Satu persatu makanan dimakan Chiaki dengan lahap, lalu ia berkata sambil mengacungkan jempolnya, "Makanan hari ini betul-betul nice!"
Sekali lagi, Tsujiro tersenyum tipis.
Setelah menghabiskan makanan di meja, Chiaki pun turun dari tempat makannya. "Aku berangkat ya, kak!" ucapnya yang kemudian keluar ruangan.
"Semoga harimu menyenangkan!" balas Tsujiro sembari tersenyum simpul.
Setelah itu, Tsujiro duduk-duduk di kursi depan rumah. Tak lama, sebuah dinding seperti kaca tipis muncul. Dari dalamnya, keluarlah seorang pria berambut kecoklatan dan mengenakan kemeja merah yang ditiban jaket hitam. Tsujiro yang melihatnya sedikit terkejut.
"Ayah??" kata Tsujiro.
"Bukan itu. Tapi Kadoya Tsukasa," ucap Tsukasa sembari tertawa kecil. "Aku sudah mendengar tentangmu di televisi dan berbagai media. Kau sudah menjadi semakin kuat, sesuai harapanku."
"Lalu, selama tiga tahun ini kau menghilang kemana??" tanya Tsujiro.
"Kau tidak perlu tahu. Aku kesini ingin memberikanmu ini." Tsukasa lantas merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan sebuah benda mirip smartphone bercasing magenta kemudian memberikannya pada Tsujiro.
Tsujiro menerimanya dan mengamati benda itu. "Smartphone?"
"Bukan, tapi World Phone. Disana ada banyak sekali informasi yang berguna untukmu sebagai penerusku. Fungsinya juga banyak." ujar Tsukasa. "Benda itu diberikan oleh orang misterius yang mengaku dulu memberikanku surat misterius. Dia memakai jubah tudung dan topeng, jadi aku tidak bisa mengetahui siapa dia sebenarnya."