Ribuan tahun yang lalu, sesosok Iblis bernama 'Belial' mempelajari sebuah 'ilmu' yang membuat jiwanya menjadi abadi. Ironisnya, efek dari ilmu ini menciptakan sebuah gerbang bernama 'Zahlun' yang dapat menarik kegelapan di hati musuh bebuyutan Iblis yakni 'manusia' hingga menciptakan sekumpulan makhluk bernama 'Shadow' yang ironisnya lagi lapar akan daging manusia.
Tapi, agar bisa memakan daging manusia, Shadow harus membuat kontrak dengan manusia. Manusia yang setuju dengan kontrak Shadow, akan bisa dirasuki oleh Shadow untuk kemudian dimakan jiwanya dari dalam dan mengambil alih tubuhnya untuk memakan daging manusia yang lain. Shadow yang sudah merasuki tubuh manusia memiliki kemampuan berubah menjadi wujud baru yang lebih kuat untuk menghancurkan siapa saja yang menghalangi mereka. Shadow juga bisa merasuki manusia yang sudah mati bahkan benda. Mereka bisa merasuki keduanya tanpa harus membuat 'kontrak', tapi dengan catatan, keduanya memiliki aura negatif yang sangat kuat, terutama manusia yang mati dengan cara yang 'buruk'. Setelah merasuki semua itu, mereka juga bisa berubah ke wujud baru.
Belial yang mengetahui hal itu merasa sangat puas, karena dendam dari zaman nenek moyangnya terhadap manusia bisa tersalurkan dengan baik. Setelah itu, Belial tertidur pulas dan tak tahu kapan akan bangun.
Salah satu 'Malaikat' penjaga cahaya bernama 'Xybril' yang mengetahui tindakan Belial merasa simpati terhadap manusia. Ia turun ke dunia untuk mengajari manusia yang diteror oleh Shadow kekuatan melawan para Shadow. Xybril mau manusia berguna untuk bangsa mereka sendiri. Xybril pun memilih beberapa orang untuk kemudian ia latih khusus menjadi Pembasmi Shadow dengan kekuatan 'Naga Cahaya' yang merupakan penghuni Langit Ketujuh dan diberi nama 'Guardian' yang masing-masing memiliki 'gelar' sesuai dengan Naga yang sudah diubah menjadi sumber kekuatan mereka. Pertarungan dengan Shadow pun akhirnya dimulai...
Di sebuah jalan setapak yang sepi serta berpenerangan minim, seorang pria dengan seragam kantoran serba hitam berjalan selangkah demi selangkah sambil menjinjing sebuah koper. Dari penampilannya terlihat kalau dia hanyalah pria biasa bahkan bisa dibilang 'culun' dengan kacamata kuda menghiasi wajahnya yang bulat.
Tiba-tiba, langkah pria itu dihentikan oleh tiga orang berbadan kekar dengan jaket hitam berlogo tengkorak di dada sebelah kiri dan punggungnya serta masing-masing memegang 'golok'. Pria yang pertama berambut gondrong, pria kedua berambut 'punk', dan pria ketiga berkepala 'plontos'. Mereka bertiga langsung mengerubungi si pria kacamata.
"Woy, serahin semua duit loe atau loe bakal mati disini!" ancam si pria berambut gondrong sambil mengancamkan goloknya pada si pria kacamata.
"Maaf mas, duit saya sekarang cuma cukup buat makan aja," kata si pria kacamata. "Mas, mintanya bulan depan aja ya."
"Pejajaran!" Si gondrong langsung naik pitam. "Gw loe suruh minta bulan depan? Emangnya gw tukang kridit!? Cepet, serahin semua duit loe, atau kepala loe gw jadiin makanan kucing!"
"Nggak!" si pria kacamata langsung memelintir tangan si gondrong yang tengah memegang golok sampai goloknya terjatuh.
Melihat hal itu, dua pria teman si gondrong segera mengayunkan golok mereka pada kepala si kacamata. Namun, si kacamata berkelit gesit lalu menendang pergelangan tangan kedua pria tersebut bergiliran yang membuat golok mereka terlempar dari tangannya. Hal itu ternyata membuat pelintiran si kacamata terlepas dari tangan si gondrong. Si gondrong yang bebas langsung mengunci pergerakan si kacamata dari belakang.