul cahaya terang yang terus menempel seperti terserap oleh tinju kanannya. Di waktu yang hampir bersamaan, Shadow Babi sudah kembali berdiri.

"Tinju Naga Sakti!" seru Dragon seraya tangan kanannya melakukan gerakan memukul ke depan yang membuat cahaya di tinju kanannya berubah menjadi seperti 'Naga' dan meluncur cepat ke arah Shadow Babi.

Shadow Babi yang tak sempat mengelak pun langsung terbakar oleh cahaya yang meluncur ke arahnya tersebut.

"Aaarrgghh!!!" Shadow Babi berteriak keras. Tubuhnya berkedap-kedip hingga akhirnya hancur berkeping-keping.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun